Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pilkada Purbalingga 2024, antara Anak Muda dan Petahana

25 September 2024   08:19 Diperbarui: 25 September 2024   19:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Purbalingga adalah sebuah kota kabupaten yang merupakan penyangga Keresidenan Banyumas. Kota kecil yang cukup diperhitungkan sebagai pendukung kemajuan Banyumas Raya.

Potensi tersebut mulai terkelola dengan baik ketika jabatan Bupati dijalankan oleh Bp. Triyono Budi Sasongko pada awal reformasi. Kelihaian beliau dalam membidik peluang menjadikan Purbalingga menjadi kabupaten yang cukup diperhitungkan di Jawa Tengah. 

Lompatan besar dalam tata kelola pemerintahan membuat Purbalingga menarik banyak investor untuk masuk ke Purbalingga. Sehingga geliat ekonomi masyarakat Purbalingga pun mulai dirasakan oleh banyak orang.

Era Triyono menjadi pemicu awal bangkitnya kabupaten kecil di selatan Gunung Slamet menjadi kota industri dan pariwisata. Maka tak heran jika Ancol seperti dikloning di Purbalingga dengan lahirnya Owabong Water Park. Belum lagi munculnya kampus negeri milik pemerintah yaitu Universitas Jenderal Soedirman yang disediakan lokasinya di Purbalingga. 

Sungguh sebuah gebrakan yang cerdas sehingga mampu membangkitkan ekonomi masyarakat Purbalingga. Mungkin ide memindahkan beberapa fakultas milik Unsoed ke kota kecil bernama Purbalingga adalah satu-satunya yang pertama kali dilakukan pada saat itu.

Dalam beberapa kali Pilkada yang diselenggarakan di kabupaten Purbalingga pasca lengsernya Bupati Triyono, sepertinya belum muncul gebrakan secerdas beliau. Sehingga yang dirasakan adalah Purbalingga kembali adem ayem tidak menampakkan geliat baru seperti pada era beliau.

Hanya pada saat dipimpin oleh putri mantan Bupati Triyono BS yaitu mbak Tiwi gebrakan yang dilakukan oleh mbak Tiwi seperti hanya mengekor kebijakan ayahandanya saja. 

Seperti menyediakan lahan untuk kampus STAIN di tengah kota, walaupun berdampak pada ekonomi masyarakat tetapi masih terkesan mengekor ayahnya. Dan berdirinya gerai-gerai makanan cepat saji juga menjadikan tampilan wajah Purbalingga menjadi berbeda.

Yang sama sekali belum tersentuh adalah penyediaan lapangan kerja baru terutama di desa-desa yang lokasinya jauh dari pusat kota. Harusnya mampu dihadirkan dan bersifat padat karya. Infrastruktur yang baik terutama jalan perlu segera dibenahi agar akses desa ke kota menjadi lebih lancar dan cepat. 

Dalam Pilkada 2024 yang menampilkan dua pasangan muda dan petahana yang juga masih muda yaitu mbak Tiwi, diharapkan inovasi kebijakan akan muncul dalam gagasan mereka. 

Mbak Tiwi yang masih muda dan petahana harus mampu lebih berinovasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Purbalingga. Apalagi pasangannya anak muda yang jadi pebisnis handal harusnya dijadikan partner dalam mengelola tata kelola pemerintahan dan hubungan yang baik dengan para investor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun