Awalnya aku kira akan menyenangkan setelah nama mendapat gelar, setelah melakukan perayaan wisuda sarjana S1, ternyata semua tidak semudah yang dibayangkan.........
Banyak harapan dan keinginan di mata para wisudawan dan wisudawati kala itu ya.... termasuk aku sendiri yang hanya dari keluarga yang sederhana dan pas-pas san, awalnya semua seakan-akan berlomba-lomba untuk segera wisuda dan mendapatkan gelar agar bebas dari kampus tapi nyatanya kenyataan tidak semudah yang dibayangkan!
Beda halnya jika teman-teman yang lain hanya ingin lekas menyandang gelar sarjananya dan bebas dari kuliah dan kemudian bekerja, namun aku.... ingin juga terbebas dari membayar UKT dan kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuanku lah, mungkin saja ada banyak peluang di luar sana bagi para sarjana yang mendapatkan gelar sama sepertiku tapi...... ternyata, rata-rata perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan justru kebanyakan mereka lebih memilih para sarjana lulusan kampus ternama di Negeri ini. Sedih bukan main jika semua rata-rata seperti itu, dan akhirnya akan berdampak sangat kecil peluang yang akan aku dapatkan dan teman-teman se kampus ku yang hanya dari lulusan salahsatu kampus Islam Negeri tetapi masih kurang dianggap dan malah hanya dipandang sebelah mata....
Jika sudah seperti ini kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, hanya saja merasa kurang diperlakukan dengan adil dan akhirnya mengurangi semangat untuk terus mencoba-mencoba dan mencoba, dan akhirnya yang sering ditemui di lapangan banyak diantara teman-teman yang bekerja justru tidak sesuai dengan tempatnya. Maksudnya disini ialah mereka ada yang bekerja di tempat yang seharusnya bukan diperuntukkan untuk lulusan yang bergelar dengan gelar yang mereka dapatkan intinya tidak sesuai dengan gelar mereka, dan akhirnya pun yang seharusnya bekerja ditempat tersebut malah tidak dapat bekerja sesuai dengan tempatnya dan sampai ada yang tetap menganggur karena adanya ketidakpastian dalam pekerjaan saat ini.
Mungkin sebagian anak remaja saat ini juga ada yang memanfaatkan sosial medianya sebagai penghasil cuan mereka, tapi percayalah tidak semua anak Bangsa di Negara ini dapat disamakan dengan mereka, karena jika kita lihat di media sosial semua terlihat mudah untuk menjadi viral memang, tapi rata-rata pada kenyataannya justru mereka sebelumnya juga menggunakan cuan yang lumayanlah bagi sederet mantan mahasiswa seperti ku yang mungkin jumlah cuan atau uang yang dipakai justru bisa di buat makan untuk berbulan-bulan.
Berada di fase ini dimana sudah menyandang gelar sarjana dan sudah dipandang tinggi oleh Masyarakat Desa sekitar, mungkin mereka berfikir akan sangat mudah untuk segera mendapatkan pekerjaan dan memiliki uang banyak karena sudah sarjana S1, namun, jika kenyataannya justru tidak sesuai ekspektasi mereka justru sarjana sepertiku lah yang belum juga mendapatkan pekerjaan akan menjadi salah satu bahan menarik untuk di jadikan hot news atau bahan omongan di kalangan Masyarakat Desa setempat yang tidak akan ada habisnya. Andai mereka tau di balik layar apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diperjuangkan serta apa yang sedang dan yang akan aku lakukan, mungkin mereka juga akan berfikir positif dan akan banyak mendukung dengan hal positif yang justru itu yang sangat aku butuhkan saat ini.
