sumber: www.wordpress.com
Badan tinggi semampai, rambut hitam tergerai panjang, mata belok, hidung bangirdan senyum yang menawan. Seorang perempun blasteran indo lokal, bentuk wajah oval, dengan bulu-bulu halus hampir tumbuh di semua permukaan wajahnya yangrupawan. Begitulah kira-kira jika kugambarkan sosok dirinya. Sudah sejak lama aku mengaguminya. Yaaa..dia adalah seorang mahasiswi semestertiga di kampusku. Benar sih, kami berda dalam satu fakultas, namun berbeda jurusan. Diam-diam aku sering memperhatikannya. Kami sering bertemu, ya tepatnya satu minggu sekali. Kami kebetulan menempuh mata kuliah yang sama, hehehe aku sih yang mengulang mata kuliah dasar itu.
Jika aku perhatikan lebih dalam perempuan ini , setiap kali kami bertemu, persaaanku dia semakin cantik saja. Dia unik, selain memiliki senyum yang aduhai hingga membuat jantungku mak dug-dug dibuatnya. Tutur kata dan gaya bicaranya juga sopan. Padahal, konon kata anak-anak lain dia berasal dari luar Pulau Jawa, emmmm mungkin benar kata teman-temanku dia blasteran Indo heheheh (ngarang).
Sudah lebih dari setengah semester kami sekelas, namun tak sekalipun aku mampu menegurnya.Aku hanya berani mengaguminya dari jauh, yaaaa paling dekat di belakang kursinya saja…itu sudah mentok. Minggu ini lagi-lagi dosenku member tugas pada kami. Nah, kesempatan deh ujarku. Tapi kapan ya aku bisa mewujudkan keinginanku meski hanya bertegur sapa dengannya?
“ Ran, aku pulang duluan ya” sesaat ku dengan Shinta berpamitan dengan Kirana. Betul teman-teman, nama perempuan yang sejak lama telah mengoyak-ngoyak hatiku ini adalah Kirana. Cantik memang, tak salah nama itu diberikan padanya. Kirana memang cantik, itu menurutkulho…..
Yaaaaah, rupanya dia masih ada kelas setelah ini. Emmm gak jadi deh aku menegurnya. Okey, minggu depan aku harus menegurnya! Ujarku menyemangati diri sendiri.Sesaat aku masih sempat melihatnya, dan kami pun bertemu pandang, namun dia langsung membalikkan wajahnya. Aku pun bergegas menuju parkiran, dan langsung meluncur ke base camp temanku karena hari ini aku ada jadwal latihan….eiits, sob hobiku adalah bermain bass betot. Ya keseharianku selain kuliah dan garap skripsiku, aku sering latihan bersama teman-temanku di base camp kami yang berada di daerah Seturan.
Aku terburu-buru menuju ke kelas. Aku terlambaaat deh, mana ada tugas lagi dan naasnya aku baru ingat tugasku ketika aku di parkiran tadi….haduuuuuh kacau deh aku nih, bisa-bisa tuh dosen ngamuk-ngamuk lagi. Ah, biarin saja yang penting hari ini aku mau menepati janjiku untuk menegur Kirana…harus! Haruuuus dan haruuuuusBagas…..!
Deg-degan rasanya jantungku…dari luar ku dengar dosenku sudah berceramah di dalam. Dengan pedenya aku masuk ke kelas. dan ala maaaaak, malang pula nasibku ini, ternyata hanya ada satu bangku kosong dan di depan pula. Ya sudahlah fikirku. Ya Tuhan, mata itu menatapku, dengan senyum yang aduhaaai…..manisnya, Ran…bisikku dalam hati. Yes! Hari ini aku duduk tepat di sebelah Kirana. Okey, aku harus ngomong sekarang!
‘Ran, tugasnya sudah?” ku coba mencairkan suasana.
“Sudah, Kak!Barusan Pak Tito meminta kita semua mengumpulkan tugasnya. Kalau yang belum harap segera dikumpulkan” katanya, Kak.
“ Okey, terima kasih, Ran” ujarku bahagia.
Sebenarnya sih, aku berharap Kirana bertanya apa aku sudah mengumpulkan tugas? namun sayang di sayang sepertinya percakapan kami terhenti di sini saja. Sampai akhir perkuliahan kami hanya terdiam masing-masing. Dan tiba-tiba sebuah ide konyol muncul di fikiranku.
“ Ran, gini ya, jujur deh aku belum buat tugasnya. Boleh gak kalau aku pinjam tugasmu? Please deh ya…boleh kan, Ran?”
Entah dapat keberanian dari mana aku saat itu, ku lihat Kirana hanya datar saja menanggapiku.
Tiba-tiba dia bicara. “ Oh gitu, boleh kok. Kak. Ujarnya sambil tersenyum kepadaku . Aduhai, rontok rasanya jantung ini dibuatnya.
“ kalau begitu, selesai kuliah aku ke kosanmu, boleh kan?”
“ lho, Kak,,,emang mau ngapain ke kosanku. Tugasku ada kok. (seketika dia memberikan flashdisknya kepadaku). Malu deh aku jadinya, yaa sudahlah..aku simpan dulu saja siasatku yang satu itu.
Seperti biasa aku langsung menuju parkiran, oh ya sob, aku sebenarnya hanya mengulang mata kuliah satu ini. Aku gak lulus gara-gara dosenku kalah cakep ma aku, alhasil aku gak lulus-lulus ni…..hehehe becanda, sob….Sekarang aku sudah semester akhir. Duuuh, kesannya aku dah tua bangetya heheheh. Sob, saat ini aku memang jomblo, tapi bukan jomblo sejati ya…hanya saja sudah hampir satu tahun belakangan ini aku sendiri, makanya aku sekarang sedangsenang alias naksir dengan seorang perempuan cantik. Yaaa, betul….Kirana. Kalau tampang, siapa sih yang gak tau aku (hehehe, sok tenar). Aku kesatria bergitar jurusan arsitek…nah, itu dia….benar sob, Bagas namaku. Bagus kan? Iya sebagus tampangku, emmmm itu kata mamaku dan orang-orang lho…..maaf, bukannya aku memuji diriku sendiri, namun itu kenyataan Sob.
Waaaw, kok jadi intermeso begini ya. Baiklah, karena hari ini suasana hatiku sedang berbunga-bunga, aku mau menyelesaikan tugasku. Sembari aku mengerjakan tugasku, tiba-tiba aku teringat Kirana. Kenapa ya dia mau meminjamkan tugasnya padaku. Padahal kami tak pernah bertegur sapa sebelumnya, atau jangan-jangan dia naksir sama aku…hehhe GR coy……tapi bisa jadi kan? Kalau dia gak naksir mana mungkin dia mau minjamin tugasnya (gak mau rugi).
Keesokan harinya aku ke kampus lagi, entahlah sejak kemarin aku selalu kefikiran Kirana. Cukup lelah mataku mencari-cari sosok Kirana di antara banyaknya mahasiswiyang lalu lalang. Di markas Bem aku menunggu, tiba-tiba Kirana datang. Dia hanya mampirdan berbincang sejenak dengan Shinta.
Akhirnya aku putuskan untuk mengikuti Kirana. Tak lama dia di kampus. Dia akhirnya pulang. Rupanya kosan Kirana hanya berkisar 10 menit dari kampus, pantas saja setiap hari Kirana jalan kaki menuju kampus.
Sepanjang jalan Kirana hanya menunduk, akhirnya Kirana sampai di sebuah rumah. Kos-kosannya dua tingkat dan tertera tulisan di depannya “Asrama Perempuan Regina”.
Selama latihan bass sore ini aku tak konsentrasi. Fikiranku selalu teringat dengan Kirana. Gerimis menyertaiku di sore ini, Selesaisholat magrib aku putuskan untuk datang ke kosannya Kirana.
