Pengaruh Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru Menghasilkan Sekolah Yang Sukses
Oleh R.Junaesih 1 & Basrowi 2
Mahasiswa MM UNIBA 1 & Dosen MM UNIBA Serang 2
Pada umumnya setiap sekolah sudah pasti memiliki ciri khasnya  tersendiri dalam peranannya bagi  warga sekolah tersebut. Nilai-nilai yang dikembangkan di sebuah sekolah tentunya tidak dapat dipisahkan dari eksistensi sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi dalam upayanya mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para pesertadidiknya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi budaya organisasi  , antara lain adalah nilai dan aturan yang dianut anggotanya, kepercayaan, kebiasaan yang berlaku di dalam organisasi.
Menanamkan budaya sekolah dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan akan  terlihat melalui perbuatan-perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan  oleh warga sekolah . Setiap sekolah memiliki ragam budaya dengan satu budaya khas sebagai cirinya sedangkan  budaya lain sebagai pendukungnya. Budaya sekolah terlaksana karena adanya komunikasi setiap individu yang menjadi bagian dari organisasi sekolah tersebut. Budaya sekolah hadir karena adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi di lingkungan sekolah.. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya sebuah sekolah dalam usahanya menciptakan kualitas dan kuantitas output sangat bergantung pada kinerja guru
Dalam hal ini kinerja guru  di tuntut untuk lebih berkualitas karena guru di anggap sebagai  agen sosialisasi , guru sebagai ujung tombak dalam  proses pendidikan dalam lembaga pendidikan yang diharapkan dapat melakukan perubahan nilai-nilai budaya . Pada masa di mana perubahan tata nilai dalam masyarakat yang begitu cepat, kinerja guru dituntut untuk tetap dapat menjaga fungsi dasarnya sebagai pendidik . Akan tetapi dengan banyaknya perubahan dan pergeseran nilai yang ada dalam masyarakat menjadikan dilema bagi guru sehingga kehilangan  pedoman dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan kinerja guru menjadi lemah.
Kepala sekolah adalah satu komponen pendidik yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan .Manajemen pendidkan adalah salah satu tangung jawab kepala sekolah , yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Tetapi sebagus apapun manajemen kepemimpinan kepala sekolah tidak akan berhasil apabila tidak didukung dengan kinerja guru dan partisipasi warga sekolah serta masyarakat, keterbukaan  manajemen, kemauan untuk berubah baik fisik ataupun psikologis.
Salah satu faktor  yang dihadapi oleh kepala sekolah adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan sebagai kepala sekolah. Kurangnya pengetahuan khusus tentang keterampilan kepala sekolah yang dibutuhkan menjadi kendala untuk mewujudkan sekolah yang sukses Terlebih lagi dalam kondisi banyaknya perubahan , seperti halnya yang dihadapi saat ini, yakni pelimpahan wewenang pendidikan dan otonomi sekolah.
Dalam  hal ini  kepala sekolah dituntut untuk mampu memiliki kesiapan dalam mengelola sekolah dengan memiliki kemampuan manajerial sebagai seorang kepala sekolah. Kemampuan manajerial tersebut diantaranya adalah  kemampuannya dalam membuat perencanaan , mengorganisasikan, pelaksanaan, dan pengawasan .Jika kepala sekolah memiliki seluruh kemampuan tersebut, tentunya diharapkan mampu menjadi motivator dan penegak disiplin bagi para gurunya agar mereka mampu menunjukkan  keinerjanya dengan baik.
Maka jika kolaborasi antara penerapan kemampuan manajerial kepala sekolah,budaya sekolah,dan kinerja guru dapat bersinergi,yang pada akhirnya akan tertuju pada penyelenggaraan dan pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan sehingga menghasilkan sekolah yang sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H