Jika menyinggung tentang artikel yang pernah aku tulis sebelumnya mengenai begitu pentingnya memiliki orang dalam, yah.... memang benar adanya dan sudah sering terjadi hingga teman sendiri pun sudah ada yang demikian, belum lagi yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pekerjaannya dengan adanya gratifikasi dan lain sebagainya..... sungguh lelah bukan? jika hanya menyandang gelar Masyarakat biasa yang inginkan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan dengan keadilan.Â
Belum lagi hidup di Desa sepertiku harus kuat dengan omongan dan nyinyiran para tetangga yang tidak ada habisnya tanpa mereka pikirkan kesehatan mental dan dampaknya terhadap orang tersebut,  hingga aku sering merasa berada di titik gelap dan paling gelap diantara yang lain seperti aku merasa jatuh ke jurang yang saaaangat dalam tanpa ada jalan keluar dan buntu, hingga di sana pikiranku mulai kemana-mana dari pikiran dimana aku anak pertama yang harusnya bisa menjadi pengganti Alm. Ayah ku untuk menjadi penggantinya sebagai tulang punggung keluarga saat ini, untuk membantu biaya sekolah ke dua adik-adik ku, kemudian selalu membuat lamaran pekerjaan yang tak kunjung ada panggilan, belum lagi masalah-masalah lainnya yang silih berganti di hidup ini. Hingga yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa, memohon, menangis dan mencoba dan selalu mencoba agar berfikir positif  agar mental ini kuat, karena jika tidak berfikir demikian bisa saja aku sudah bunuh diri karena stress dalam segala hal jika dipikirkan demikian.
Tapi sangat beruntungnya aku ketika melihat bahwa aku masih memiliki seorang Ibu yang sangat penyabar dan selalu mengajarkan pada anak-anaknya bahwa jangan terlalu bersedih soal duniawi, karena semua yang bersifat duniawi ini masih sementara dan yang bersifat kekal itu hanya akhirat, maka dari itu teruslah beribadah lakukan kewajiban sebagai seorang muslim perbanyak sholawat, mengaji dan berdoa memohon kepada sang Maha Kuasa, karena jika kamu sudah bisa mengetuk hati sang Kuasa Niscaya semua yang akan kamu lakukan di dunia ini akan dipermudah, akan diberikan petunjuk, dan akan di berikan lebih oleh Allah, menurut Ibu, mau kamu bekerja, mau kamu tidak bekerja sekarang tidak apa-apa nak, Ibu tidak pernah memaksa karena Ibu tau tujuan menyekolahkan mu sampai perguruan tinggi ini bukan semata-mata agar kamu bisa mendapat pekerjaan bukan karena agar kamu bisa kerja kantoran, tapi.... agar kamu menjadi orang yang berilmu, karena sebaik-baiknya orang yang hidup di dunia ini adalah ia orang yang berilmu, jadi mungkin saat ini bukan rejekimu tapi Ibu yakin jika sudah sampai pada rejekimu Allah akan menunjukkan Kuasanya dan Allah akan mempermudah segalanya nak.... Aamiin.Â
Mendengar  perkataan Ibu tersebut hati ini rasanya terketuk dan otak ini berfikir ulang yang kemudian tersadar bahwa niat ku selama ini salah..... hingga selama ini yang aku lakukan pun seperti sering merasa menjadi seorang sarjana yang tidak berguna, sering berfikir salah mengambil tujuan hidup dengan salah mengambil gelar yang sudah aku dapatkan saat ini karena memang dulunya ingin sekali terjun ke dalam dunia medis atau kesehatan, namun aku sadar biaya yang tidak ada, jadinya aku memberanikan pilihan ke 2 ku yaitu gelar yang saat ini aku dapatkan disalahsatu kampus yang hanya membayar UKT murah setiap semesternya dibanding kampus-kampus lainnya, dan pembayaran UKT pun dengan beasiswa hmmm.... betapa kurang bersyukurnya aku setelah aku di berikan wejangan oleh Ibu dan akhirnya sadar bahwa kenikmatan yang di berikan oleh Allah kepada ku selama ini sungguh sangat tidak terduga, dan masih banyak mengeluh ketika saat ini menurutku sedang dalam keadaan terpuruk, bingung akan masa depan dll, hingga memiliki pikiran negatif dan merasa stress sendiri dan semua terlihat ketika aku tiba-tiba saja menangis kadang sensitif dll....
Mungkin saat ini semua terlihat begitu sulit dan muncul rasa ingin menyerah saja dengan pikiran negatif, stress hingga kurang percaya diri dan takut tapi percayalah yakinlah bahwa suatu hari entah kapan pun itu waktunya pasti akan ada waktu dimana aku dan kalian akan merasakan manisnya kehidupan, tapi untuk saat ini tetaplah semangat, tetaplah berjuang dan teruslah mencoba dan mencoba. Karena bisa saja kalian di takdirkan bukan untuk menjadi seorang karyawan tapi kalian ditakdirkan untuk menjadi seorang yang membutuhkan karyawan dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang Aamiin.