Mohon tunggu...
Aki Wel
Aki Wel Mohon Tunggu... lainnya -

Keluguan yang tampak dari luar belum tentu cerminan sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mitos Tentang Bencana yang Sering Terjadi di Indonesia

3 November 2010   04:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mitos atau mite(myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.

[caption id="attachment_313375" align="aligncenter" width="499" caption="Awan berbentuk wajah Mbah Marijan"][/caption] Bencana besar di Indonesia rata-rata terjadi pada tanggal 26. Tsunami Aceh 26/11/04. Gempa Jogja26/05/06. Gempa Tasik 26/06/10. Tsunami Mentawai 26/10/10. Letusan Gunung Merapi 26/10/10. Masih menjadi teka-teki bahwa ada apa di balik tanggal 26 atau angka 26?!

Kemudian ada berita lagi yang menyebutkan bahwa terekam foto awan yang menyerupai wajah Mbah Marijan dan wajah Petruk yang menjadi pembicaraan di masyarakat luas.

Ketidak tahuan adalah kebahagian. Tetapi, ketidak tahuan akan kebodohan diri hanya akan mengarah ke neraka dalam penderitaan yang panjang. Dengan kemajuan dalam teknik kritisme tekstual masalah berita yang beredar atau isu-isu yang kita dengar, dapat menggunakan metode komparatif dalam mengevaluasi tradisi masa lalu dan perkembangan analitis abad modern. Siapa sebenarnya Mbah Marijan versi orang asing?

Maridjan was the son of the previous guardian, Mbah Hargo. He was appointed to the palace staff of the Sultan of Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, in 1970 and was given the title of Raden Ngabehi Surokso Hargo. He replaced his father as guardian in 1982. Mas Penewu Surakso Hargo, better known as Mbah Maridjan ("Grandfather Maridjan") (5 February 1927 – 26 October 2010) was the spiritual guardian or "gatekeeper" of the Indonesian volcano Mount Merapi.

Publik menghormati Mbah Marijan karena dia adalah contoh paripurna tentang ketaatan pada perintah sampai mati. Mayatnya yang ditemukan dalam posisi sujud menjelaskan sebuah rasionalitas lain yang dipuja sampai akhir hayat tanpa kompromi.

Dia memperoleh gelar Abdi Dalem Juru Kunci Redi Merapi Mas Panewu Surakso Hargo karena tugasnya itu. Itulah tugas keramat yang dibela sampai mati. Ia menolak mengungsi karena bagi Mbah Marijan yang sudah diberi amanah menjadi juru kunci, mengungsi sama dengan desersi. Ia memilih mati ketimbang lari.

Sekarang siapa Petruk itu?

di unduh dari google Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa. Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecrukpanyukilan yang gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah lakunya dan senang berkelahi. Ia seorang yang sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu, ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.

di unduh dari google

Lalu Mengapa Awan berbentuk Wajah Mbah Marijan dan Wajah Petruk muncul ?!

Dalam cerita pewayangan, gambar Gunungan selalu dipergunakan dan menurut penjelasan oleh “Drs. R. Soetarno AK yang saya kutib dari Ensiklopedia Wayang, Dahara Prize, Cetakan ke empat,1994”.

Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya. Di bawahnya terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan perisai. Itu melambangkan pintu gerbang istana dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana. Disebelah atas gunung terdapat pohon kayu yang dibelit oleh seekor ular naga

Dalam gunungan tersebut terdapat juga gambar berbagai binatang hutan termasuk gambar keseluruhan keadaan di dalam hutan belantara, juga untuk melambangkan api atau angin bila gunungan tersebut dibalik. Gunungan melambangkan keadaan dunia beserta isinya. Gunungan juga dipakai sebagai tanda akan bergantinya lakon/tahapan cerita. [caption id="attachment_313502" align="alignnone" width="185" caption="Gunungan"][/caption]

Bagi yang percaya akan mitos silahkan mentafsirkan sendiri akan uraian cerita diatas, akan tetapi bagi mereka yang mempunyai keyakinan tentang Islam perlu pula saya ingatkan salah satu ayat yang artinya sebagai berikut;

“ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (kejalan yang benar) ” (QS.30:41).

Wassalam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun