Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan pada lembaga pendidikan formal. Pelajaran matematika berhubungan dengan banyak konsep. Matematika bagi beberapa orang adalah hal menyiksa, sulit, atau membosankan. Tapi sebagian lainnya menganggap matematika sangat seru untuk dipecahkan. Meskipun begitu semua orang wajib mempelajarinya karena matematika tidak pernah lepas dari kehidupan dan merupakan sarana memecahkan masalah kehidupan sehari hari secara logis. Lalu apa yang menjadi penyebab adanya perbedaan pandangan pada matematika.
Untuk merasa matematika mudah dipelajari, maka yang pertama paling tidak memiliki rasa suka atau ketertarikan. Apabila awal bertemu matematika timbul underestimate yang membuat tidak ada ketertarikan dengan matematika akan timbul rasa malas untuk belajar. Kedua, setelah memiliki ketertarikan maka harus mulai mempelajari dan memahami konsep. Dalam hal ini siswa harus mendapat bimbingan dari seorang guru yang menguasai bahan pembelajaran agar siswa tidak mengalami kesalahan pemahaman konsep matematika. Karena jika sampai kesalahan pemahaman konsep terjadi maka dapat berakibat kesalahan pengertian dasar hingga ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Apa itu konsep? Konsep adalah pemahaman dasar yang saling berkaitan satu sama lain. Pada saat sekolah dasar siswa harus memahami konsep konsep pada matematika yang paling dasar. Dengan pemahaman konsep matematika siswa mampu menghadapi berbagai variasi persoalan yang sedang dihadapi. Contohnya siswa harus mengetahui bahwa 3x5 dalam prosesnya tidak sama dengan 5x3 walaupun hasilnya sama. 3x5 adalah 5 ditambah kan sebanyak 3 kali menjadi 3x5=5+5+5=15. Berbeda dengan 5x3 adalah 3 ditambahkan sebanyak 5 kali menjadi 3+3+3+3+3=15. Ketika siswa mampu memahami konsep maka siswa akan menunjukkan ketrampilan dalam menggunakannya. Contohnya seorang siswa diberi perintah oleh guru untuk mengambilkan 5 wadah masing -- masing  berisi 7 buah permen, kemudian guru meminta untuk siswa tersebut menghitung berapa jumlah seluruh permen dalam wadah jika digabungkan. Siswa yang sudah memahami konsep perkalian akan langsung menghitung dengan cara 5x7=7+7+7+7+7=35.
Saat ini sudah banyak sekali cara cepat yang dibagikan untuk bisa lebih cepat dan tepat menyelesaikan soal matematika. Tentu cara cepat yang diberikan berdasar dari konsep matematika suatu trobosan agar tidak melalui banyak tahapan dan lebih ringkas. Hadirnya cara cepat yang mempermudah siswa sehingga mereka menjadi lebih antusias mengerjakan soal soal matematika. Pada saat seseorang sedang melaksanakan ujian masuk perguruan tinggi atau Ujian Berbasis Komputer (UTBK) ataupun ujian -- ujian lainnya cara cepat sangat berguna untuk mengerjakan soal dengan efektif dan efisien. Soal -- soal UTBK adalah kategori soal sulit sementara siswa harus bisa mengerjakan jumlah soal banyak dengan waktu yang terbatas tidak lebih dari 2 menit sehingga, diperlukan trik cepat/cara cepat menyelesaikannya dan mendapat skor yang tinggi.
Namun, ada kekhawatiran dari penggunaan cara cepat yang kurang tepat penggunaan. Cara cepat yang digunakan tidak tepat pada waktunya dapat mengakibatkan siswa tidak memahami suatu konsep matematika yang sesungguhnya. Dalam hal tidak tepat adalah ketika dalam menerangkan suatu materi guru langsung memberikan cara cepat dan tidak menekankan konsep terlebih dahulu. Akibatnya siswa hanya dapat mendistribusikan angka ke dalam cara cepat namun tidak memahami bagaimana dan dari mana cara cepat muncul? Bagaimana cara menggunakan cara cepat ini untuk persoalan yang lain? Padahal cara cepat bukanlah kunci utama melainkan konseplah  sebagai kunci utama.
Pada saat siswa masih duduk di bangku sekolah dasar konsep matematika harus diterangkan dan diterapkan tanpa cara cepat yang menghilangkan langkah langkah penting. Tidak semua orang paham bahwa langkah yang dihilangkan/diringkas adalah langkah terjadinya suatu penyelesaian sebuah soal sebelum langkah selanjutnya. Bayangkan saja seorang anak mampu menjawab sebuah soal dengan cepat dan tepat tetapi saat dimintai penjelasan perinci/uraian bagaimana konsep yang diterapkan siswa tidak mampu menjawabnya karena mereka hanya mengerti cara cepat.
Apabila penggunaan cara cepat tanpa menguasai konsep matematis ini diteruskan akan membuat siswa menjadi kesulitan sehingga menyelesaikan dengan lambat. Kebiasaan yang biasa dilakukan secara instan kemudian suatu saat harus dipaksa menggunakan cara yang seharusnya tanpa diringkas maka akan menjadi lambat, disaat seharusnya sudah selesai dalam menyelesaikan tugasnya namun siswa harus masih mengingat bahwa kebiasaannya yang lama sudah tidak boleh lagi dilakukan pada tugas itu. Contohnya pada soal carilah nilai x untuk 3x+5=x+13, jika menggunakan cara cepat siswa akan menyelesaikan dengan memindah ruas bilangan untuk dikelompokkan antara bilangan bervariabel x dan konstanta saja. Tentu hal tersebut tidak memenuhi konsep matematika yang tidak mengajarkan adanya istilah pindah ruas. Padahal dalam konsep matematika mengajarkan bahwa jika ingin menghilangkan suatu bilangan disebuah ruas dengan operasi jumlah, kurang, kali, bagi maka ruas yang lain juga harus diberi bilangan yang sama agar persamaan linier setara dengan persamaan awal. Bagi siswa yang sudah terbiasa menggunakan konsep matematis maka akan dengan cepat menjabarkan langkah -- langkah pengerjaannya berbanding terbalik dengan siswa yang terbiasa menggunakan cara cepat.
Akhirnya cara cepat merupakan cara yang dapat digunakan apabila syarat penguasaan konsep mampu menerangkan, menginterpretasikan, memberi uraian, dan penjelasan sudah terpenuhi. Karena untuk menggunakan cara cepat siswa perlu memahami dulu sebuah kosep matematika dan dapat memahami mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan pada sebuah konsep. Sungguh pengetahuan yang sesat jika siswa memahami suatu konsep secara keliru. Pembuktian dalam matematika digunakan untuk menunjukkan secara pasti bahwa suatu pernyataan adalah fakta.
Kesimpulannya matematika adalah suatu bidang yang digunakan untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah kehidupan sehari hari secara logis. Siswa dalam menuntut ilmu harus memiliki pemahaman konsep matematis. Apabila terjadi kekeliruan dalam pemahaman konsep maka akan mengakibatkan kesalahan pengertian di jenjang yang lebih tinggi maka diperlukan guru yang menguasai bahan pembelajaran. Penguasaan konsep matematis penting agar siswa mampu menerapkannya pada persoalan- persoalan yang dihadapinya dengan berbagai variasi. Saat ini cara cepat sudah banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan persoalan. Namun, penggunaan cara/trik cepat harus tetap menguasai konsep. Jika siswa hanya menggunakan cara cepat maka saat menghadapi situasi diharuskan menggunakan konsep dasar akan mengalami kelambatan bahkan kesulitan dalam dirinya.
Sumber Refrensi:
Nida J. (2015). Kesulitan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dalam pembelajaran Matematika di Kelas Awal Sekolah Dasar. Jurnal Ar-Raniry. Vol. 4 No.(2).