ABSTRAK
Pendahuluan: Kabupaten Batang merupakan wilayah yang memiliki potensi komoditas jeruk peras. Salah satu desa dan kecamatan yang terkenal dengan komoditas jeruk peras di Kabupaten Batang adalah Desa Bandung, Kecamatan Pecalungan. Adanya potensi komoditas jeruk peras belum dimanfaatkan dengan optimal dan sulit ditemukan pengolahan. Dari masalah tersebut, kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini dibuat untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenai pengolahan dan pemanfaatan buah jeruk peras menjadi sirup jeruk di Desa Bandung dengan fokus pada pengembangan produk untuk Unit, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Metode yang diterapkan meliputi observasi awal, sosialisasi, demonstrasi dan pelatihan, serta evaluasi hasil pelatihan. Adapun hasil yang didapatkan yaitu masyarakat dapat memanfaatkan dan mengolah buah jeruk sebagai sirup jeruk.
PENDAHULUAN
Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki kekayaan komoditas buah yang melimpah, salah satunya adalah jeruk peras. Jeruk peras, yang dikenal dengan rasanya yang menyegarkan dan kandungan nutrisi yang melimpah, merupakan salah satu buah yang potensial dalam industri pangan dan kesehatan. Menurut penelitian, jeruk peras mengandung vitamin C yang tinggi, serat, dan antioksidan seperti flavonoid, yang memberikan berbagai manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, dan membantu pengaturan gula darah (Mardiana & Pramudya, 2022; Yuliana, 2023). Potensi ini menjadikannya komoditas strategis yang dapat dimanfaatkan untuk inovasi produk, terutama dalam konteks pengembangan UMKM di Indonesia.
Di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, potensi jeruk peras sangat besar namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Kabupaten ini dikenal dengan produksi jeruk perasnya yang berkualitas, namun pengolahan produk berbasis jeruk peras masih terbatas, dan sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan untuk produk bernilai tambah (Kurniawan, 2021). Dengan adanya potensi ini, pengolahan jeruk peras menjadi produk seperti sirup jeruk dapat membuka peluang baru untuk pengembangan UMKM di daerah tersebut. Program sosialisasi dan pelatihan yang terfokus pada pengolahan jeruk peras diharapkan dapat memberikan keterampilan yang diperlukan untuk memproduksi sirup jeruk secara efektif, yang pada gilirannya dapat memperkuat sektor UMKM dan perekonomian lokal (Widodo, 2024).
Kondisi UMKM di Kabupaten Batang menunjukkan potensi yang besar namun juga tantangan yang signifikan. Banyak UMKM di daerah ini masih menghadapi kendala dalam hal akses ke pasar, keterampilan teknis, dan inovasi produk (Setiawan, 2023). Solusi untuk mengatasi tantangan ini melibatkan penerapan inovasi produk berbasis jeruk peras yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk UMKM. Dengan fokus pada pengembangan produk seperti sirup jeruk, diharapkan UMKM di Kabupaten Batang dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan membuka akses ke pasar yang lebih luas, serta berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi desa setempat (Ayu, 2023; Hendrik, 2024).
Inovasi produk berbasis jeruk peras, seperti sirup jeruk, merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi komoditas ini dan mendukung pengembangan UMKM di Kabupaten Batang. Melalui pelatihan dan penerapan teknologi pengolahan yang tepat, diharapkan akan tercipta produk baru yang tidak hanya meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha lokal tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di desa-desa setempat (Yuliana, 2023). Upaya ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan produk UMKM berbasis komoditas lokal lainnya di Indonesia.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan "Sosialisasi dan Demonstrasi Inovasi Olahan Jeruk" dilaksanakan di GOR Desa Bandung, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang. Pada hari Jum'at, tanggal 16 Agustus 2024 Pukul 15.00 WIB hingga selesai. Kegiatan yang dilaksanakan melibatkan para pelaku UMKM Desa Bandung karena relevansinya terhadap tujuan kegiatan yaitu pengolahan dan pemanfaatan buah jeruk peras menjadi sirup jeruk sebagai upaya pengembangan produk UMKM. Kegiatan ini bersifat kualitatif eksploratif dengan melalui tahapan berupa observasi, sosialisasi, demonstrasi dan evaluasi (Prihapsara et al., 2021). Metode pendekatan dan prosedur kerja dalam kegiatan ini disajikan dalam Tabel 1.