Mohon tunggu...
Sadaridulu Qurban
Sadaridulu Qurban Mohon Tunggu... -

Baca dulu Baru Komentar!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isran Noor, 'Energi Baru' Kepemimpinan Nasional

31 Juli 2013   16:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:47 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13752640751946855341

[caption id="attachment_257538" align="aligncenter" width="469" caption="Isran Noor Ketua APkasi Dokument Apkasi/Istimewa"][/caption] Sistem pemerintahan rejim Soeharto yang sentralistik terbukti tak mampu menahan goncangan finansial dan akhirnya runtuh. Hal ini menyadarkan banyak pihak tentang perubahan tata kelola pemerintahan yang semula dimonopoli pemerintah pusat, berubah untuk mendistribusikan tata kelola pemerintahan ke daerah-daerah. Pemberian otonomi luas kepada pemerintah daerah merupakan keniscayaan, mengingat intervensi pemerintah pusat yang terlau besar di masa Orde Baru telah menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah dalam mendorong proses pembangunan, pemberdayaan sosial, dan kehidupan demokrasi di daerah. Tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru yang membawa new rules pada semua aspek kehidupan manusia di masa datang. Perubahan paradigma kekuasan yang lebih bersifat sentralistik, menjadi paradigma kekuasaan berbasis daerah (power desentralization), melalui kebijakan otonomi daerah memberikan nafas baru dalam upaya membangkitkan kembali modal sosial, yakni spirit atau kearifan lokal (local wisdom) yang telah hilang. Dengan setting era reformasi yang memberi ruang cukup luas bagi desentralisasi,maka tugas seorang kepala daerah jelas sangat menentukan. Bahkan dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya suatu daerah tergantung pada kepala daerahnya. Tugas seorang kepala daerah jelas tidak ringan, karena harus menjalankan hak, kewajibannya sebagai pemimpin. Bersama dengan DPRD, seorang kepala daerah harus membuat anggaran dan berbagai Perda, membina ketentraman, persatuan dan kesatuan, dan banyak hal lainnya. Dan yang terpenting adalah membuat masyarakat di daerahnya sejahtera. Salah satu kepala daerah yang terbilang berhasil memimpin wilayahnya adalah Bupati Kutai Timur, Isran Noor. Dengan jumlah penduduk yang relatif kurang, namun memiliki wilayah yang lebih luas dari sebuah provinsi di Jawa, dan memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, Isran Noor dengan visi dan misinya mampu men-directing Kutai Timur untuk masa depan yang lebih baik. Dalam pengelolaan batubara misalnya. Meski Kutai Timur diketahui memiliki potensi bahan tambang batubara mencapai 5,35 miliar ton, namun visi Isran Noor justru lebih menekankan pada penggunaan sumber daya alam yang bisa diperbarui, terutama di bidang agrobisnis dan agro industri. Di sini jelas terlihat bahwa sebagai pemimpin Isran Noor sangat peduli dan merasa bertanggungjawab terhadap kehidupan generasi mendatang. Selain itu, dengan lebih menekankan pada pengembangan agro bisnis, menunjukkan kepekaann Isran Noor untuk meningkatkan partsipasi rakyat dalam mengembangkan ekonomi produksinya sendiri, misalnya dengan membuka perkebunan sawit dan industri pengolahannya. Ini merupakan strategi jitu untuk  membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Visi Isran Noor semakin jelas karena diderivasikan dalam misi pembangunan yang meliputi sejumlah aspek kehidupan sangat penting untuk mensejahterakan rakyat. Dia juga ingin memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah terutama ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis pada SDA dan SDM yang produktif, mandiri, maju ,berdaya saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Dalam bahasa singkatnya dapat dikatakan bahwa Isran Noor lewat visi dan misinya berusaha menyiapkan kelas sosial bisnis yang kompetitif sebagai terobosan sosial, merubah mentalitas rakyat Indonesia dari pekerja atau pegawai menjadi pengusaha. Yang jauh lebih menarik dalam misi Isran Noor sebagai pemimpin adalah directing-nya yang bersifat religius. Kesuksesan dalam proses pembangunan, menurut Isran Noor, harus berbasis pada nilai-nilai religius. Misi dan visi yang disosialisasikan Isran Noor dengan jiwa kepemimpinan yang merakyat, mendapat repson positif dari rakyat Kutai Timur. Perlahan tapi pasti Kutai Timur pun kini berubah menjadi salah satu daerah di Indonesia yang terbilang pesat pembangunannya dan kehidupan masyarakatnya pun jauh lebih sejahtera. Visi dan misi Isran Noor ini sepertinya cukup layak pula untuk diimplementasikan secara lebih luas, kepada Indonesia secara keseluruhan. Paradigma kepemimpinan baru yang ditawarkan Isran Noor ini, bukan mustahil bisa memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari belitan krisis selama ini. Saatnya pula, kita memiliki pemimpin yang baru, bukan mereka yang sudah terbukti gagal ketika menjadi pemimpin nasional. Indonesia saat ini butuh 'energi baru' kepemimpinan. R2Bonar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun