Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Aku Mati!?

30 April 2013   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:22 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cuma 2 orang di negeri ini yang sampe sekarang bisa ngebuat gw ternganga saat prosesi penuh hikmat bagi mereka, yang pertama alm. KH. Abdurrahman Wahid dan alm H. Jefri Al Buchori. Yang belum lama adalah Uje, ya beliau telah berpulang terlebih dahulu dengan didampingi dan ditemani oleh para orang-orang yang telah mempunyai kesan terhadap beliau, begitupun dengan Gus Dur, saat jenazahnya hendak disholatkan dan dikuburkan beliau juga ditemani oleh orang-orang yang telah berkesan terhadap kharismanya. Mereka memang 2 contoh yang mungkin berbekas buat gw sendiri, bukan karena siapanya mereka tapi karena kepribadian dari mereka. Gw jadi mikir saat tiba gw nanti harus dikafani dan disholatkan serta di antar ke liang lahat, mungkin kah orang-orang akan sebanyak itu? karena yang gw tau dari berbagai kisahpun, saat kita meninggal dan akan disholatkan jumlah baris atau shaf apabila sudah sebanyak 3-5 shaf maka jenazah tersebut akan lapang jalan ke alam berikutnya. Dari kejadian yang gw liat dari tv kemarin saat pemakaman Uje, gw jadi mikir nantinya tentang gw.

  1. Jika saatnya nanti gw akan meninggal, mungkinkah tukang siomay atau uda-uda pramusaji dirumah makan Padang langganan gw akan rela meninggalkan dagangannya untuk ikut menyolatkan serta menguburkan gw?
  2. Jika nanti gw meninggal, apakah mau mba-mba penjaga toko pulsa tempat biasa gw isi pulsa datang ke rumah gw untuk bertakziah dan mendo’akan gw 7 hari berturut-turut?
  3. Jika saatnya gw meninggal, apakah mungkin teman-teman kerja dan teman-teman tongkrongan akan ijin dari kantornya untuk berlomba-lomba datang terlebih dahulu untuk ikut memandikan jenazah gw?
  4. Saat nanti gw meninggal, mungkinkah para OB dan Satpam ditempat kerja gw dan dikomplek perumahan akan selalu bercerita dan bersedih ketika ada orang yang bertanya tentang gw?
  5. Ketika gw meninggal, akankah ada orang yang berkesan selama mereka mengenal gw?

Jika boleh memilih antara meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah atau dalam keadaan berkesan oleh sekian banyak orang, gw akan memilih untuk menjadi berkesan sangat baik bagi orang-orang. Karena kenapa, gw tau kadar keberhasilan gw dalam menjalankan akidah gw, jadi gw memilih bukan sebagai Husnul Khotimah. Namun gw ingin berusaha menjadi orang yang sangat berkesan untuk yang lainnya dan ketika waktu gw habis maka orang-orang yang mengenal gw lah yang akan menjadikan gw Husnul Khotimah.

~r4,20130430~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun