Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kotak Kosong, Fenomena Apatisme atau Permisifme Masyarakat?

20 Agustus 2024   08:58 Diperbarui: 20 Agustus 2024   23:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Belum lagi pemeliharaan atas kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berbagai bantuan digelontorkan tanpa mencoba memberi bantuan yang dapat mengangkat kondisi sosial ekonomi masyarakat dari keterpurukan. 

Masyarakat seperti dininabobokan dengan bantuan tanpa berusaha bangkit dari keterpurukannya. Walaupun hal ini masih lebih baik dibanding orde baru yang sama sekali hirau atas bantuan sosial untuk masyarakat tetapi lebih pada intimidasi.

Masyarakat dengan berbagai pengaturan yang seperti itu menjadi apatis dan permisif atas kondisi sosial politik saat ini. Masyarakat enggan keluar dari zona nyaman atas situasi yang sebenarnya tidak membuat kehidupan sosial ekonomi mereka menjadi lebih baik. 

Kelas menengah yang tidak juga beranjak ke level atas karena keterbatasan pendapatan yang mereka terima, maupun kemiskinan yang masih saja ada saat ini akibat dari naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

Maka seolah tidak ada lagi juru selamat bagi masyarakat selain memilih pemimpin yang memiliki prestasi baik dibanding memilih pemimpin yang baru walaupun dengan prestasi yang sama bahkan mungkin lebih baik. 

Ketakutan untuk tidak lagi menerima fasilitas-fasilitas yang selama ini mereka dapatkan. Belum lagi survey hasil kepuasan yang tinggi membuat masyarakat enggan beranjak dari pilihan mereka. Maka fenomena kotak kosong pun banyak dijumpai dalam gelaran pilkada serentak 2024. 

Kotak kosong bisa jadi simbol perlawanan masyarakat namun bisa juga menjadi simbol pelanggengan kekuasaan karena kuatnya penguasa. Berganti pemimpin namun sebenarnya masih sama dengan yang lama dalam pola pikir, sikap, maupun tindakan. 

Semoga masyarakat semakin cerdas kali ini dalam memilih pemimpinnya. Demokrasi mampu mengubah apa saja termasuk akan menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Salam Sehat.....!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun