Mohon tunggu...
Gading Cempaka
Gading Cempaka Mohon Tunggu... Guru - Gading Cempaka adalah nama salah satu tokoh atau karakter dalam legenda yang berasal dari daerah Bengkulu.

Menulis📝, adalah seni menuangkan isi hati ke dalam rangkaian kata-kata yang saling terhubung menjadi untaian cerita yang sarat dengan makna💞😍

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Game Online Itu Kejam!!!!!

14 Oktober 2014   02:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk gambar game online

sumber ; game online// www. google.com

Hari ini, Senin 13 Oktober 2014..sekolah kami libur. Hal ini sudah menjadi rutinitas setiap selesai MID semester, maka kami mendapat jatah libur 1 hari. Nah, karena cuacanya sangat panas , hehehe sebenarnya memang masih bayak pekerjaan di rumah sih, maka aku memutuskan tak kemana-mana alias ngendon saja…

Seperti biasa pula, selesai sholat zuhur, aku memutuskan untuk membaca di Kompasiana. Ada satu artikel yang menggelitik hatiku untuk membacanya yaitu tulisan mba Ira Oemar yang berjudul ‘Anak SD melakukan pembunuhan berencana. Waaow…penasaran aku membacanya, cukup berdebar-debar membayangkannya…tak sulit bagiku untuk membayangkannya kawan, karena setiap hari aku berhadapan dengan anak-anak SD dan kebetulan sekali, sudah beberapa tahun ini aku kebagian anak-anak di kelas 5…yang super duper dech kelakuannya….dan lima jempol buat mereka, karena telah berhasil membuat guru dan orang tuanyanya kelimpungan.

Okey kawan, sekedar intermeso…sudah hampir lima tahun aku mengajar di SD…dan memang dari awal mengajar di sini aku kebagian siswa-siswi kelas atas di tingkat SD. Yah sepertinya sih biasa-biasa saja, namun….lumayan kawan, dan luaaaar biasssa sikap dan prilaku mereka kesehariannya di sekolah. Yaaa, kalau di equal kan dalam istilah matematikanya, prilaku mereka sama dengan anak-anak di kelas 8 dan 11 di tingkat atas…..

Menanggapi kasus yang ditulis mba Ira itu, saya tak berharap, dan jangan sampai kejadian lagi, sedih dan ngeri saya membayangkannya. Sebagai gambarannya, hampir setiap hari kami menghadapi dan menyelesaikan kasus-kasus perkelahian antar siswa di sekolah….dan itu sangat menyita waktu, tenaga dan pemikiran bagi kami tenaga pendidik di sekolah. Masalah-masalahitu timbul ketika mereka berada di sekolah seperti ketika bermain, belajar kelompok/diskusi di kelas, bahkan masalah yang sudah berlarut-larut masih tetap terbawa sampai di kelas 5 contohnya adalah masalah ketika mereka masih di TK, play group…woooow……dendamkah ini? Bahkan tak jarang juga masalah-masalah itu timbul dari rumah dan di bawa ke sekolah…

Untuk masalah perkelahian, memang sebagian besar terjadi pada anak laki-laki, karena dalam hal ini untuk anak perempuan kasusnya berbeda lagi.

Kawan, setiap hari anak laki-laki selalu ada saja ulah yang mereka buat di sekolah, contohnya berkelahi dengan teman sekelas,berkelahi dengan kakak/ adik angkatan, berkata yang kurang sopan dengan teman, iseng, bermain tidak sportif dan masih banyak lainnya. Guru dalam hal ini selalu merusaha menyelesaikan permasalahan mereka dengan cara menanyai mereka satu persatu, dan akhirnya dipertemukan untuk saling bermaafan. Namun, ternyata kadangkala masalah ini tak selesai sampai di situ saja, berlanjut lagi…dan akhirnya berkepanjangan.

Nah, di kelasku yang sekarang pun setiap hari menghadapi hal-hal yang seperti ini, bahkan pernah saling pukul juga. Selalu saja mereka menjawab dengan alasan mereka melakukan itu karena mereka meniru adegan-adegan yang mereka lihat dan mereka mainkan di game online…ya Tuhan ku, sudah separah itukah dampak game online ini merasuki pemikiran anak-anak. Sehingga mereka menganggap apa yang dilakukan di game tersebut, “boleh dan tidak apa-apa “jika dilakukan juga pada temannya, tanpa sdikitpun terbersit di fikiran mereka akan akibat yang ditimbulkan dari prilaku tersebut.

Untungnya, sekolah kami melarang keras bagi siswa-siswi untuk membawa HP dan sebangsanya ke sekolah, walau dengan alasan apapun….sudah dilarang juga, setiap hari kalau kami amati, ada sebagian dari anak laki-laki yang selalu membicarakan game online di sekolah, khususnya di kelas. Dan setiap hari pula kami selaku guru sellau mengingatkan mereka untuk “STOP” membicarakan itu di kelas, bahkan dengan hukuman juga, mereka tetap membicarakan itu….hebat kan, kawan…..

Lagi-lagi, kami selaku pihak sekolah selalu berusaha menghimbau bagi orang tua di rumah, untuk tidak memberikan izin bagi anak-anak bermain game online terutama game yang bersifat kekerasan. Karena pengaruhnya sangat besar bagi sikap dan prilaku mereka sehari-hari terutama yang bisa kami amati di sekolah.

Apa jawaban orang tua, ketika kami sampaikan hal ini pada mereka….

Orang tua memiliki banyak alasan, ada yang mengatakan 1) Iya, Bu/Pak..saya melarang keras anak-anak bermain gadjet atau game online…(bagus !!!!!!Ibu/Bapak), 2)“ kami sudah membatasi bahwa anak-anak hanya boleh bermain pada hari Sabtu dan Minggu saja” rasanya tak mungkin jika itu berpengaruh pada sikap mereka (tipe ngeyel nih, kawan), 3)“ maaf, Bu/Pak..Saya tak punya waktu untuk menemani mereka bermain /berlibur di luar karena kesibukan saya dan suami, jadi solusinya anak-anak saya perbolehkan bermain gadjet, itu pun masih saya control, kok Bu/Pak (masih ngeyel juga…), 4) “ Saya tak punya cara lain, Bu..soalnya kalau dilarang bermain game, anak ini akan mengamuk..saya menyerah!!!!. Allahu Akbar…..

Kawan, tidak hanya sikap dan prilaku yang berpengaruh dari game online tersebut, omongan merekapun sangat jauh dari umur yang mereka miliki, contoh kecil saja ketika sedang berantem dengan teman anak-anak sering mengucapkan kata-kata kasar dalam bahasa inggris seperti losser, dam, fuck dan masih banyak lagi lainnya. Pada saat ditanya alasannya mengapa mengucapkan itu, mereka hanya menjawab “ gak apa-apa, biasa kok”dan mereka berdalih tak faham artinya. Selain itu, contoh lain adalah ketika guru menjelaskan materi tentang organ tubuh, yang sejatinya hanya mereka dengar istilahnya, sontak mereka akan tertawa geli dan saling melirik satu sama lain….tanpa malu,haaai…ada apakah gerangan??? ‘Nak, ini pelajaran!!!! Bukan lelucon…kadang saya tak habis fikir, apa sebenarnya yang ada di benak mereka ketika mereka mendengar kata-kata tersebut……

Jadi, tak heran kiranya jika ada kasus seperti itu yang mencuat ke permukaan…ibaratnya, yang dilarang saja masih bisa lolos, apalagi yang memang di bebaskan…ya sudahlah…..memang itu mau mereka, bebas tanpa batas….

Noted: Seharusnya, keluarga, sekolah dan lingkungan harus selalu saling mendukung dan mengingatkan anaka-anak kita….jangan pernah dibebaskan dengan alasan apapun!!!!! Karena kalau sudah menyesal tak kan ada artinya..terutama pola asuh orang tua di dalam keluarga sangat berperan penting bagi sikap dan prilaku anak-anak…..Tak perlu malu memberikan mainan kepada anak-anak kita permainan tradisional dan asli dari Indonesia...

JKT, Love and Peace

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun