Oleh: Richard Tuwoliu Mangangue
Dengan seringnya hadir di acara-acara duka, banyak krans yang turut menghiasi acara-acara duka itu. Sayangnya, ada tulisan di krans yang berisi ucapan belasungkawa yang menurut saya keliru. Tulisan itu berbunyi demikian, "Turut berduka cita atas meninggalnya almarhum Bapak/almarhumah Ibu Anu" atau kalau menurut istilah di kalangan Kristiani "Turut berduka cita atas berpulangnya ke rumah Bapa di surga almarhum Bapak/almarhumah Ibu Anu."
Ternyata kekeliruan dalam bahasa tulis itu dilakukan juga dalam bahasa lisan oleh pembawa acara atau mereka yang menyampaikan kata-kata sambutan atau penghiburan.
Di mana letak kekeliruannya?
Kita tahu bersama bahwa almarhum atau almarhumah adalah mendiang atau orang yang telah meninggal. Jadi, kata-kata "turut berduka cita atas meninggalnya orang yang meninggal/berpulangnya ke rumah Bapa di surga orang yang meninggal, justru terasa aneh. Iya toh? Masak yang meninggal orang yang meninggal? Pasti yang meninggal orang yang hidup.
Oleh karena itu, menurut saya, tulisan itu seharusnya berbunyi, "Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak/Ibu Anu" atau "Turut berduka cita atas berpulangnya ke rumah Bapa di surga Bapak/Ibu Anu.
Di atas itu pendapat saya. Bagaimana tanggapan Anda?