Perjalan saya di awali dengan rencana yang awalnya hanya sebatas keinginan melalui iklan yang tidak sengaja lewat di beranda akun instagram mengenai keindahan di pulau menjangan dan pulau tabuhan, dan disana terlihat sangat indah baik keindahan di pulaunya maupun keindahan di bawah lautnya, tanpa sengaja libur panjang kemarin saya ber inisiatif untuk menawarkan teman dekat saya "bestie" sendiri dan tanpa basa-basi ia pun langsung menyetujuinya dan dia berkata "say itu kan aku pernah ajakin kamu kesana dulu, dan itu termasuk list tempat yang ingin aku kunjungin lho.....".Â
Kemudian dari percakapan itu kita mulai merencanakan di bulan juli kemarin dan keputusan kita akhirnya jatuh pada tanggal 08 Juli 2023, seminggu sebelumnya kita mulai melakukan persiapan seperti halnya melakukan pencarian di instagram mengenai jasa open trip ke dua pulau tersebut yaitu pulau menjangan dan pulau tabuhan, setelah kita menemukan jasa open trip yang cocok dengan kita akhirnya kita mulai melakukan kontak dengan nomer WhattsApp kepada pihak jasa open trip tersebut dan melakukan pembookingan untuk tanggal 08 Juli dengan uang muka awal yang harus kita bayar terlebih dahulu sebesar 50k dengan harga per orang yang berkisar 290k include meeting point di GWD, kapal ke dua pulau PP, tour guide, dan makan siang.
Karena saya dan teman dekat saya berasal dari daerah yang berbeda jadi kami memutuskan untuk sama-sama berangkat dari stasiun Jember dan saya sendiri orang Jember sedangkan dia dari probolinggo dan melakukan transit di Jember agar bisa berangkat bersama-sama.Â
Kita berangkat sekitar jam 21.00 wib dari stasiun Jember menuju stasiun ketapang Banyuwangi pemberhentian paling akhir dengan tiket kereta seharga 58k dan sampai di sana sekitar jam 23.00 wib. Kenapa kita memilih perjalanan malam padahal ada kereta lokal yang lebih murah dari jember ke banyuwangi? karena kita menyesuaikan dengan kesibukan kita sendiri guys.....
Jadi setelah sampai di stasiun ketapang kita langsung menuju ke penginapan yang sebelumnya sudah kami booking melalui aplikasi booking.com, namun perjalanan kami tidak semudah yang dibayangkan karena kebetulan pas bulan Juli awal itu masuk ke dalam musim hujan terutama untuk daerah Jember dan Banyuwangi, jadi ketika kita sampai di stasiun ketapang dan mulai berjalan untuk mencari penginapan sudah mulai turun gerimis dan sampai di depan pas dipinggiran jalan raya gerimis semakin besar disertai jalan raya depan stasiun ketapang yang memang selalu macet tidak pernah longgar, karena sebrang stasiun ketapang ini merupakan pelabuhan gilimanuk atau pelabuhan penyebrangan ke pulau Bali.Â
Hujan semakin deras, jalanan semakin macet tidak teratur dan jam semakin malam juga dingin sedangkan kami belum juga menamukan penginapannya, sehingga tepat di pinggir jalan raya ada seorang bapak-bapak yang duduk terlihat duduk sendiri dan kemudian kami hampiri untuk menanyakan alamat homestay yang kami tunjukkan di handphone, setelah beberapa saat sama-sama kebingungan sambil lalu bapak tersebut menyuruh kita untuk duduk karena hujan sudah sangat deras dan jam sudah sekitar jam 12 malam lewat.
Jelang beberapa menit ada seorang bapak-bapak yang memakai jaket dan helm grab kehujan yang kemudian dipanggil oleh bapak yang sebelumnya kami tanyakan dan beliau menanyakan pada teman ojolnya tersebut mengenai alamat yang kita tanyakan, dan ternyata jelang beberapa menit bpk ojol tersebut baru menyadari bahwa homestay yang kita tuju adalah milik dari temannya.
Kemudian beliau membatu kami dengan menghubunginya namun nihil setelah beberapa kali di tlp tidak diangkat hingga pada akhirnya bpk tersebut menjelaskan dengan jelas kepada kami yang merupakan sebagai pendatang di daerah itu. Waktu hampir jam 1 dini hari hujan tetap deras dan jalanan yang macet kami akhirnya memutuskan untuk berlari melewati trotoar yang kecil dan hujan, karena rasanya mata sudah berat dan badan mulai lelah.
Tidak berhenti disitu, malam yang penuh perjuangan menuju ke tempat penginanpan kami masih berlanjut, karena setelah hujan-hujan kami berjuang menuju homestay tersebut akhirnya kami temukan yang ternyata tempatnya memasuki gang sempit dengan plang kecil yang tidak begitu terlihat apalagi hujan  dan macet, sampailah kami di teras homestay dengan pakaian dan tas yang luamyan basah kami mengedor pintu, menelpon, dan memanggil penjaga homestay seperti tidak ada orang, setelah beberapa detik tidak ada tanda-tanda yang akan menjawab atau membukakan pintu akhirnya kami jalan ke depan gang untuk bertanya kepada orang sekitar dan kami pun rela kehujanan lagi.
Sampai pada akhirnya kami kembali ke homestay tersebut sesuai instruksi dari tetangga sekitar homestay yang sudah mengenalnya kami pun membuka pintu dan ternyata memang benar tidak dikunci kami pun masuk dan kaget karena di sebelah kiri pojok ada orang besar yang kami lihat tergeletak memakai baju hitam dan posisi tengkurap dan gelap kami pun memanggil berkali-kali hingga orang tersebut terbangun, dan anehnya bpk penjaga homestay tersebut malah tidak tau atas kedatangan kami dan panggilan yang sedari tadi kami lakukan ternyata tidak terdengar olehnya karena tertidur pulas, namun perjuangan kami belum usai walaupun waktu sudah menunjukkan sekitar jam satu dini hari ternyata bpk tersebut berkata "mbak maaf ya.
Saya tidak tau kalau samean mau datang sekarang jadi kamarnya yang disini sudah full tak kasihkan ke orang lain, jadi mbak saya akan antarkan samean satu-satu ke homestay kami yang ada di dekat stasiun ketapang saja ya, kebetulan disana masih ada kamar" sontak dalam hati kami (apa? terus kita disini ngapain, perjuangan kita dari tadi sia-sia pada akhirnya balik lagi ke stasiun)