Mohon tunggu...
M.Fachreza Ardianto Irsyal
M.Fachreza Ardianto Irsyal Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Kedokteran yang ingin menjadi manusia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mahasiswa Kedokteran Berpikir

22 Agustus 2010   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 2663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Teman-teman sejawat sekalian, bagi yg sudah sumpah atau pun yg belum, maupun yg sudah lulus UKDI di mohon dengan sangat untuk partisipasinya pada tanggal 23 agustus ini, untuk ikut serta turun ke parlemen DPR RI, pada jam 7 pagi dalam rangka menentang pembubaran UKDI.pemerintah mau mengganti UKDI dgn OSCE negara+ Ujian Negara + internship. Kumpul di kampus UKI memakai snelii, untuk sama-sama ke hotel sultan lalu long march sampai DPR. Trims Forum dokter muda Indonesia" Ya,seperti itulah sebuah pesan singkat yg saya terima dari universitas lain yg merupakan seorang teman sejawat. Apa dasar dan alasan yg kuat melakukan demo ini masih belum saya mengerti. Apakah perubahan ini berkaitan dg adanya kebijakan pemerintah, dimana "era pasar bebas" akan di realisasikan di indonesia, dimana seorang dokter asing dapat bekerja di indonesia? Atau apakah selama ini penerapan UKDI blm meningkatkan kompetensi kedokteran di Indonesia? Itu semua sebuah sistem dimana pemerintah yg memegang rahasia. Sebagai mahasiswa kedokteran saya tdk setuju dg aksi tersebut. Masih banyak pertimbangan yg hrus dipikirkan sebelum melaksanakan aksi tersebut. Pertama, aksi seperti ini hanya merusak cita dokter indonesia. Kita mahasiswa kedokteran merupakan pelayan terbaik masyarakat, apakah "etis" jika kita melakukan demo (aksi) hanya dg menentang kebijakan perubahan tsb? Andaipun tetap ingin menentangnya, harusny kita bs mengajukan "diplomasi" kepada pemerintah. Kita lakukan diskusi yg bertujuan mencari solusi terbaik. Kita ajukan beberapa argumen yg memang layak dan kuat untuk menentang kebijakan tsb. Mahasiswa kedokteran harusnya memiliki pemikiran kritis dan luas, seperti ketika kita mendiagnosa penyakit, tidak bisa kita langsng mendiagnosa penyakit tsb, tanpa ada diagnosa banding dan keluhan serta gejala yg menyertai. Harusnya dalam melakukan kebijakan hal ini juga perlu kita pertimbangkan. Kedua, apapun bentuknya itu selama untuk meningkatkan standarisasi kompetensi demi keselamatan pasien, harusnya tidak perlu ditentang, bukankah kewajiban mahasiswa yg merupakan calon dokter harus siap untuk diuji dan tidak memberikan kesan khawatir yg berlebihan atas kompetensiny? Tidak bisa kita pungkiri bahwa standar pelayanan dokter kita masih dibawah harapan. Oleh karena itu sebuah kebijakan baru merupakan pertimbangan yg harusnya kita pikirkan untuk meningkatkan kompetisi dokter kita. Kita harusny siap dengan apapun bentuk ujian yg akan diberikan. Yang terakhir, dan paling sakral adalah apakah layak aksi tsb kita lakukan dengan menggunakan SNELLI? Teman sejawat, apakah anda tidak tau bahwa snelli merupakan harkat paling sakral untuk seorang Dokter di seluruh dunia?? Apakah pantas pakaian yg harusny digunakan untuk berinteraksi dg pasien, tp kita gunakan untuk sebuah aksi. Masih banyak masalah sistem kesehatan di indonesia yg harusny dipikirkan oleh mahasiswa kedokteran. Bukan sekedar hanya menentang sebuah kebijakan ujian kompetensi. Harusnya kita siap menerima itu, sesuai dg semakin tingginya kompetensi yg harus dipegang oleh seorang dokter. Citra kedokteran dimasa yg akan datang ada di tangan kita. Kita tingkatkan kepedulian dan kompetensi kita dalam menangani pasien. Sehingga akan ada kepuasan antara dokter dan pasien. -Salam Sejawat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun