Penggunaan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit berbahan fosil, seperti batu bara, telah terbukti membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia di seluruh dunia. Emisi polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyebab utama meningkatnya kasus penyakit pernapasan, jantung, dan gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara, sebagian besar di antaranya diakibatkan oleh emisi dari pembangkit listrik berbahan fosil.
Selain masalah kesehatan, penggunaan bahan bakar fosil juga mempercepat perubahan iklim yang memicu bencana alam seperti banjir dan gelombang panas, yang berisiko bagi kesejahteraan masyarakat. Pembangkit listrik berbahan fosil turut menyumbang gas rumah kaca yang mempercepat pemanasan global.
Solusi: Pemanfaatan Energi Surya Sebagai Alternatif Ramah Lingkungan
Untuk mengurangi dampak buruk tersebut, transisi ke energi terbarukan, seperti panel surya, menjadi solusi yang berkelanjutan. Indonesia, dengan iklim tropisnya, memiliki peluang besar untuk memaksimalkan potensi energi matahari sepanjang tahun. Teknologi panel surya dapat mengubah sinar matahari menjadi listrik tanpa menghasilkan polusi udara atau emisi gas rumah kaca yang berbahaya.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Teknik Mesin, panel surya merupakan salah satu bentuk Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Di Indonesia, potensi energi surya rata-rata mencapai 4,5 kWh/m² per hari(340379-perancangan-ener…. Teknologi ini terbukti andal dalam situasi darurat, seperti saat listrik PLN terganggu akibat bencana alam. Dengan kapasitas baterai yang dapat bertahan hingga 12 jam, panel surya menyediakan sumber energi yang stabil selama krisis.
Penggunaan panel surya bukan hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan menurunkan kadar polusi udara. Energi surya juga dapat menyediakan akses listrik yang terjangkau dan ramah lingkungan, terutama di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional.
Program pendidikan tentang panel surya di Kalimantan Tengah, yang melibatkan siswa dari SMAN 6 Palangka Raya, menunjukkan pentingnya pendidikan dini mengenai energi terbarukan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program ini sejalan dengan SDGs poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan poin 13 (Aksi Iklim), yang mendorong peralihan ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dengan inisiatif konkret seperti pengenalan dan penerapan teknologi panel surya, masa depan yang lebih hijau dan sehat dapat tercapai, sekaligus menjaga kelestarian bumi untuk generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H