Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat untuk Pak Bowo

14 Juli 2014   04:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:24 3018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Being rich doesn't change your experience in the way you think. The only difference, basically, is that you don't have to worry about money -- food -- roof etc"

Saya masih ingat benar sebuah kalimat yang secara tendensius dituliskan oleh John Lennon, kalimat tersebut sangatlah indah jika dimaknai secara besar pula. Kita tahu untuk menjadi sesuatu yang diinginkan sangatlah mungkin, apapun dapat kita impikan terlebih jika kita mempunyai dukungan dan dorongan untuk itu.

Namun, ijinkanlah wahai bapak Prabowo Subianto saya untuk mengungkapkan apa yang dapat kita ceritakan untuk anak cucu kita kelak, bercerita tentang indahnya tanggal 9 Juli kemarin, saat hampir seluruh warga negara Indonesia menikmati yang namanya demokrasi untuk mencari seorang figur pemimpin, figur yang dapat dijadikan panutan untuk seluruh negara di bumi ini, tidak melihat latar belakangnya, tidak membandingkan berapa pendapatannya dan tidak peduli dengan sebuah tagline nama yaitu Presiden.

Tanggal 9 Juli kemarin memang saya tidak memilih bapak, maaf sekali lagi bukan karena saya membenci atau tidak mengetahui kapabilitas dari seorang Prabowo, bukan itu pak. Saya memilih Jokowi karena saya digerakkan oleh sebuah kalimatnya "saya tidak punya beban", kenapa saya tidak memilih bapak, karena bapak terlihat memiliki beban balas budi kepada partai-partai yang membela bapak. Saya mengagumi bapak dengan kedisiplinan dan ketangguhan bapak di "medan perang" siapa yang tidak mengenal operasi yang bapak pimpin ketika OPM menyandera para peneliti dari Indonesia dan juga Inggris, Belanda dan Jerman. Bapaklah yang mengkomandai dan memberikan strategi untuk menggunakan lambang Palang Merah sebagai kamuflasenya. Dan bapak adalah orang yang pertama kali mendapatkan pelatihan Special Forces Officer Course dari Amerika Serikat, kami merasa bangga bapak adalah orang yang dipercaya untuk melakukan hal tersebut.

Saya melihat bapak bukan dari masa lalu bapak yang kelam, apapun hal yang dituduhkan kepada bapak saya hanya mengetahui satu filosofi didalam dunia militer "bahwa komando atasan masih menjadi juknis dan juklak dilapangan" kadang tidak melihat realita yang ada, seorang perwira harus tetap melaksanakan komando dari atasannya. Dan ketika bapak mencalonkan menjadi presiden saya sangat senang dan bangga, namun ketika penentuan wakilnya saya kecewa namun saya masih bisa menerima, tapi ketika nama Jokowi bersanding dengan pak Jusuf Kalla saya menjadi yakin bahwa sekarang saatnya NKRI ini membutuhkan sosok seorang ayah, bukan hanya pemimpin. Sosok inilah yang bangsa ini butuhkan sekarang pak bukan hanya sosok pemimpin, kita sudah -maaf- muak dengan wajah-wajah yang sok membela rakyat namun nyatanya mengangkangi agamanya hanya untuk sebuah tahta dan harta seperti kata John Lennon tersebut, kami sudah enggan menatap wajah para pengeruk uang rakyat untuk dijadikannya deposito hari tua hanya untuk mereka sendiri, kami sudah muak itu pak.

Saya tahu, bapak bisa melakukan apapun untuk memenangkan hasil ditanggal 22 Juli mendatang, dan saya juga tahu bapak juga bisa tidak melakukan apapun untuk menerima hasil ditanggal 22 Juli mendatang. 50% diatas sedikit NKRI ini menginginkan figur yang memberikan rasa aman, kepercayaan dan kepedulian dan figur tersebut ada didalam diri pak Jokowi, kami membutuhkan bapak untuk membantu pak Jokowi menciptakan semuanya menjadi berhasil, kami butuh pak Prabowo untuk saling melengkapi dengan pak Jokowi, bukan untuk berseberangan. Bapak adalah patriot yang tiada duanya, saya percaya bapak Prabowo lebih mempunyai jiwa sebagai perwira yang tidak menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan embel-embel nama Presiden didepan nama bapak Prabowo. Saya ingin bapak mempunyai andil yang sama besar meski tidak ada tambahan Presiden didepan nama bapak, saya ingin bapak menjadi sosok yang menjadi panutan seluruh NKRI ini. Saya dan kami mohon pak, jangan jual harga diri bapak dengan omongan-omongan dari orang-orang disekeliling bapak untuk tetap maju meski hasil nanti tidak memihak kepada bapak, tolong jangan gadaikan pancasila yang selalu bapak bawa-bawa disebelah kanan dada bapak, semoga lambang garuda yang bapak kenakan bukanlah kamuflase belaka.

Bapak Prabowo Subianto yang saya hormati, kami mendukung bapak untuk menciptakan keberhasilan bersama pak Jokowi meski bapak bukanlah presiden kami. Karena bapaklah NKRI ini menjadi tergiat untuk mensukseskan pemilu ditanggal 9 Juli kemarin, karena bapak pulalah kami bisa mengetahui apa itu arti demokrasi yang sebenarnya, bapak Prabowo mengajarkan sebuah pertarungan yang baik, saling menghormati apapun hasilnya nanti. Terakhir dari saya pak, terima kasih untuk semua perjuangan yang bapak contohkan kepada NKRI ini, karena kami melihat bapak adalah otak sebagai prajurit yang paling ksatria menerima kekalahan bukan sebagai hal yang memalukan dan kemenangan bukan untuk persaingan, bukan seperti tim-tim bapak yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan bapak sebagai presiden. Terima kasih pak Prabowo Subianto, karena bapak adalah calon presiden yang paling saya kagumi.

~r4,20140713~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun