Mohon tunggu...
RINALDI RINALDI
RINALDI RINALDI Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang FLASHPACKER

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Penang, Sebuah Kecantikan Akulturasi Budaya

26 November 2014   20:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:46 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penang. Nama itu seolah-olah tidak terasa asing bagi telinga kita. Ya, sebuah pulau di negara Malaysia itu merupakan salah satu tujuan wisata dunia. Menurut informasi, pada jaman dahulu Penang merupakan tempat pelarian orang-orang dari berbagai suku bangsa di dunia. Penang menjadi 'rumah' bagi masyarakat yang tertindas. Masyarakat Tamil dari India selatan, orang Melayu dari Malaysia daratan, dan etnis Manchu dari China ikut datang. Mereka lari dari ancaman keamanan di negeri masing-masing. Dalam pelariannya, mereka masih menjalankan norma-norma budaya yang berasal dari daerah asal masing-masing. Berbagai norma budaya tersebut masih dijaga hingga masa kini sehingga kita masih dapat menikmati berbagai peninggalan budaya tersebut terutama yang terdapat di salah satu kotanya, George Town. UNESCO pada tahun 2008 menetapkan Goerge Town sebagai salah satu kota warisan budaya dunia.

[caption id="attachment_378375" align="aligncenter" width="223" caption="sumber: milleniumtransportation.blogspot.com"][/caption]

Andaikan mendapat hadiah dari Traveloka berupa tiket Sriwijaya Air, saya akan memilih destinasi ke Penang, Malaysia. Saya akan mengajak istri berkeliling mengunjungi Penang Bridge untuk menikmati cantiknya lampu-lampu kota Penang di malam hari. Setelah merasakan melintasi Penang Bridge menuju Butterworth, saya dan istri akan mencoba merasakan naik kapal fery kembali ke George Town. Di George Town saya ingin melihat-lihat daerah kota tua yang merupakan miniatur Eropa. Setelah selesai melihat-lihat daerah kota tua, saya dan istri ingin ke Chinatown dan Little India. Disini kami berdua ingin melihat keunikan kawasan Chinatown dan Little India di Penang jika dibandingkan dengan kawasan China Town dan Little India di Kuala Lumpur maupun Singapura yang pernah kami kunjungi sebelumnya. Sebagai penutup hari, saya dan istri ingin wisata kuliner di sekitar Lebuh Chulia. Di daerah ini tersaji beragam kuliner mulai dari masakan India, Eropa, dan Asia.

[caption id="attachment_378370" align="aligncenter" width="146" caption="sumber: en.wikipedia.org"]

14169836261664972361
14169836261664972361
[/caption]

[caption id="attachment_378371" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: hotelspenang.com.my"]

1416983765584107733
1416983765584107733
[/caption]

Agenda di hari berikutnya, saya dan istri akan mengunjungi Bukit Bendera atau Penang Hill yang merupakan titik tertinggi dari Penang. Untuk menuju tempat ini kami berencana menggunakan trem listrik dengan jalur yang sangat menantang karena kemiringan rel bisa mencapai 45 derajat. Namun begitu, menurut informasi pemandangan di jalur ini sangat luar biasa. Pulau Penang tampak mungil dari atas sini.

[caption id="attachment_378372" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: en.wikipedia.org"]

14169838511483196433
14169838511483196433
[/caption]

[caption id="attachment_378374" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: telegraph.co.uk"]

1416983904825327668
1416983904825327668
[/caption]

Sekembalinya dari bukit, saya dan istri berencana akan melanjutkan perjalanan menuju Kek Lok Si Temple. Kabarnya ini merupakan kuil Budha terbesar se-Asia Tenggara. Sore harinya kami berencanake Pantai Batu Ferring di utara pulau untuk menikmati pasir putih dan suasana pasar pinggir pantai. Malam harinya kami berdua juga ingin belanja oleh-oleh dari Penang. Oleh-oleh yang cukup populer adalah kue pia. Selain itu, Penang juga terkenal sebagai penghasil kopi dengan kualitas yang cukup bagus sehingga kami juga ingin membeli kopi untuk oleh-oleh ayah saya yang memang penggemar kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun