Awal tahun 2020 disambut dengan banjir besar melanda Ibukota dan sekitarnya. Hujan yang turun mulai sekitar pukul 16.00 WIB pada 31 Desember 2019 berlanjut hingga siang hari di 1 Januari 2020. Derasnya hujan Ibukota ditambah kiriman dari Bogor membuat lima wilayah Jakarta masing-masing mendapat bagian banjir.
Tercatat daerah yang terendam banjir Jakarta Barat adalah Daan Mogot, Kemanggisan, Perumahan Taman Aries, Rawa Buaya, Cengkareng, Slipi, untuk Jakarta Selatan Rawajati yang memang merupakan langganan banjir, daerah Kuningan Barat, Kemang, Tebet.
Selanjutnya Gunung Sahari, Tanah Tinggi, Tanah Abang di bagian Jakarta Pusat, untuk wilayah Jakarta Timur kawasan Cipinang Melayu yang merupakan wilayah langganan banjir setiap musim penghujan mencatat banjir tertinggi yaitu mencapai empat meter.
Dilanjutkan dengan Halim Perdana Kusuma yang melumpuhkan jalan serta membuat Bandara di wilayah tersebut terendam air, luapan sungai di pertigaan Hek juga membuat pol taksi yang berada di sekitarnya berubah menjadi bakal kolam renang.
Sebagian kecil wilayah Kampung Rambutan dan Ciracas pun tak luput oleh banjir karena luapan sungai sekitar. Sedangkan di utara Jakarta Kelapa Gading dan jalan Yos Sudarso Astra menjadi wilayah yang terendam banjir tahun baru.Â
Menurut informasi dari banjir besar awal tahun tercatat sudah 19.073 orang pengungsi sampai dengan jam 16.00. Dan juga tercatat 3 orang meninggal dunia, 1 dari Jakarta Pusat, 1 Jakarta Timur dan 1 Jakarta Selatan.Â
Berbicara mengenai banjir Jakarta, sebenarnya hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Sebab tercatat dalam sejarah banjir besar seperti hari ini sudah melanda kota yang sebelumnya bernama Batavia sejak jaman kerajaan Tarumanegara.Â
Tercatat sejak tahun 1621 terjadi banjir besar di Jakarta, kemudian disusul tahun 1654, 1873 dan tahun 1918 pada zaman kolonial. Pada periode akhir, banjir besar sempat terjadi pada tahun 1979, 1996, 2002, 2007, 2012, 2017 dan kini 2020.
Jika melihat sejarah banjir besar yang memang pernah melanda Ibukota sejak jaman kerajaan Tarumanegara. Bisa dikatakan pekerjaan rumah PemKot DKI mengenai banjir merupakan hal yang turun temurun.
Sebab menurut catatan  pada jaman kolonial dulu, beberapa cara sudah dilakukan guna menanggulangi banjir. Seperti dibangunnya parit-parit, sodetan-sodetan,  pintu air sampai membangun kanal-kanal. Bahkan pemerintah kolonial pun sempat menerapkan pajak sampah guna menanggulangi banjir.Â
Saat ini pun PemKot DKI Jakarta masih terus melakukan tindakan guna menghindari banjir dengan mengerahkan pasukan orange untuk membersihkan sampah di sungai-sungai pun menghimbau para ketua RT di kawasan Jakarta guna membuat drainase agar jika musim penghujan datang maka air hujan tidak tergenang sehingga banjir dapat dihindari.Â