Mengunjungi Sahabat Lama, Jahja Paputungan
Satu tahun lalu, pada 2019, sebelum munculnya pandemi Covid-19, saya seorang diri pernah mengunjungi sahabat lama, Jahja Paputungan yang tinggal di Kampung Ambong, Likupang, Minahasa Utara.Â
Untuk itu, dari tempat tinggal saya di Mapanget, saya harus pergi ke terminal Paal 2. Di situ saya harus naik bus yang bertrayek Manado-Likupang. Setelah semua tempat duduk terisi penuh, bus pun berangkat. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam.Â
Tarif yang ditagih saat itu adalah Rp12.000,00 (dua belas ribu rupiah). Keesokan harinya saya pulang. Maka saya pun naik bus DAMRI. Sangat kebetulan. Â saat keluar dari kampung Ambong, Bus DAMRI lagi ngetem, dan menunggu penumpang di depan Alfa Mart.
Beberapa menit kemudian, bus pun berangkat menuju Manado melewati desa-desa yang ada di kecamatan Likupang seperti Serei, Tarabitan,Â
Sonsilo, Darunu, Budo, lalu memasuki desa Pandu yang termasuk dalam lingkup kota Manado, dan akhirnya bus pun berhenti di terminal Paal 2. Lamanya perjalanan adalah 2 jam.Â
Saat itu penumpang dari Likupang yang hendak turun di Manado harus membayar Rp14.000,00 (empat belas ribu rupiah). Â Saat pergi ke Likupang dan sebaliknya, dari Likupang kembali ke Manado, semua tempat duduk terisi penuh. Â Pada masa sebelum pandemi Covid-19, itu adalah hal yang wajar. Â
Saya Pergi Lagi ke Kampung Ambong di Likupang Â