Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan susunan kabinetnya. Salah satu yang ditunggu-tunggu adalah jabatan Jaksa Agung. Mengapa jabatan ini ditunggu-tunggu?Â
Karena seperti kita ketahui bersama pada masa M. Prasetyo menjabat sebagai Jaksa Agung, banyak kader partai bahkan pimpinan partai di daerah dengan jabatan kepala daerah (Bupati/Walikota/Gubernur) yang  melakukan "lompat pagar".
Ya, sebagai pimpinan partai sebelumnya, Â mereka pindah ke partai Nasdem yang memiliki kedekatan dengan M. Prasetyo. Bukan cuma satu atau dua pimpinan partai di daerah yang melakukan lompat pagar rerapi cukup banyak.Â
Partai Nasdem menerima pimpinan dari parpol lain yang punya banyak pendukung itu. Menariknya, pimpinan partai yang melakukan lompat pagar itu diduga kuat memiliki masalah hukum sehingga muncul dugaan bahwa masuknya mereka ke Nasdem dalam upaya untuk melindungi diri dari jeratan hukum karena Jaksa Agung merupakan kader Nasdem.Â
Di kabinet baru sekarang ini, korps baju coklat dipimpin oleh Sanitiar (ST) Burhanuddin menggantikan M. Prasetyo. Ia berjanji, sebagai Jaksa Agung ia akan bekerja secara professional.
Sudah pasti merapatnya sejumlah pimpinan partai di daerah yang bergabung ke Nasdem dengan agenda terselubung masalah hukum, akan berpotensi merugikan Nasdem yang dikenal dengan jargon politiknya sebagai partai perubahan.Â
Jadi, mereka yang telah melakukan lompat pagar itu pasti akan ketar-ketir menunggu apa yang akan dilakukan oleh Jaksa Agung yang baru. Apalagi Burhanuddin juga menegaskan bahwa ia bukan orang partai mana pun. Â Meskipun punya saudara politikus, ia mengatakan bahwa profesionalismenya tidak akan terganggu.
Kita tunggu realisasi  janji Jaksa Agung baru. Janjinya pasti akan membuat dag-dig-dug, berketar-ketar, dan sejenisnya para pimpinan daerah yang telah melakukan lompat pagar.