Indonesia merupakan negara demokrasi. Negara demokrasi seharusnya memiliki partisipasi politik yang tinggi, khususnya dalam penyelenggaraan pemilu. Partisipasi politik tidak hanya memberikan ruang untuk memberi suaranya dalam proses pemilihan umum, tetapi sebagai perwujudan nyata dalam mengambil keputusan. Namun sejak pertama kali pemilu diselenggarakan pada tahun 1955 di Indonesia hingga sekarang, generasi muda cenderung tidak menggunakan hak suaranya dengan maksimal. Bahkan hal ini semakin meningkat setiap pemilu dilaksanakan.
Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2024, sekitar 60% dari total pemilih terdaftar (sekitar 204,8 juta orang) berasal dari generasi muda. Sementara pada pemilu tahun 2019, partisipasi generasi muda di Indonesia mencapai 91,3% yang sebelumnya mengalami peningkatan dari tahun 2014 di mana partisipasi pemilih muda tercatat sebesar 85,9%. Hal ini terlihat bahwa minat generasi muda dalam pelaksanaan pemilu mengalami penurunan.
Ada banyak hal yang menjadi alasan rendahnya partisipasi generasi muda dalam dunia politik. Pertama, sedikitnya minat terhadap masalah politik. Generasi muda sering kali dianggap kurang peka terhadap isu-isu politik dan memiliki minat yang rendah dalam topik-topik politik. Kedua, minimnya pemahaman politik karena kurangnya mendapatkan edukasi atau pendidikan demokrasi yang efektif, sehingga tidak sepenuhnya memahami proses politik dan manfaatnya.
Ketiga, media sosial yang kurang literatif. Tingkat literasi media sosial yang rendah dapat menyebabkan generasi muda sulit membedakan informasi mana yang valid dan mana yang palsu. Keempat, rendahnya kepercayaan generasi muda pada partai politik. Kaum muda sering meragukan integritas politisi dan sistem politik yang dapat mengurangi motivasi mereka untuk terlibat dalam proses poitik. Kelima, adanya praktik money politics dalam kampanye yang dapat membuat merekat percaya bahwa politik hanya soal uang, bukan ideologi atau visi misi yang jelas akan membangun bangsa. Terakhir, adanya diskriminasi, tekanan, ataupun paksaan yang membuat masyarakat cenderng untuk mundur daripada bergabung aktif dalam proses demokrasi.
Generasi muda saat ini masih rendah untuk ikut serta dalam perpolitikan di Indonesia. Padahal, mereka memiliki peran penting dalam partisipasi politik. Hal ini untuk memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa suara mereka didengar dalam pengambilan keputusan. Dalam perkembangan zaman modern ini, generasi muda sering kali lebih terampil dalam menggunakan teknologi dan media sosial yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi, mengorganisir acara, dan meningkatkan kesadaran politik di kalangan teman sebaya mereka.
Kaum muda sebernarnya cenderung lebih kritis terhadap menilai segala kondisi. Mereka memiliki kemampuan untuk menuntut perubahan melalui berbagai platform, termasuk demonstrasi, petisi, dan kampanye online. Selain itu, melalui pendidikan formal maupun informal, generasi muda dapat dibekali dengan pengetahuan tentang hak-hak politik mereka serta cara berpartisipasi secara efektif dalam proses politik.
Banyak generasi muda yang terlibat dalam organisasi kemasyarakatan atau kepemudaan yang berfokus pada isu-isu sosial, lingkungan, atau politik. Keterlibatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan kepemimpinan mereka tetapi juga memperkuat jaringan sosial yang mendukung partisipasi politik.
Secara keseluruhan, peran serta generasi muda sangat krusial dalam membangun budaya partisipatif yang kuat, yang pada gilirannya akan memperkuat demokrasi dan menciptakan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Sebagai generasi penerus, sudah saatnya kita mengambil peran aktif dalam dunia politik untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Partisipasi politik bukan hanya sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa suara dan aspirasi generasi muda didengar. Mari kita gunakan teknologi dan kreativitas kita untuk menyebarkan informasi, terlibat dalam diskusi, dan mendukung gerakan yang sejalan dengan nilai-nilai kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H