Tulisan ini pernah gw muat disaat H +2 lebaran kemarin, karena koneksi sudah bagus makanya di pindahkan kesini, selamat membaca...
"Bangsat nih kantor cuti gw g di approve, masa cuma dikasih libur 2hari lebaran aja..."
Ada lagi,
"Emang komunis deh bos gw, abis sholat Ied gw langsung disuruh masuk kerja..."
Atau seperti ini,
"Kantor kaya taaiiii, lebaran2 masih disuruh masuk juga, gw bakalan resign abis lebaran..."
Pernah denger kan 2 hari kebelakang atau seminggu yang lalu, temen nongkrong, famili, temen ronda, keluarga, ataupun pasangan kita. Dan apa yang kita komentari saat mendengar ucapan mereka, pasti dengan sangat yakin kita akan berucap "parah kantor lo emang" , "udah keluar aja, masih banyak kantor yg manusiawi" , "aduin ke komnasham atau serikat buruh aja.." de el el jawaban yang kita kasih ke mereka, namun sayangnya gak ada atau mungkin sedikit yang bilang seperti "hey, lo g sendirian kok..." atau "tapi worthed kan dengan lemburannya..".
Yup, sayang banget emang kalo lebaran sebagian dari kita harus kerja, gak bisa kumpul dengan sanak famili, gak bisa saling "menyombongkan" apa yang kita miliki, gak bisa ketawa ketiwi saling melepas haru dan rindu dengan kerabat dan lain sebagainya. Tapi gw yakin kantor pasti menyuruh kalian masuk setelah sholat Ied kan, bukan melarang kita untuk sholatnya kan. Emang momen seperti itu hanya ada disaat lebaran saja dan gw akuin itu, tapi coba deh bersyukur sedikit aja dengan lembur dihari raya jika kita bandingkan dengan orang-orang yang juga lembur dihari raya namun taraf kehidupannya dibawah kita atau malah jauh dibawah kita, maksudnya Ram????
Pernah liat cleaning service yang tetap masuk di area perbelanjaan pada saat hari raya?? Atau ketika kita lagi melintas dijalan raya ada petugas kebersihan yang tetap bekerja meski disekelilingnya motor dan mobil sedang asik berseliweran untuk jalan-jalan ke rumah famili ketika lebaran?? Atau mungkin para penjaja kuliner yang tetap berjualan meski lebaran pertama sedang berlangsung??? Bisa juga petugas palang kereta api yang tetap setia membuka-tutup palang perlintasan kereta, mereka masih tetap bekerja kan saat lebaran???
Dari 4 momen itu gw yakin kita melihatnya 3 hari kemarin, MASIH PANTAS KITA NGELUH??? Saat lemburan kita dibayar lebih tinggi dari mereka??? Saat pekerjaan kita dikantor tidak seberat dan secape mereka??? Saat mereka tetap bekerja namun saat mendapatkan hasilnya jauh dibawah kita??? Saat mereka berpeluh dengan keringat namun kita duduk "santai" didalam ruangan AC??? Saat kita bisa berargumen "bohong" dengan pekerjaan kita namun mereka tidak akan bisa beragumen "bohong" dengan pekerjaannya?? Masih mau ngeluh, gak malu dengan mereka dan pekerja2 lainnya yang dibawah kita.
Apa yang harus kita kutuk, kebijakan kantor kah??? Kalo memang seperti itu coba gentleman dong langsung resign, gw yakin lebaran tahun depan masih juga kok bekerja ditempat yang sama dan masih tetap ngeluh lebaran berikutnya. Salah?? Ngga kok itu manusiawi banget disaat momen suci seperti Iedul Fitri atau Iedul Adha kita menginginkan suasana bersama keluarga dan orang2 yang kita sayangi, namun sayangnya kita sedikit melupakan makna dari sebuah hari Iedul Fitri bukan sebatas hanya kumpul dan ketawa ketiwi bersama keluarga dan teman.