Melihat berita tentang pelatihan timnas U-23 sepakbola sea games, benak dan hati saya langsung memberikan penilaian positif terhadap pola pelatihan yang benar-benar baru tersebut. Sebuah ide brilian dari seorang anak terbaik bangsa dalam pelatihan persepakbolaan kita. Sebuah terobosan yang benar-benar mengagetkan dilakukan di negara kita dan insya Allah akan menunjukkan hasil yang positif. Bagaimana tidak, pemain seleksi timnas kita diwajibkan mengikuti pelatihan ala militer yang langsung ditempa oleh komando pasukan khusus TNI, yang tentunya lebih dari sekedar latihan olahraga
Sepakbola bukan hanya sebagai olah raga semata, namun sepakbola juga merupakan hiburan jutaan rakyat Indonesia dan bahkan merupakan alat pemersatu yang paling mujarab jika pemerintah mau melihatnya secara komprehensif. Sebagai olahraga paling memasyarakat sudah barang tentu ekspektasi masyarakat terhadap prestasi timnas kita jauh lebih besar daripada cabang olahraga lain.
Menjawab ekspektasi tersebut coach RD menerapkan sistem pelatihan yang benar-benar memadukan latihan fisik dan mental. Sudah menjadi rahasia umum, secara teknik timnas kita tidaklah kalah dibandingkan dengan timnas-timnas negara lain di Asia ini namun fisik dan mental pemain kita harus diakui masih kalah dibandingkan negara kuat sepakbola Asia (bahkan Asia Tenggara).
Fisik bisa dibenahi dengan latihan rutin di klub dengan kompetisi yang baik. Sudah baikkah sistem kompetisi kita? Anda tahu sendiri jawabannya...hehehehe. Nah bagaimana dengan membenahi mental pemain kita? Sebagian besar pemain bola kita mengaku sebagai pemain profesional namun tidak menunjukkan perilaku sebagai pemain profesional (not behave like pro player) contoh paling kongkrit adalah keluhan hampir semua pelatih timnas sebelumnya yaitu TIDAK DISIPLIN. Hal ini kembali karena sistem kompetisi kita tidak mengajarkan pemain menjadi profesional, banyaknya aturan yang berstandar ganda menjadikan pemain susah menjadi dewasa dalam hal profesionalisme.
Untuk menjadi pemain timnas selain tiga hal diatas (teknik, fisik dan mental), yang paling penting juga adalah rasa nasionalisme. Ingat, sebagian pemain seleksi yang dipanggil adalah hasil naturalisasi yang kita belum tahu nasionasiolismenya. RD menjawabnya dengan sebuah sistem pelatihan yang brilian. Latihan Militer.
Sebagai pecinta bola, dan timnas kita, saya ikut berdoa semoga timnas kita menjadi timnas yang berjuang di lapangan dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Good Job, Coach RD and Good Luck..............Amin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI