Mohon tunggu...
Rasinah Abdul Igit
Rasinah Abdul Igit Mohon Tunggu... Lainnya - Mengalir...

Tinggal di Lombok NTB, pulau paling indah di dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berharap Bobby-Kahiyang Kalahkan Pangeran William-Kate

4 November 2017   23:34 Diperbarui: 4 November 2017   23:49 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
F : Kemesraan Bobby Nasution dengan Kahiyang Ayu. (Sumber : www.google.com)

Kahiyang Ayu, putri Presiden Joko Widodo, akan melepas masa lajangnya pada tanggal 8 November 2017. Ia menikah dengan lelaki pujaan hatinya, Bobby Nasution. Sekitar sebulan sebelum hari pernikahan tiba, ulasan tentang persiapan pernikahan Kahiyang- Bobby ramai di media massa. Yah, namanya juga yang menikah adalah anak orang nomor satu di negeri ini.  Yang diulas mulai dari prosesi adat yang akan dijalani kedua mempelai, sampai model penyambutan tamu yang akan datang. Karena yang bergembira adalah pemimpin nasional, maka yang bergembira tentu masyarakat juga.

Ada yang sedikit nyinyir, kenapa pernikahan anak Jokowi harus di-blow up sedemikian rupa? Apakah ini bagian dari pengalihan isu atau apa? Salah satu teman saya adalah orang yang bertanya seperti itu. Saya tahu dia adalah penikmat tayangan infotainment. Karena seorang penikmat infotainment, tentu dia hafal penayangan super panjang prosesi pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina dulu. Atau dia juga tentu menyimak jika ada tayangan panjang pernikahan pangeran dan putri Kerajaan Inggris dan lain-lain.

Menurut saya, pernikahan di keluarga istana tidak hanya soal urusan keluarga. Ini urusan yang lebih besar, misalnya soal geliat ekonomi.

Mari kita ambil contoh pernikahan di Kerajaan Inggris yang selalu menghebohkan dunia. Mulai dari pernikahan Pangeran Charles dengan Putri Diana hingga pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton. Semuanya bikin heboh. Semua orang membicarakannya, termasuk di Indonesia. Bayangkan kedahsyatan acara pernikahan kerajaan ini, orang-orang di kampung saya menjadi tahu adat-istiadat keluarga kerajaan Inggris, tahu kuliner-kuliner khas Inggris dan lain-lain.

Dampak ekonominya besar. Dampak pariwisatanya besar. Saya mengutip pemberitaan www.kompas.com tanggal 29 April 2011, pernikahan Pangeran William bisa mengerek pendapatan sektor pariwisata Inggris yang waktu itu sedang pelik. Semua orang di Inggris ambil bagian dalam perhelatan besar ini. Hotel menawarkan paket pernikahan kerajaan, pembuat bir memproduksi bir "Kiss Me Kate", dan produsen perhiasan membuat replika cincin pertunangan Putri Diana yang diberikan Pangeran William kepada calon istrinya. Banyak perusahaan menjual kenang-kenangan mulai handuk, gelas, hingga benda-benda lainnya. Kementerian Pariwisata Inggris menegaskan bahwa pernikahan anggota kerajaan ini merupakan salah satu dari rangkaian peristiwa utama dalam rangka promosi (Visit Britain). Lebih dari 1 miliar orang yang menonton pernikahan ini. Di Inggris hotel-hotel penuh, produksi bir meningkat, jadwal penerbangan melonjak.  Benar-benar menjadi berkah.

Saya membayangkan prosesi pernikahan keluarga istana di Indonesia akan mengalahkan pamor pernikahan anggota keluarga kerajaan Inggris. Kali ini kebetulan yang menjadi presiden adalah Joko Widodo, maka pesta pernikahan anak dan kerabatnya bisa menjadi nilai tambah bagi sektor ekonomo, terutama pariwisata nasional. 

Sebelumnya ada pernikahan anak Presiden SBY yang juga punya "kehebohan" sendiri. Masing-masing menawarkan keunikan tradisi yang berbeda-beda yang menggambarkan kekayaan kebudayaan Indonesia. Karena Indonesia adalah negara republik dan bukan kerajaan yang kepemimpinannya diwariskan secara turun-temurun, maka ini bagus bagi "jualan" pariwisata di sekitar pernikahan keluarga istana.

 Misalnya, jika tahun ini pemirsa televisi di seluruh dunia menyaksikan kentalnya adat Jawa dalam prosesi pernikahan putri Presiden Jokowi, maka lain kali mereka akan menyaksikan kemegahan dan keunikan pernikahan adat keluarga istana yang punya latar belakang daerah lain. Bisa saja dari Batak, Lombok, Sunda, dan lain-lain. Lewat pernikahan-pernikahan ini lalu orang-orang luar negeri semakin mengetahui kekayaan alam dan budaya Indonesia dan akhirnya mengerek angka kunjungan pariwisata kita.

Di tengah persaingan pariwisata dunia yang kian sengit, semua negara berlomba menjajakan potensi masing-masing untuk menggaet wisatawan. Jangankan pernikahan, prosesi pemakaman saja dikemas dengan baik sehingga memberi dampak bagi pariwisata sebuah negara. Jangan jauh-jauh, simaklah prosesi pemakaman Raja Thailand, negara tetangga Indonesia. Pemakaman Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej berlangsung mewah dengan biaya sekitar 3 miliar baht atau sekitar Rp 1,2 triliun. Persiapannya lebih dari setahun. 

Selama itu pula televisi mengulas berbagai sudut berkaitan dengan prosesi ini.  Angka sebesar itu tidak besar bagi Thailand yang menjadi negara dengan angka kunjungan wisatawan mancanegara terbesar di Asia Tenggara. Tahun lalu saja berdasarkan keterangan resmi Kementerian Pariwisata Thailand yang diberitakan www.kompas.com (22/01/2017), Thailand dikunjungi 32,58 juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan pendapatan dari sektor pariwisata yang tumbuh 20,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata masa tinggal Wisman selama berlibur di Thailand antara 8-9 hari.

 Adapun Wisman asal China menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisatawan di Negeri Gajah ini. Tentu saja yang banyak dikunjungi adalah Bangkok. Dan tentu saja yang banyak membuat orang penasaran dengan Thailand adalah seputar kerajaan dan istananya. Baru setelah itu wisatawan memburu keindahan alam seperti Phuket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun