Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berwawasan Lewat Kegiatan Study Tour

12 Oktober 2023   09:31 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:34 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dihentikannya aktivitas outdoor atas nama study tour di beberapa sekolah negeri akhir-akhir ini semakin marak terjadi. Kegiatan yang sebenarnya positif bagi peserta didik untuk mengenal dunia luar dan menambah wawasan dianggap sebagian pihak sebagai cara sekolah untuk berbisnis. Pungutan study tour dirasa memberatkan para orang tua siswa.

Tata kelola keuangan study tour dianggap tidak transparan dan selalu terjadi mark up pada setiap lini kebutuhan. Mark up pada aktivitas penyelenggaraan study tour dianggap sebagai upaya untuk menambah keuntungan panitia study tour di sekolah tersebut. 

Sebenarnya aktivitas study tour itu sangat edukatif bagi peserta didik. Apa yang mereka pelajari di bangku sekolah akan dihadapkan dengan realita di lapangan. Sehingga peserta didik tidak hanya berangan-angan atas apa yang telah dipelajarinya. Asalkan pemilihan tempat study tournya tepat dan tidak salah sasaran. 

Misalkan ingin mempelajari fenomena geologis pada materi IPS tentu akan tepat apabila siswa diajak untuk mengunjungi museum geologi dan menjadi tidak tepat apabila mereka pergi ke dunia fantasi atau trans studio. Namun kalau rekereasinya dilakukan setelah para siswa mengunjungi sasaran edukatif yang dituju tentu tidak menjadi masalah, karena bagaimanapun rekreasi juga penting bagi siswa untuk mendinginkan otak setelah berbulan-bulan belajar.

Atau kalaupun harus mengunjungi pantai maka tugas guru adalah menjelaskan fenomena alam yang terjadi di pantai baik secara geologis, ekonomis, maupun sosialnya. Sehingga peserta didik tidak hanya hura-hura saja tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata dari ilmu yang telah dipelajarinya.

Panitia study tour juga harus mulai membenahi manajemen tata kelola keuangannya. Setiap item pendanaan harus riil dipaparkan sesuai kenyataan jangan sampai terjadi mark up yang tidak perlu dilakukan. Kalau memang membutuhkan honor untuk pendamping disebutkan saja pada laporan keuangan sehingga pihak biro tidak perlu lagi memberi tips untuk para guru yang terlibat. 

Pihak biro pun jangan sampai tergoda untuk memberi uang pelicin atau iming-iming keuntungan diluar total biaya per paket dari yang ditawarkan. Apabila ini terjadi tentu penyelenggaraan study tour tidak akan dipermasalahkan masyarakat, sehingga peserta didik tidak lagi seperti katak dalam tempurung hanya belajar saja di kelas tanpa mampu melihat dunia luar yang sebenarnya diperlukan dalam pemahaman akan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. 

Sektor pariwisata pun akan ikut terkerek naik apabila sekolah diperbolehkan melakukan study tour. Para penjual di sekitar tempat wisata akan memiliki omset yang lebih apabila sektor pariwisata mulai menggeliat. Sekolah dalam hal ini siswa berkontribusi besar dalam menggerakan sektor pariwisata. Naiknya sektor pariwisata maka naik pula perekonomian daerah tempat wisata tersebut berada. 

Sudah saatnya mengambil kebijakan yang sangat bijak. Sehingga tidak merugikan berbagai kepentingan yang terlibat didalamnya. Jangan asal melarang tetapi tanpa solusi .....lebih baik memberi alternatif pemecahan masalah.

Salam Sehat........!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun