Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilkada Serentak: Siapa Pemenangnya?

28 Mei 2024   08:21 Diperbarui: 28 Mei 2024   08:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilkada serentak 2024 yang akan digelar pada bulan November tentu membutuhkan pemikiran dan energi yang besar bagi setiap partai politik untuk menentukan kandidat yang akan diusungnya. Banyaknya daerah pemilihan yang akan mengikuti Pilkada juga bukan hal yang mudah untuk memetakan siapa yang menjadi calon kuat untuk dapat memenangkannya.

Menilik fenomena Pilpres dimana banyak daerah dengan basis massa paratai tertentu ternyata dengan mudah dapat dijebol oleh kandidat capres yang bukan dari parati penguasa daerah tersebut. Yang menjadi pertanyaan : Apakah pemilih kita sekarang lebih rasional atau hanya mengikuti trend yang sedang marak di masyarakat ?

Partai politik perlu untuk memetakan dan mempelajari sejauh mana kandidat yang akan diusung mampu merebut simpati rakyat. Bagaimanapun rasionalitas masyarakat agaknya mulai berkembang. Walaupun bisa juga dikatakan tidak berkembang seratus persen, terlihat dari masih permisifnya masyarakat terhadap praktik nepotisme yang dibungkus dalam bingkai demokrasi.

Maka partai politik perlu untuk segera membenahi organisasinya. Mesin politik perlu dipersiapkan sedini mungkin. Loyalitas massa pendukung perlu untuk dipelihara bahkan ditingkatkan lagi. Kecenderungan pilihan masyarakat juga perlu untuk diperhatikan terutama kader yang berprestasi dan dekat dengan rakyat harus terus digadang-gadang.

Koalisi dalam pilpres kelihatannya tidak akan mampu sebagai alat untuk memenangkan Pilkada serentak. Karena bagaimanapun peta politik di daerah berbeda dengan di tingkat nasional. Kebutuhan rakyat akan pemimpin yang tahu persis kebutuhan rakyat di daerah yang akan dipimpinnya sangat dinantikan. Bukan pemimpin yang hanya setuju dengan program kepemimpinan nasional tanpa melihat kebutuhan rakyat di daerah. 

Tentu partai dengan basis massa besar di suatu daerah perlu untuk bertindak hati - hati dalam memilih kandidat kepala daerah. Jangan sampai kepercayaan diri yang tinggi akhirnya meloloskan kandidat yang tidak mampu menjual di masyarakat. Kader terbaik dan berprestasi harus terus didorong untuk dapat memenangkan Pilkada serantak 2024.

Kalau begitu siapa pemenangnya ? Pemenangnya adalah kandidat yang mampu merebut simpati masyarakat dengan bukti prestasi yang membawa dampak perubahan positif dalam masyarakat. Bukan kandidat yang hanya sekedar berkendaraan partai besar tetapi tanpa prestasi yang baik. Masyarakat semakin menunggu memiliki pemimpin yang berprestasi. Jangan sampai rasionalitas rakyat hilang hanya karena miskinnya pemimpin berprestasi, sehingga satu pemimpin berprestasi maka anak keturunannya disanjung-sanjung bahkan dipuja - puji tanpa sadar bahwa sesungguhnya mereka sedang menyuburkan praktek nepotisme.

Salam Sehat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun