Mohon tunggu...
Rahmat Kurnia  Lubis
Rahmat Kurnia Lubis Mohon Tunggu... Penggiat Filsafat

Santri Desa, Kaum Sarungan, Suka Membaca, Suka Menulis, Suka Berjalan, Suka Makan dan Semuanya Dilakukan Dengan Suka-Suka. Alumni UIN Sunan Kalijaga (Suka), Suka Filsafat dan Suka Indonesia Berbudaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Eksotisme dan Kesejarahan Istanbul untuk Indonesia

28 Desember 2016   17:30 Diperbarui: 28 Desember 2016   17:50 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ziarah dimakam Sahabat Rasulullah SAW, Abu Ayyub Al Anshori di Istanbul, Turki

Bila kita mengunjungi Istanbul, salah satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah mengunjungi Istana Topkapi Saraya Muzeyi, dalam museum peninggalan sejarah tersebut kita akan melihat berbagai macam barang peninggalan sejarah hidupnya Muhammad Rasulullah Saw dan para sahabatnya termasuk juga peninggalan Fatimah putri kanjeng nabi beserta peninggalan cucunya Husein.

Banyak hal yang membuat kita seolah bersentuhan dengan masa dimana Rasulullah Saw hidup begitu dekat dengan kita, ada jubah, stempel, pedang, cetakan tapak kaki, lukisan, kunci kabbah, baju kerajaan dan surat administratif baginda nabi. Ada satu keunikan yang terjadi di Museum Topkapi dimana kita dapat mendengar alunan bacaan Al Quran yang dibaca secara bergantian. Bacaan al-Quran tersebut tidak pernah berhenti selama 24 jam secara terus-menerus selama 407 tahun.

Istana ini merupakan bagian dari Wilayah bersejarah Istanbul yang posisinya cukup dekat berada dipinggir selat Bosphorus dan saat ini merupakan Situs Warisan Dunia sejak ditetapkannya pada tahun 1985 oleh UNESCO. Diseputaran Topkapi juga terdapat bangunan bersejarah penting lainnya yaitu Blue Mosque dan Aya Shopia, bisa dibayangkan seni arsitektur manusia-manausia masa lampau memang telah melampaui usianya ratusan tahun, kenapa? Karena memang bangunana itu begitu indah, tidak membosankan dan membuat hati nyaman, itulah yang terbayang dalam benak kita ketika mengunjungi area Topkapi, Blue Mousque  dan  Aya Shopia.

Tepatnya sekitar bulan April setiap tahunnya Turki atau dalam hal ini di Istanbul bunga-bunga Tulip bermekaran disetiap sudut yang menambah romantismenya kota tua tersebut. Saat ini kita juga bisa berlayar menaiki kapal di selat Bosphorus untuk melihat eksotisme/pesona Istanbul pada malam ataupun siang hari, karena kita akan menyaksikan Istana Dolmabahce atau Dolmabahce Sarayi, tempat yang dulunya didiami oleh Mustafa Kemal Attaturk, sebagai pendiri Republik Turki. Selain itu kita ketahui bahwa jika kita menyaksikan Telok Golden Horn tepat pada waktu terbenamnya matahari ia seolah seperti tanduk yang mengkilap hingga saat ini wisatawan banyak yang ingin menghabiskan waktu hanya untuk sekedar melihat keindahan Golden Horn dari perbukitan Istanbul.  

Hal lain yang menambah lengkapnya keindahan Istanbul tersebut adalah karena memang secara geografis ia  terletak di dua benua yaitu daratan Asia dan Eropa, ada dua bangunan yang melengkapi sempurnanya kota ini yaitu Mihrimah Sultan Camii (bermakna masjid) yang dibangun oleh seorang yang bergelar Mimar Sinan. Sultan Camii sesungguhnya adalah satu nama untuk dua masjid. Masjid Mihrimah yang pertama terletak di Uskudar (sebelah Asia) sedangkan Masjid Mihrimah kedua terletak di Edirne (sebelah Eropa). Kedua masjid ini adalah karya yang sangat menarik karena ada rahasia yang dititipkan sang maestro di dalam karyanya. Ia mengungkapkan kebijaksanaan dan rasa cinta dalam bentuk karya yang agung. Diketahui menurut penuturan masyarakat setempat bentuk design masjid tersebut adalah seperti perempuan yang menengadah dan satunya lagi seolah seperti perempuan yang bersujud.

Tata letak bangunan di negeri taklukan Sultan Muhammad Al Fatih ini membuktikan kepada dunia bahwa pemikiran mereka memang melampaui zaman beberapa abad setelahnya. Menurut pengakuan Abi Suleman, seorang warga lokal berkebangsaan Turki, yang kebetulan sekarang ini ditugasi oleh Kementerian Pariwisata setempat menjadi Tourist Guide, bahwa posisi Istanbul (dulunya Konstantinopel) diciptakan secara alamiah terlindung oleh laut, selat dan teluk, yaitu laut Marmarai, selat Bosphorus dan teluk Golden Horn.

Maka dalam sejarahnya memang melakukan penaklukkan Konstantinopel ketika itu bukanlah hal yang mudah, apalagi memang kerajaan tersebut sudah dikelilingi oleh laut yang berombak besar, selat yang mematikan dan teluk yang sudah dipagari dengan rantai besi yang sangat besar, sehingga mengakibatkan pasukan Muhammad Al Fatih begitu kesulitan untuk memasuki wilayah istana Konstantinopel.

Namun diluar dugaan bahwa Muhammad Al Fatih mempunyai langkah yang sangat berani dan ide jenius untuk mengangkat kapal-kapal melalui gunung. Ratusan kapal mereka letakkan persis di depan istana teluk Golden Horn mengakibatkan sejumlah panglima Konstantinopel seperti dibebani mimpi buruk mendapatkan kenyataan demikian, karena hal tersebut hampir sesuatu hal yang mustahil terjadi.  

Diluar keberanian seorang Al-Fatih ternyata ia menyimpan semacam keyakinan yang sangat kuat yang pernah dilontarkan oleh baginda Nabi Besar Muhammad Saw bahwa suatu saat Konstantinopel akan ditaklukkan. Hal itulah kemudian yang terus menjadi motivasi baginya hingga diusia 21 tahun ia berhasil menaklukkan kerjaan besar dengan Istana berlapis tiga, puluhan kilometer  tersebut.

Satu hal yang pantas kita sebut sebagai maha guru dalam memberikan contoh dalam perjuangan penaklukan Konstantinopel adalah sahabat Rasulullah Saw, yaitu Abu Ayyub Al Anshori, hingga kini kuburnya terletak di daratan Eropa, yaitu disekitar masjid Sultan Ayyub dekat dinding Konstantinopel.

Ayyub Al Anshori mengatakan “Setidak tidaknya saya sudah memberi contoh kepada anak-anak muda bahwa inilah jihad, walau berusia tua tiada gentar untuk memasuki wilayah musuh". Pada saat penaklukan Konstantinopel mengalami kebuntuan maka Sosok Abu Ayyub Al Anshary telah menjadi penggugah semangat sehingga muncullah strategi luar biasa yang kemudian mengantarkan pada kemenangan spektakuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun