Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gibran (Belum) Mampu Menjadi Magnet Generasi Muda

26 Oktober 2023   09:41 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:42 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nama sosok yang satu ini sungguh menjadi fenomenal setelah gelaran Pilpres 2024 akan dimulai. Padahal jauh sebelumnya sepak terjangnya lebih mirip ayahnya pada saat menjabat Walikota di kota Solo. Sosok muda yang bisa dibilang cukup menjanjikan di masa depan karena keberaniannya marah pada tindakan intoleransi pada sebuah makam di Solo dengan cara memarkir mobil dinasnya di depan makam. 

Keberanian melawan intoleransi tentu tidak semua orang mampu untuk melakukannya apalagi ditengah perubahan sikap masyarakat yang cenderung mentolerir tindakan intoleransi atas nama fanatisme agama. Memilih untuk tidak populer di tengah masyarakat Solo tentu adalah pilihan berani. Namun juga ingin menumbuhkan lagi kota Solo sebagai kota toleran yang selama ini disandang.

Namun tiba-tiba baru 2 tahun berjalan menjalankan tugas jabatannya yang cukup memikat warga Solo, sosok satu ini harus ditarik sana-sini untuk dapat menjadi daya tarik dalam ajang pilpres 2024. Sebenarnya kalau mau jujur masih terlalu dini untuk dipaksakan menjadi pimpinan nasional karena tentu masih miskin pengalaman birokrasi di pemerintahan. Apalagi harus memimpin birokrasi sebuah negara yang besar.

Ada yang membandingkan dengan beberapa tokoh muda di luar negeri yang berusia sama tetapi sebenarnya mereka lebih kaya dengan penglaman birokrasi maupun politik sebelum maju mencalonkan diri menjadi pimpinan nasional. Mereka sudah lebih dulu terjun ke dunia politik lebih dini dan masuk ke birokrasi sebelum dicalonkan menjadi pimpinan nasional.

Yang menjadi pertanyaan cukup jelikah pemlih muda dalam menyikapi sosok fenomenal ini ? 

Sepertinya pemilih muda kita sekarang sudah cukup dewasa dalam menentukan pilihannya. Mengenal sosok dengan latar belakang pengalamannya yang cukup mumpuni tentu menjadi pertimbangan rasional anak muda sekarang. TIngkat kekritisan mereka nampak dalam berbagai dialog di televisi yang terus menyoroti begitu cepatnya putra sang Presiden ditarik ke tingkat nasional untuk diajak berkontestasi. 

Apalagi sudah muncul pembanding, bagaimana putra mantan Presiden yang terlalu dipakasakan mengikuti kontestasi Pilgub akhirnya kandas dalam putaran pertama. Ini bisa menjadi indikator bahwa memang pemilih muda kita itu sudah berpikir rasional dalam menentukan pilihannya. Walaupun AHY tidak bisa dibandingkan dengan Gibran karena pada saat pemilihan berlangsung AHY dalam posisi ayahnya tidak lagi menjabat presiden, sementara Gibran dalam posisi sang ayah masih menjabat Presiden dengan tingkat kepuasan masyarakat 80%. Tentu akan menjadi sangat mudah untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Namun untuk menjadi pemimpin nasional agaknya banyak hal yang harus dihadapi, termasuk etika politik yang disoroti masyarakat. Walaupun dalam politik hal tersebut merupakan hal yang wajar namun secara adat budaya ketimuran tentu akan dipersoalkan. Apakah anak muda sekarang masih juga mempertimbangkan hal teersebut atau justru sudah mulai dewasa dalam berpolitik , tentu hasil hitung suara setelah pilpres berlangsung yang dapat menjawabnya.

Fenomena Gibran juga menjadi pembelajaran dalam berpolitik, bahwa sudah saatnya partai politik mulai mengkader kader mudanya untuk didorong menjadi pemimpin yang berkualitas agar politik dinasti dapat dihentikan karena stok kader muda yang cerdas dan berkompeten melimpah di dalam partai politik. Sehingga magnet untuk suatu ketokohan tidak hanya berpusat di satu orang saja tetapi ada di setiap tempat. 

Salam Sehat......!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun