Kemajuan teknologi informatika nyata-nyata mampu menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang pekerjaan. Teller bank yang tadinya pekerjaan yang harus ditangani manusia, kini bisa digantikan oleh teknologi yang ada di genggaman manusia. Belanja yang dulu harus meninggalkan tempat kini bisa sambil duduk dan barang sudah diantar sampai di depan rumah.
Sungguh luar biasa perkembangan teknologi informatika yang merupakan basis dari komunikasi yang merupakan kebutuhan setiap manusia. Komunikasi merupakan kunci penting dalam kehidupan manusia. Berinterksi berarti butuh komunikasi. Dengan komunikasi manusia jadi mampu memperkaya wawasannya.
Tak terkecuali guru sebagai sumber belajar sekarang mulai tergeser perannya sebagai satu-satunya sumber belajar. Peserta didik dapat bertanya langsung kepada mesin pencari yang bernama Google. Dan yang lebih baru lagi adalah adanya teknologi AI ( Artificial Inteligence ) atau kecerdasan buatan yang mampu menjawab secara personal setiap detil pertanyaan penggunanya. Layaknya mengobrol dengan orang lain yang sebenarnya mesin berteknologi AI. Aplikasi tersebut biasa dikenal dengan Chat GPT.
Dahulu peserta didik harus bertanya kepada guru untuk suatu permasalahan dalam pembelajarannya. Kini hanya cukup mengetik di aplikasi chatgpt maka semuanya akan terselesaikan. Peran guru sebagai satu-satunya sumber belajar mulai tergantikan. Demikian juga orang tua di rumah bukan lagi satu-satunya tempat curhat karena semua bisa dilakukan oleh mesin penjawab yang berbasis AI tersebut.
Namun yang harus diingat, bahwa apapun bentuknya yang namanya mesin tetap memiliki keterbatasan. Kadang jawaban yang diinginkan tidak sesuai dengan harapan. Justru malah acapkali menjerumuskan. Disinilah peran Guru dan Orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi peserta didik dalam belajar.
Kehadiran Guru sebagai satu-satunya sumber belajar mungkin boleh tergantikan, namun kehadiran mereka dalam mendampingi sebagai pendidik mungkin tidak akan mungkin tergantikan. Guru bisa mengarahkan kepada hal-hal yang baik apabila peserta didik melakukan kesalahan, sedangkan mesin bisa tetapi tanpa memberi nasehat. Guru bisa memberi teguran apabila peserta didik melanggar peraturan tetapi mesin hanya bisa memberi peringatan tanpa nasehat.Â
Dan yang terpenting, sentuhan hangat secara psikologis tidak mungkin didapatkan dari mesin oleh peserta didik. Karena itu kemajuan teknologi tetap harus diimbangi oleh kemampuan mendampingi yang baik dari Guru dan Orangtua murid. Agar perilaku peserta didik tetap bisa terjaga dengan baik dan tidak menjadi individu yang seperti robot yang hanya melakukan sesuatu sesuai perintah tanpa inisiatif yang muncul dari dalam diri.
Bukankah teknologi AI juga tercipta dari adanya proses belajar dari si penemunya ? Tentu hasil didikan para Guru lah yang berhasil menciptakan penemu teknologi AI yang canggih dan sangat membantu manusia. Tentu ada harapan dari si penemu untuk dimanfaaatkan sebaik-baiknya tanpa mendegradasi peran Guru di sekolah. Tetaplah menjadi Guru yang baik walaupun teknologi kadang seolah mengesampingkanmu........Salam Sehat !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H