Mohon tunggu...
Robin Viriyaputra
Robin Viriyaputra Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lagi-lagi Soe Hok Gie

10 Oktober 2016   21:40 Diperbarui: 10 Oktober 2016   23:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu ketika membaca iklan di Koran Tempo bahwa Majalah Tempo untuk edisi 10 Oktober 2016 akan mengulas hal-hal terkait dengan Soe Hok Gie. Ya, "Waw keren nih, Lagi-lagi Soe Hok Gie", seketika terbersit kalimat tersebut dalam benak saya. Saat itu ada 2 hal yang muncul dipikiran, dimana yang pertama adalah rasa penasaran kira-kira apa lagi yang mau diceritakan dari diri Soe Hok Gie ini. Sempat juga pikiran menyelutuk apakah Majalah Tempo sudah kehabisan bahan atau ada hal-hal baru yang belum pernah diceritakan ke orang-orang sehingga Majalah Tempo merasa harus menyampaikannya pada edisi ini.

Itu hal pertama, lalu hal kedua yang muncul di pikiran adalah, wah bakal ada yang senang bukan main dengan edisi khusus ini. Ya. Seorang sahabat saya Bung Rudiyanto Tanwijaya adalah salah satu pengagum dan fans berat dari sosok Soe Hok Gie dan pemikiran-pemikirannya. Si Bung Rudi ini juga yang menyebarkan virus kepada diri saya dengan menyuguhkan bacaan-bacaan tentang Soe Hok Gie. Sudah hampir 10 Tahun lalu ketika pertama kali saya dipinjamkan Buku Catatan Sang Demonstran yang merupakan semacam buku harian dari Soe Hok Gie. Dari sejak saat itulah saya mengenal si Gie dan akhirnya menjadi familiar dan menyenangi karya-karya Soe Hok Gie dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Nah, dugaan saya bahwa si Bung Rudi akan senang bukan kepalang tidaklah meleset. Sesaat setelah saya sampaikan bahwa akan terbit edisi yang khusus membahas Soe Hok Gie di Tempo, si Bung Rudi terus menghujani saya dengan macam pertanyaan. "Kapan Terbit", "Di Majalah atau Koran", "Dimana Baca informasinya", "Ini Beneran atau ada salah lihat", itulah segelintir pertanyaan dari sang sahabat. Tentu saja setelah saya konfirmasi semuanya akhirnya si Bung Rudi pun puas dan dalam batin saya bergumam geli melihat kegirangan yang ditunjukkan sahabat saya yang satu ini. 

Hari Senin ini, 10 Oktober 2016 akhirnya sampai juga majalah Tempo edisi minggu ini ke kantor. Membuka plastik yang membungkus majalah tersebut serasa membuka kado yang ditunggu-tunggu. Tentu setelahnya mata dan tangan segera berkoordinasi membalik halaman yang memuat artikel dan kisah-kisah Soe Hok Gie. Sambil senyam-senyum karena kagum dengan isi dari artikel tersebut, rekan kerja di meja sebelah sampai penasaran apa sih yang dibaca sampai bisa senyam-senyum begitu. 

Keren, Hebat, Luar Biasa, dan Wah melihat isi dari artikel-artikel tentang Soe Hok Gie kali ini. Sambil membaca satu persatu artikelnya juga terbayang sahabat saya yang mungkin akan bereaksi sama atau lebih dari saya reaksi nya ketika membaca artikel-artikel tersebut. Harus saya akui bahwa ada banyak informasi baru yang saya dapatkan setelah membaca artikel-artikel tersebut. Banyak hal baru tentang Soe Hok Gie dan keadaan masa-masa dimana dia hidup yang saya peroleh setelah membaca artikel-artikelnya. Memang keren dan salut atas kerja keras dan upaya dari tim yang telah menghadirkan artikel-artikel ini. Sahabat saya juga tentu sependapat dalam hal ini.

Soe Hok Gie, seorang anak muda yang hidup di jaman ketika begitu banyak pergolakan politik dan kekuasaan berlangsung di Negeri ini, seorang yang hobi naik gunung dan sekaligus pendiri organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia, seorang yang kritis melalui tulisan dan pemikirannya, tetapi juga seorang yang humoris dan gaul di mata sahabat-sahabatnya. Terlalu banyak hal yang bisa diceritakan dari sosok Soe Hok Gie yang hanya berusia sampai dengan 27 Tahun. Masih banyak hal-hal yang setidaknya dapat menginspirasi dan memotivasi diri kita dari sosoknya. 

Sementara tulisan ini sampai disini dahulu dan akan saya lanjutkan ditulisan kedua untuk membahas Soe Hok Gie dari sudut pandang saya.

Selamat Malam.

Salam Damai.

Robin Viriyaputra

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun