Sore itu langit masih tampak cerah, matahari masih malu-malu untuk memasuki peraduannya. Di sekeliling aliran sungai yang airnya cukup deras masih tampak aktivitas penambangan pasir. Satu persatu dasar dasar sungai digali menggunakan alat berat dan dibawa ke tepian sungai. Di tepian sungai sudah menunggu berpuluh-puluh kuli angkut menyerokkan seroknya melempar pasir ke arah bak truk yang sudah menunggu giliran.
Rutinitas yang terus terjadi hampir setiap hari dari subuh sampai larut malam. Berpuluh-puluh kubik pasir diangkut oleh truk menuju proyek infrastruktur yang sedang dibangun.Â
Bagi pekerja penambangan pasir hal tersebut sangat menyenangkan, karena pundi - pundi nya akan terus mengisi dompet di sakunya. Apalagi bagi boss besar penambangan tersebut tentu akan lebih banyak pundi - pundi yang diterimanya.
Para sopir truk yang membawa pasir dari tepian sungai ke proyek - proyek infrastruktur juga sangat menyenangkan. Karena kerja keras mereka menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit untuk bisa dibawa pulang. Walaupun kadang harus menginap semalaman untuk antri mendapatkan pasir di tepian sungai.Â
Pokoknya sungai adalah layaknya mesin uang bagi mereka. Bagaimana tidak, pasir yang disediakan oleh alam sungguh berlimpah dan tidak perlu diproduksi dengan mesin - mesin mahal. Cukup dikeruk dan dibawa ke para pemesan yang memiliki proyek - proyek infrastruktur besar. Simpel dan tidak rumit untuk menjalankannya.Â
Namun bagi para pencari ikan di sungai hal tersebut merupakan petaka baru setelah pencemaran limbah industri yang dibuang ke aliran sungai. Banyak ikan - ikan yang mati karena zat kimia industri ditambah lagi hilangnya tempat tinggal atau sarang ikan akibat aktivitas penambangan.
Belum lagi berubahnya aliran air sungai yang membuat sedimentasi dan kikisnya tebing -tebing di sepanjang aliran sungai. Bahkan ada juga yang sampai merusak lahan pertanian milik para petani yang lahan pertaniannya berada di tepi aliran sungai.Â
Bentuk aliran sungai yang berubah juga mengakibatkan beberapa bangunan yang tadinya jauh dari sungai menjadi semakin mendekat ke sungai. Tebing - tebing di sepanjang aliran sungai tergerus oleh arus air sungai yang berubah alirannya akibat aktivitas penambangan pasir.
Pembangunan infrastruktur yang masif membuat kebutuhan akan bahan bangunan berupa pasir sungai juga meningkat. Sehingga kadang perijinan pun dibuat mudah tanpa melihat analisa dampak lingkungannya ( AMDAL ) dalam menerbitkan ijin pertambangan. Sehingga yang terjadi adalah kerusakan lingkungan pada daerah aliran sungai yang berakibat matinya habitat di aliran sungai itu sendiri. Belum lagi kerusakan lingkungan yang lain.
Membangun infrastruktur sebenarnya juga baik. Karena tanpa pembangunan infrastruktur yang baik maka sulit bagi perekonomian untuk bergerak maju. Bayangkan kalau pengiriman logistik yang berhubungan dengan kebutuhan primer masyarakat terkendala oleh jeleknya infrastruktur jalan maka perekonomian masyarakat akan terganggu.Â
Infrastruktur yang baik akan mampu menggerakan perekonomian suatu negara. Jadi pembangunan infrastruktur juga mutlak untuk dilakukan. Jangan sampai dihambat oleh regulasi yang ada. Namun kebutuhan akan bahan bangunan terutama yang berasal dari alam juga harus diatur dengan baik tanpa merusak lingkungan di sekitarnya.