Kirana kaget sekali dengan kedatanganku. Hal ini terlihat jelas di wajahnya ketika dia tahu yang datang adalah diriku.
“Lho, Kak! Kok tau Rana kos di sini? Dari siapa, Kak?”
Dengan nada sedikit grogi aku menjawab “ dari Shinta, Ran…kemarin aku mau mengembalikan flashdikmu, karena aku belum tau kosanmu, akhirnya aku tanya saja sama Shinta”
“Oh, gitu…pantesan, kok kakak bisa tau kosan Rana…ucapnya sambil tersenyum simpul.
Malam itu cukup lama percakapan kami. Dan aku senang sekali, karena hujan tak kunjung reda. Hingga aku pulang pun, hujan rintik-tintik tetap menyertaiku hatiku yang sejuk.
Sejak malam itu, hubungan aku dan Rana semakin akrab. Namun, sayang di sayang, sampai hari ini Rana belum pernah mengiyakan jika aku ajak makan atau pun jalan. Entahlah, ada apa gerangan dengannya. Kesannya dia seperti jaga jarak denganku.
Saking penasarannya, aku mencoba mencari info dari Shinta sahabat dekatnya. Shinta cukup bercerita banyak tentang Rana. Menurutnya, Rana saat ini memang sedang sendiri. Dan itu sudah cukup lama, yaaa kira-kira kurang lebih setahunan ini. Rana memang cukup selektif dalam berteman. Terutama dengan cowok, menurutShinta sebenarnya Rana cukup trauma dengan perselingkuhan yang dilakukan olehmantannya dulu.Dan, padahal Kirana tuh sayang bangat, Gas dengan cowoknya..bayangin deh betapa sakit hatinya dibuatin gitu.
“Emang , tampang tuh ya gak jamin setia atau tidaknya seseorang dengan pasangannya….padahal kau lihat sendiri kan, Kirana tuh cantik,dan sempurna kan, Gas? Tapi tetap saja diselingkuhin….gerutu Shinta seakan-akan kesal juga dengan kejadian yang menimpa sahabatnya itu. Oh, benar dugaanku. Ternyata sikap dinginnya dengan laki-laki disebabkan oleh hal itu toh…. Kasihan juga Kirana. Penasaran juga aku ingin lihat tampang laki-laki itu…tega ya dia nyakitin Kirana…tapi, tenang, Ran…Bagas gak akan seperti itu sama kamu….ucapku lirih seolah-olah turut merasakan kesedihan hati KIrana…
Sore ini latihanku cukup melelahkan. Berteman bintang yang bertaburan, dan bulan yang malu-malu memancarkan sinarnya,ku coba memainkan bass kesayanganku danmelantunkan syair lagu sembari membayangkan cantiknya wajah Kirana kala tersenyum padaku…..
Kirana, pagi ini wajahmu begitu ceria, senang sekali aku melihatnya. Selesai kuliah, aku coba lagi untuk mengajaknya pergi…dan beruntung sekali aku, kali ini Kirana mau menerima ajakanku. Dan kami pun meluncur menyusuriindahnyakotapelajar di atas tiger kesayanganku.
Saat menikmati kuliner di alun-alun selatan, diiringi lagu-lagu romantis, ku beranikan diri menatap mata Kirana. Tuhan, indahnya Kau ciptakan mahluk ini, matanya yang belok namun sendu….(bukan senang duit ya, sob)…seketika itu juga senyum menawan tersungging di bibirnya menggoda hingga ke sudut jantung hatiku…Rana, kiranya kita di takdirkan bersama…aku janji akan selalu menjagamu…menjagamu hingga akhir hanyatku….karena sungguh! Sungguh! Bagas sungguh menyukaimu…
Semilirnya angin menyibakkan rambut panjangnya, sembaritersenyum..Kirana menatapku jugadan seolah-olah merasakan hal yang sama sepertiku.
JKT, 09122014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H