Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Persatuan Lewat Ronda Malam

20 Januari 2023   13:04 Diperbarui: 20 Januari 2023   13:13 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melewati malam bersama tetangga satu Kampung menjadi sesuatu yang dirindukan setiap minggunya. Satu-satunya ajang bersosialisasi dengan masyarakat secara bergiliran adalah ronda malam. Lewat kegiatan ronda malam issue-issue terkini seputar sosial, budaya, ekonomi, maupun politik tergelar asyik di pos ronda. Tidak perlu membayar narasumber maupun host untuk memandu acaranya. Dari gosip kampung sampai nasional bahkan internasional selalu menghiasi kegiatan ronda malam. Walaupun tanpa narasumber seringkali justru permasalahan bisa diselesaikan di pos ronda.

Candaan khas juga selalu muncul dalam kegiatan ronda malam. Tidak perlu menghadirkan komedian mahal cukup saling melempar joke-joke tertentu atau bahkan sampai ejek mengejek pun menjadi sah-sah saja dilakukan di panggung yang bernama pos ronda. Memang tidak semua orang bisa diajak bercanda, tetapi seolah-olah tiap individu memiliki rem nya sendiri-sendiri dalam melakukan candaan di pos ronda. Karakter orang terbaca secara otomatis karena seringnya pertemuan di pos ronda. Ada yang pendiam, humoris, suka menonjolkan diri, bahkan ada juga yang temperamental. 

Pos Ronda juga menjadi ajang berdiskusi membahas kemajuan dan perkembangan kampung. Tanpa harus menyewa gedung maupun membangun gedung yang bisa digunakan untuk berembug, pos ronda yang mungil dan hanya muat 5 orang tetap bisa menjadi ajang diskusi membahas kemajuan kampung tercinta. 

Pengadaan lampu gang, perbaikan drainase kampung, pembelian perlengkapan kematian, dan lain sebagainya menjadi tuntas di pos ronda.Kekompakan dalam menjalankan tugas juga terwujud lewat pengambilan jimpitan di masing-masing rumah saat bertugas ronda. Jimpitan dapat berupa beras atau uang receh, namun sekarang mulai bergeser dari beras menjadi uang karena fungsi kepraktisannya.

 Budaya gotong royong dalam masyarakat Indonesia sebenarnya sudah menjadi tradisi yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. 

Ronda adalah salah satu yang menjadi bagian dalam budaya gotong royong tersebut. Budaya baik yang sangat aneh menurut bangsa-bangsa lain sudah sepatutnya dijaga. Bangsa lain sudah setengah mati berupaya menghancurkan bangsa Indonesia tetapi lem perekat yang bernama gotong royong selalu menggagalkan upaya mereka. 

Dengan ronda malam semua saling mengenal satu sama lain dan bekerja sama dalam menjaga keamanan kampung. Sebenarnya juga dengan ronda malam semua sedang merawat kebhinekaan dan persaudaraan dalam kampung. Efeknya bisa merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Lewat candaan dan diskusi di pos ronda persatuan dan kesatuan bangsa terjaga, sekaligus mengasah daya humor dan kekritisan dalam menyikapi fenomena dalam masyarakat secara elegan tanpa saling menyakiti. Jangan anggap remeh kekuatan Pos Ronda.....salam sehat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun