Peristiwa ini terjadi di daerah pertambangan emas dan batu berlian di Kalimantan Selatan-Indonesia, dimana nyonya Odi S. menghadiahkan suatu surprise kepada suaminya dengan kelahiran anak mereka yang pertama yang diberi nama Permata. [caption id="attachment_79315" align="alignright" width="232" caption="Kegiatan Penambang"][/caption] Keluarga Odi S. sangatlah senang dan bangga akan kekelahiran bayinya tersebut dan selalu bercerita kepada teman-temannya. Sang teman yang punya selera humor tinggi segera pergi ke kantor sebuah harian ternama untuk memasang iklan: " Setelah hampir 10 bulan hidup menyendiri dan mencari nafkah di Pertambangan, akhirnya keluarga Odi S. berhasil mendapatkan Permata seberat 2 kilo gram" Sebelum berita tersebut beredar luas di masyarakat, maka surat kabar yang bersangkutan mengirimkan wartawannya yang cukup ganteng untuk mendapatkan fakta-fakta selengkapnya dengan mendatangi rumah keluarga Odi S. dan terjadilah wawancara sebagai berikut:
Wartawan: Apakah ini rumah keluarga Odi S. ?
Nyonya Odi:Ya, benar pak! Mau ketemu siapa ya ?
Wartawan:Sebenarnya saya mau ketemu Pak Odi, saya adalah wartawan dari Kompasianet
Nyonya Odi:Sayang sekali bapak lagi di pertambangan. Saya isterinya apa bisa saya bantu ?
Wartawan: Bolehlah kalau ibu bersedia, begini lo bu... saya dapat berita katanya keluarga ibu dapat permata ?
Nyonya Odi:(teringat sama anaknya) Ya, benar pak!
Wartawan:Dapatkah ibu memperlihatkan tempat diketemukannya permata tersebut ?
Nyonya Odi: Aduh gimana ya..... pasti suami saya akan marah bila saya perlihatkan lubang itu kepada bapak.
Wartawan: Jauhkah tempatnya dari sini ?
Nyonya Odi:Sama sekali tidak pak, bahkan sangat dekat.
Wartawan: Apakah disekitar lubang tsb. tumbuh semak-semak yg sangat lebat ?
Nyonya Odi: ( mukanya merah karena malu ) ya... tapi kata suami saya itu nggak masalah koq!
Wartawan: Apa lubang tsb. sudah ada sebelum suami ibu bekerja di situ ?
Nyonya Odi:(dlm hati ngegumel: sialan nih org dia pikir gw banci?) lha iyalah, kan alam yg  menciptakannya.
Wartawan: Apakah suami ibu yg pertama kali bekerja di lubang itu ?
Nyonya Odi: ( marah & malu ) kata suami saya sih gitu, kan dia dah pengalaman
Wartawan: Kira-kira berapa lama suami ibu bekerja di situ ?
Nyonya Odi:hmmmm....... kira-kira 10 bulan
Wartawan: Sukar nggak kerja untuk mendapatkan permata ?
Nyonya Odi: Awalnya sih susah, tapi setelah alat bor suami saya posisi tegak lurus ya... menyenangkanlah.
Wartawan: Apa suami ibu harus me-ngebornya dalam ?
Nyonya Odi:Wah... alat bor suami saya itu panjang sekali, Â jadi saya rasakan cukup dalam.
Wartawan: Apa menurut ibu di lubang tsb. masih mungkin didapat permata lagi ?
Nyonya Odi: (gembira) tentu saja! Â bila suami saya sering-sering nge-bornya.
Wartawan: Saya sangat ngiri dengan suami ibu, mungkin nggak ya saya sesekali ikut nge-bor di situ?
Nyonya Odi:( GR & bangga ) sebetulnya sih saya gak keberatan tapi lubang itu monopoli penuh suami saya.
Wartawan: Ooh.... sayang sekali, padahal saya sangat berminat loh!
Nyonya Odi: Termenung diam malu-malu.
Wartawan: Apakah suami ibu punya pembantu dalam pekerjaannya ?
Nyonya Odi:Tidak ! kalo saya nggak capek, saya yg bantu dengan goyangan saat suami saya nge-bor.
Wartawan: Satu pertanyaan lagi bu! apa cukup ada air disekitar lubang tsb.?
Nyonya Odi: Tentu saja, bahkan cukup untuk membasahi semuanya.
Wartawan: Sungguh ! suami ibu adalah orang yang sangat beruntung, bolehkah saya melihat permatanya ?
Nyonya Odi:Sebentar ya pak ! saya ambil dulu di kamar.
Wartawan: Langsung lemas setelah melihat sosok permata si buah hati keluarga Odi S.
Â
[caption id="attachment_79317" align="alignnone" width="446" caption="Permata"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H