Sorak - sorai yang mengiringi kehadiran Yesus ke kota Jerusalem saat Minggu Palma, rasanya belum hilang dari pendengaran banyak orang yang menyaksikan. Kalau pada saat itu sudah ada teknologi komputerisasi mungkin sudah terekam dalam sebuah file yang dinamakan jejak digital. Betapa semua orang mengelu - elukan Nya dan berteriak keselamatan sudah datang.
Euforia yang terjadi muncul karena kerinduan masyarakat akan pembebasan dari jerat penjajahan Romawi pada saat itu. Yang ada pada benak mereka seperti menyambut super hero yang dapat membasmi semua belenggu masyarakat yang terjajah. Mereka sudah menyaksikan orang sakit seketika disembuhkan, orang mati dibangkitkan, roh jahat takluk di depan hadirat Nya, dan peristiwa - peristiwa lain yang membuat mereka optimis bahwa inilah Super Hero yang sedang mereka nantikan.
Lima hari lamanya mereka bereuforia, namun tidak disangka dan tidak dikira Yesus harus ditangkap. Seketika kebanggaan mereka runtuh, harapan mereka sirna, seolah tidak ada lagi yang dapat diharapkan pada diri Yesus. Dan seketika itu pula mereka ikut menghakimi Yesus dengan teriakan 'Salibkan Dia '.
Begitu mudahnya orang berpaling saat situasi tidak menguntungkan dirinya. Saat kondisi dirinya tidak lagi diuntungkan oleh suatu keadaan, maka segala yang pernah dialami dan disaksikan seperti sirna dari hatinya. Orang hanya ingin merasakan bahagia tanpa mau menderita. Termasuk jika pemimpin mereka menderita, mereka tidak ingin lagi mendampinginya.
Mudah sekali orang menghakimi apabila kesalahan yang tidak dilakukan disurakan oleh banyak orang. Suara mayoritas menjadi suatu pembenaran atas kesalahan yang tidak dilakukan. Hati nurani seakan menjadi suara yang lantang dalam kesenyapan yang tidak pernah menghiraukan.
Kebenaran sungguh mahal untuk didapatkan ditengah gelombang kemunafikan dan pengkhianatan. Yesus menjalaninya dengan penuh keyakinan bahwa pilihan hidupNya adalah jalan menuju kebenaran. Kebenaran yang tidak pernah bisa dibeli dengan godaan harta, tahta, dan kekuasaan yang pernah ditawarkan setan saat menggodaNya. Keteguhan dalam prinsip dan keyakinan membuatNya harus melewati jalan hidup yang penuh onak dan duri. Dan itu dijalaniNya dengan semangat untuk misi penyelematan.Â
Sungguh Jumat Agung menjadi perenungan yang mendalam dalam kehidupan manusia. Bahwa kebenaran memang harus terus disuarakan ditengah bisingnya suara - suara ketidakadilan dan kemunafikan. Yesus menjadi teladan yang hidup dalam hati setiap orang yang mengimaniNya, bahwa kerelaan untuk mengambil jalan derita semata-mata demi keselamatan dan pemulihan relasi antara manusia dengan penciptanya. Kerelaan untuk mau senasib dan sependeritaan dengan kaum marjinal yang tidak pernah memperoleh keadilan. Kerelaan untuk berbagi cinta kasih pada sesama, dan kerelaan untuk setia pada nilai - nilai kemanusiaan dan kebenaran.
Selamat menyambut Jumat Agung................ Salam Sehat !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H