Tujuh sampai delapan jam waktu yang tersedia di sekolah tidak dapat dijadikan acuan akan keberhasilan pendidikan karakter bagi para peserta didik. Justru enam belas jam pendidikan di rumah menjadi salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi anak.
Guru hanya dapat memberikan contoh dan teladan selama tujuh jam. Itu pun masih diselingi dengan kerepotan administrasi pendidikan yang masih harus dihadapi. Jadi untuk bertatap muka dengan siswa mungkin hanya ada waktu sekitar enam jam dalam sehari proses pembelajaran. Tentu merupakan waktu yang teramat singkat dibandingkan pendidikan di rumah yang masih menyisakan waktu yang panjang.
Singkatnya proses pembelajaran apabila dilakukan secara baik dan intens juga akan menyumbang dampak yang positif bagi tumbuh dan berkembangnya siswa. Waktu yang pendek diisi dengan pembelajaran yang berkualitas dengan mengedepankan sentuhan hati bagi peserta didik maka akan dapat mengena pada jiwa peserta didik. Memanusiakan peserta didik menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah institusi pendidikan.
Peserta didik harus diajak untuk berlatih mandiri dalam menyelesaikan tugas - tugas pembelajarannya. Membiarkan peserta didik untuk berpendapat dalam rambu - rambu ilmiah dan kesantunan tentu akan membuat peserta didik menjadi pribadi yang pemberani dalam berpendapat sekaligus santun dalam berbicara. Guru harus terus menjadi teladan yang baik bagi siswa - siswinya melalui sikap, perilaku, maupun ucapannya.
Merengkuh peserta didik seperti layaknya anak sendiri sekaligus kawan dalam belajar, akan dapat menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya peserta didik. Pergaulan yang sehat harus selalu diajarkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pergaulan yang tanpa merndahkan orang lain, saling menghormati, dan inklusif harus terus disuarakan dalam lembaga pendidikan. Sehingga peserta didik mampu menjadi pribadi yang sehat dalam pergaulan yang majemuk ini.
Yang menjadi masalah adalah ketika lingkungan dalam proses pendidikannya baik tetapi dalam keluarganya kurang baik. Tentu akan terjadi ketimpangan dalam proses pendidikan yang seharusnya menghasilkan hasil yang baik menjadi kurang baik.
Keluarga yang sepenuhnya menyerahkan proses pendidikan putra - putrinya sepenuhnya kepada lembaga pendidikan tanpa mau untuk melakukan pendidikan di rumah tentu akan tidak berhasil baik. Sebagus apapun lembaga pendidikan atau sekolah dalam memdidik siswa - siswinya tanpa keterlibatan orang tua maka tidak akan berhasil.
Maka kolaborasi yang harmonis antara guru di sekolah dengan orang tua di rumah sangatlah dibutuhkan. Komunikasi yang baik dalam hal perkembangan anak perlu terus dilakukan. Orang tua perlu mengesampingkan ego nya dalam mendidik putra - putinya. Alasan sibuk dan tidak punya waktu harus mulai disingkirkan.
Kegiatan parenting yang saat ini banyak dilakukan oleh sekolah harus terus diikuti oleh orang tua siswa. Sebab dengan kegiatan parenting maka wawasan guru dan orang tua akan sama dalam mendidik putra - putrinya. Kesamaan pola pikir dan tindakan menjadikan proses pendidikan tidak berhenti begitu saja setelah pulang sekolah tetapi berlanjut sampai di rumah. Pola yang sama yang terus terjadi dari sekolah sampai di rumah akan menjadi habitus baru untuk pembentukan karakter anak.
Orang tua juga berhak memantau perkembangan anak di sekolah lewat buku penghubung yang disediakan sekolah. Dan tentu orang tua jangan jemu untuk melihat perkembangan putra - putrinya di tengah kesibukan mereka. Guru pun harus diberi hak untuk memberikan teguran dan hukuman yang terukur dalam mendidik putra - putri mereka, sehingga tidak ada kecanggungan dalam mendidik siswa - siswinya.
Jadi waktu yang terbaik bagi tumbuh dan berkembangnya peserta didik , porsi terbesar adalah di tengah keluarga. Maka antara guru dan orang tua perlu untuk terus berkolaborasi agar pendidikan karakter bagi anak dapat mencapai keberhasilan. Sinergitas dalam mendidik anak antara orang tua dan guru apabila benar - benar terus berjalan maka waktu yang pendek di sekolah tidak menjadi masalah untuk menghasilkan siswa yang cerdas dan berkarakter baik.