Pilkada serentak 2020 yang semula dijadwalkan pada September ditunda pada Desember 2020. Pada saat itu kita akan memilih pemimpin (Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wkil Walikota) yang akan menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing. Apa yang paling diutamakan dalam memilih pemimpin? Ada yang menyebut mentalitas, ada juga yang menyebut moralitas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mentalitas berarti keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan berperasaan. Sementara itu, moralitas menurut KBBI berarti sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.Â
Bila kita memahami dengan baik istilah mentalitas dan moralitas berdasarkan KBBI, tidaklah  pas bila hal yang paling diutamakan dari para pemimpin yang akan bertarung pada Desember 2020 nanti adalah mentalitas dan moralitas.
Jika demikian, adakah kata atau istilah yang pas yang dapat disebut harus dimiliki para pemimpin yang akan bertarung dalam Pilkada serentak 2020 itu? Menurut saya, hal yang paling diutamakan dari seorang pemimpin adalah satunya kata dengan perbuatan. Artinya, seorang pemimpin itu jangan cuma asal ngomong saja. Jangan cuma ngomong A tetapi perbuatannya B. Jadinya, tidak klop.Â
Berarti apa yang diucapkan seseorang, harus dia lakukan. Jadi, jangan hanya manis di (dalam) ucapan saja tetapi juga harus manis di (dalam) tindakan. Bukan hanya berwacana tetapi praktiknya nol besar, melainkan berwacana dan berbuat.
Menurut saya, kata yang paling pas untuk seorang pemimpin adalah integritas. Bila seorang wasit bersikap tidak netral lagi, berarti sang wasit dapat disebut tidak memiliki integritas.
Integrias dalam KBBI disamakan dengan kejujuran. Namun, dalam laman yourdictionary, integritas berarti mengikuti prinsip-prinsip moral atau etik dan melakukan hal yang sama dengan yang diucapkan.
Dee Hock pernah berkata, "Untuk melihat urutan karakteristik  tentang bagaimana membangun kehidupan pribadi kita adalah pertama, integritas, kedua, motivasi, ketiga, kapasitas, keempat, pemahaman, kelima, pengetahuan, dan keenam, pengalaman."
Jadi, dalam mencari dan memilih pemimpin dalam Pilkada serentak 2020, yang harus dinomorsatukan adalah integritas, bukan pengetahuan dan pengalaman, apalagi gelar kesarjanaan yang sering diutamakan. Buat apa memilih seorang pemimpin yang bergelar doktor atau profesor tetapi tidak memiliki integritas.
Dalam laman Forbes tertulis kalimat yang berbunyi demikian, "Bila hanya diberi kesempatan mengajar sebuah nilai saja, saya akan berkata, kesuksesan dapat datang dan pergi tetapi integritas itu abadi. Integritas berarti melakukan hal yang benar sepanjang waktu dan dalam segala peristiwa, baik dilihat orang maupun tidak."
Diperlukan keberanian untuk melakukan hal yang benar, tanpa memikirkan konsekuensinya. Untuk membangun reputasi integritas diperlukan waktu selama bertahun-tahun, tetapi untuk merusaknya hanya diperlukan waktu sekejap saja. Oleh karena itu, jangan pernah memberi kesempatan untuk melakukan hal-hal yang akan merusak integritas kita. Kiranya, para pemimpin yang akan terpilih nanti adalah mereka yang benar-benar memiliki integritas . Â Â