Teringat seorang teman yang bertanya, "mana pacaramu? Kenalin dong..!! dia orang mana? Kerja dimana? trus kapan kalian nikah?". Dengan santai saya menjawab, "saya mah nggak punya pacar. Sambung do'anya ya..!! semoga sesegera mungkin menikah, dan saat walimah nanti, saya kenalkan pacar saya."
Lalu dia membalas jawaban saya: "hari gini nggak punya pacar??? halah... kamu tuh masih muda, jangan kolot deh. Sekolah jauh di kota, tapi nggak gaul. Jangan muna lah. Nikmatin aja. Pacaran itu asyik dan wajar banget lagi. Banyak kok yang rajin shalat pada doyan pacaran. Rugi tahu nggak menikmati indahnya pacaran. Yang penting nggak berbuat jahat aja."
saya cuma memberikan senyuman saja. dan dalam hati saya jawab: "Dih... em em pa kita no, donks... !!" hehehehe......
Punya pacar kayaknya udah jadi tuntutan hidup para remaja. Mereka bakal bilang kita aneh, kuno, nggak gaul, atau nggak laku kalo kita nggak punya pacar. Nggak laku??? Dagangan kaleeee......! Hehehe...
Kencan bareng pacar emang udah jadi bagian gaya hidup. Zaman sekarang, cewek kudu punya cowok. Dan nggak mengherankan kalo yang belum punya gebetan selalu diliputi yang namanya gelisah. Sementara yang udah pada punya, sumringah. Kalo malam minggu tiba, pasti ada yang nanya, "nggak malam mingguan??" atau "nggak di apelin, nih??".
Kadang saya jawab, "ya malam mingguan lah dirumah nonton tivi sama mama." Kalo saya ketahuan pergi dibonceng oleh seorang laki-laki, hmmmm...... langsung deh ada sms yang nongol. "cieee...... siapa tuh?? Kenalin atuh pacarnya ma kita-kita."
(Padahal kan, yang bonceng saya itu adalah adik kandung saya sendiri. Hehehe... Cian deh.)
Kayaknya, kalo ada cewek jalan sama cowok selalu di asumsikan sebagai pasangan. Dan seolah-olah, cewek pasangan ama cowok adalah urusan wajib yang dosa kalo ditinggalkan dengan kencan jadi ritual wajibnya.
Aktivitas kencan itu pastinya ada yang namanya pandang-memandang aurat atau memandang dengan disertai syahwat antar dua insan. Hal ini jelas melanggar aturan Allah Swt. untuk menundukkan pandangan. Seperti dalam Firman Allah dalam surat an-Nur ayat 30, yang artinya "Suruhlah Mukminin menundukkan sebagian dari pandangan-pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih bersih buat mereka. Sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang mereka kerjakan." Selain ayat di atas, banyak juga Hadist yang menunjukkan haramnya seseorang memandang lawan jenis yang bukan mahramnya. Nabi Saw. bersabda: "..., zinanya mata adalah dengan melihat, zinanya kaki denga melangkah, zinanya pikiran dengan berimajinasi dan timbulnya keinginan, dan kemaluannya yang akan membuktikan benar tidaknya," (HR. Bukhari-Muslim)
Coba, pernah nggak kalian lihat orang yang kencan nunduk terus, apalagi sambil merem? Yang ada, mata jelalatan, curi-curi pandang, saling mengerling, dan kalo udah gitu pasti yang namanya syahwat terusik. Hati jadi berdebar-debar dan bergemuruh. Tul, nggak?? Hehehe..
Kencan itu kan, pastinya mojok berduaan. Nah, kamu berarti udah melanggar aturan Allah untuk tidak berkhalwat. Allah mengharamkan seorang laki-laki berduaan dengan perempuan, dan Allah juga mengharamkan seorang perempuan berpergian sendiri tanpa disertai mahram. Rasulullah Saw. bersabda, "hendaklah kalian takut untuk berduaan dengan perempuan." "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama muhrimnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara keduanya adalah setan" (HR Ahmad).
Lalu, bohong banget kalo kencan nggak pegangan tangan, merangkul bahkan memeluk. Nah, ini adalah aturan Allah yang dilanggar juga. Karena Allah mengharamkan yang namanya persentuhan antara laki-laki dan perempuan, baik dengan berjabat tangan atau lainnya, selam keduanya tidak ada hubungan mahram atau perkawinan. Nah, lho!! Saya pernah baca sebuah Hadist, bunyinya begini: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi anak Adam bagian-bagian zina, dan tangan itu berzina dengan bersentuhan." "Seandainya kepala kalian ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagi kalian daripada kalian menyentuh seorang perempuan yang tidak halal bagimu." (Al-Hadist)
Kencan itu identik dengan aktivitas mendekati zina. Saya pernah denger istilah KNPI alias kissing, necking, petting, and intercourse. Tanpa itu, pacaran nggak seru alias ibarat makan sayur tanpa garam. Naudzubillahi min dzalik. Padahal Islam, kan udah mewanti-wanti agar tidak mendekati zina, apalagi sampai zina beneran. Jangan sampai deh!!
Kalo saya pikir-pikir mah, kencan itu lebih banyak mudaratnya dibandingkan dengan manfaatnya. Terutama buat kaum cewek, resikonya tinggi, Non! Punya teman kencan alias pacar hanya akan jadi beban pikiran dan perasaan. Setiap kita mau melakukan sesuatu pasti inget si dia. jadinya nggak konsen. Seperti lagunya duo Maia, "aku mau makan, ku ingat kamu. aku mau tidur, juga ingat kamu." Semua jadi serba kamu, kamu, kamu dan kamu.
Trus, kalo tiap kali mau ketemu si dia pastinya kamu bakal tampil abis-abisan. Tul, nggak?? Siapa sih yang mau tampangnya kelihatan the kucel and the kummel (hehehe) pas ketemuan sama pacar? Nggak ada, kan?! Yang ada adalah bagaimana bisa tampil cantik, menarik, seksi dan pede. Siapin kostum, kosmetik, dan minyak wangi. Ini bukan berarti kalo yang nggak punya pacar nggak boleh tampil rapi, tapi motivasinya jelas beda ama para aktivis kencan ini. Saya pernah baca dalam sebuah buku, Allah Swt. mengharamkan perempuan keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga dengan menggunakan wewangian dan berhias. Nabi Saw. bersabda: "jika seorang wanita menggunakan parfum dan kemudian melewati sekelompok lelaki dan mereka ini mencium bau farfumnya, maka ia telah berzina." Terlebih lagi jika memang wanita itu memiliki niat agar bau farfumnya tercium laki-laki.
Nah, kalo si dia adalah tipe cowok yang digandrungi cewek-cewek, kamu kudu siap-siap korban perasaan. Apalagi kalo ppacar kamu itu seorang vokalis band ternama di Indonesia. Yang fans ceweknya berjuta-juta (haha...alay...). Pastinya kamu bakalan diteror ama perasaan cemburu dan khawatir dia selingkuh. Kalo kayak gini, pasti bawaannya pengen ketemuan terus. Karena yang ada di benak kamu Cuma si dia doang. Lalu, kapan mau berkaryanya kalo sehari-hari Cuma jalan-jalan ama dia? padahal belum ada ikatan apa-apa. Rugi banget ngabisin waktu buat ngelayanin dia. Kalo udah suami-istri kan bisa bernilai pahala, meskipun Cuma melayani suami ngobrol.
Yang lebih parah lagi kalo nafsu udah berbicara!! Waduuuuuuuh... nggak usah dijabarin juga, kamu sendiri udah tahu, kan. Syeremmm ah...
Cinta itu emang fitrah, dan alangkah indah dan bermaknanya ketika kita sukses menjadi tuannya cinta. Tuang yang dengan gagah mengendalikannya agar tak menjadi ekspresi syahwati sebelum Allah menghalalkannya. Rasa cinta nggak melulu urusan cewek-cowok, tapi juga bisa dilampiaskan dalam bentuk kasih sayang pada ortu, adik, kakak, ponakan.
Nah, kalo kamu punya perasaan yang gimannaaaaaaaa getoh ama lawan jenis, itu wajar-wajar saja. Yang nggak wajar adalah kalo kamu melampiaskan rasa suka kamu ama someone sepesial dengan pacaran alias kencan atawa ngedate (halah... sama ajah ya? hehe). Itu udah nyalahin aturan Islam. Dalam Islam, cinta terhadap lawan jenis hanya boleh diekspresikan lewat lembaga pernikahan.
Pernah ada seorang teman yang mengatakan bahwa pacaran adalah jalan menuju pernikahan. Karena pacaran, kan, buat saling mengenal calon pasangan. Sebelum akhirnya nikah. Kalo nggak pacaran, gimana bisa saling kenal? Nanti malah jadi beli kucing dalam karung! waalaaaah...... manusia kok disamain sama kucing sih? Emangnya kamu mau nikah ama kucing apa?
Kayaknya, lebih banyak orang putus pacaran dibandingkan dengan menuju pernikahan karena pacaran hanya untuk pelampiasan syahwat. Lagi pula, perkenalan ada caranya sendiri kok. Nggak mesti lewat kencan yang aktivitas baku syahwatnya lebih menonjol.
Bila syahwatmu nongol, alihkan pada kegiatan lain yang lebih bernilai ibadah. Puasa juga bisa jadi benteng diri. Trus, kamu juga jangan tergoda sama teman-temanmu yang penganut aliran pacaran (aliran , nambah satu lagi neh.. hihihi). Kalo kamu dibilang nggak laku, enjoy aja! Justru yang cepat laku (laku pacaran, maksudnya) itu karena pasaran, nggak eksklusif gitu, lho!!
So, simpan dalam kamus hidup kamu untuk nggak pacaran sebelum merit. Pacaran setelah nikah, lebih asyik soalnya berpahala (nasehat seorang ukhti kepada saya. hehehe...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H