Mohon tunggu...
R Susanti
R Susanti Mohon Tunggu... Dosen - Staf Pengajar

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membuat Sabun Cuci Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Buah Lerak dan Daun Waru

8 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   14:16 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen dan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang terdiri dari Dr. F. Widhi Mahatmanti, Prof. Dr. Sutikno, M.T., Prof. Dr. drh. R Susanti, MP, Dr. Nuriana Rachmani Dewi (Nino Adhi), M.Pd dan Dr. Mahardika Prasetya Aji, M.Si beserta beberapa mahasiswa telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok ibu-ibu PKK RT 01 RW 04 Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dengan memberikan pelatihan pembuatan sabun cuci ramah lingkungan berbahan dasar buah lerak (Sapindus rarak DC)  dan daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).

Kebutuhan bahan baku alami adalah bahan yang mengandung saponin yang memiliki fungsi sebagai pembusaan dan sebagai surfaktan. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan terbentuknya buih pada permukaan air setelah dikocok/dapat mengeluarkan busa jika dikocok dengan kencang di dalam larutan. Busanya bersifat stabil dan tidak mudah hilang. Sifat ini mempunyai kesamaan dengan surfaktan. Bahan alami yang ada di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber surfaktan dan saponin adalah buah lerak dan daun waru.

Tanaman waru (Hibiscus tiliaceus L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Masyarakat juga memanfaatkan daun waru untuk membuat gelembung sabun. Daun waru berkhasiat sebagai antiradang, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Daun waru juga berkhasiat sebagai obat demam, obat bisul dan obat amandel. Selain daun waru dapat digunakan sebagai obat tradisional,  juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk, yaitu shampo. kandungan senyawa aktif saponin, flavonoid, polifenol, dan tannin. Daun waru mengandung senyawa saponin yang tinggi yaitu sebanyak 12,9 mg/g.

Pelatihan pembuatan sabun cuci ramah lingkungan diikuti oleh ibu-ibu anggota PKK RT 01 RW 04 Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Pelatihan dimulai dari pengantar dari Tim pengabdi yang menjelaskan kandungan saponin yang terdapat di dalam bauh lerak dan daun waru, kemudian praktik langsung pembuatan sabun cuci cair ramah lingkungan. Setelah sabun cuci cair dimasukkan ke dalam botol selanjutnya diberikan pula pelatihan pemberian label agar terlihat kemasan botol sabun cuci menarik untuk dipasarkan. Berdasarkan pengamatan terlihat para peserta antusias dan senang diberi pelatihan ini, dan sabun yang diperoleh selanjutnya dibawa pulang untuk digunakan untuk mencuci baju maupun segala peralatan dapur. Para peserta menyatakan bahwa sabun cuci sangat layak untuk dijual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun