Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan salah satu cuplikan video yang diunggah oleh akun YouTube Ma'had Al-Zaytun, yaitu Al-Zaytun Official. Cuplikan video tersebut menampilkan Panji Gumilang selaku pimpinan ponpes Al-Zaytun sedang mengajak para peserta yang datang untuk menyanyikan lagu Havenu Shalom Aleichem bersama di Masjid.
Menurutnya, lagu Havenu shalom Aleichem ini sama saja dengan kalimat Assalamualaikum yang biasa diucapkan oleh kaum muslim untuk memberikan salam atau sapaan. Panji Gumilang juga menyebutkan bahwa kalimat Assalamualaikum ini tidak bisa dibuat lagu atau dinyanyikan, oleh karena itu Panji Gumilang menggunakan lagu berbahasa Ibrani ini untuk dinyanyikan bersama dengan para peserta dalam acara malam 1 suroatau 1 Muharam.
"Adapun saya menyanyikan karena itu bisa di lagukan, kalau Assalamualaikum itukan gak boleh dilagukan" ucap Panji Gumilang pada akun YouTube Metro TV.Â
Ucapan salam itu pun disebut sebagai bentuk toleransi bagi penganut agama lain. Ponpes Al Zaytun kerap menggelar acara pada Malam 1 Muharram. Pada acara tersebut mereka mengundang tamu yang berasal bukan hanya kaum muslim, namun beberapa umat agama lain.
"Al-Zaytun itu kan dibilangnya toleransi kan, jadi semua penganut agama lain juga (saling menghargai). Kalau setiap Muharram itu nggak cuma orang Islam yang datang, ada Buddha, Kristen. Kita kan menganut aliran toleransi jadi semua ada. Bukan cuma dari luar negeri, dalam negeri juga ada dan semua agama ada," beber sumber SA yang pernah mengenyam pendidikan di Al Zaytun.
Tidak hanya itu, beberapa video lain yang banyak beredar juga memperlihatkan para santri Al-Zaytun yang menerapkan lagu-lagu berbahasa Ibrani tersebut. Mereka menyanyi dan menari menggunakan lagu dari Israel. Alasan Panji Gumilang meminta para santrinya untuk menerapkan lagu berbahasa Ibrani yaitu karena salam sapaan tersebut bisa dinyanyikan dan Panji Gumilang menyebutkan bahwa ia memiliki nada-nadanya lengkap dengan not-notnya.Â
Ucapan salam itu pun disebut sebagai bentuk toleransi bagi penganut agama lain. Ponpes Al Zaytun kerap menggelar acara pada Malam 1 Muharram.
Pada acara itu mereka mengundang tamu yang berasal bukan hanya kaum muslim, namun beberapa umat agama lain.
"Al-Zaytun itu kan dibilangnya toleransi kan, jadi semua penganut agama lain juga (saling menghargai). Kalau setiap Muharram itu nggak cuma orang Islam yang datang, ada Buddha, Kristen. Kita kan menganut aliran toleransi jadi semua ada. Bukan cuma dari luar negeri, dalam negeri juga ada dan semua agama ada," beber sumber SA yang pernah mengenyam pendidikan di Al Zaytun
Terkait konflik tersebut, berbagai kontroversi dari para tokoh masyarakat dan ulama-ulama mulai bermunculan.  Dikutip dari channel Youtube Tribun Medan TV dalam KONFERENSI PERS : LEMBAGA BAHTSUL MASAIL (LBM) PENGURUS WILAYAH NAHDATUL ULAMA JAWA BARAT pada 15 Juni 2023 "KEMARAHAN NU Jabar Haramkan Lagu Havenu Shalom yang dinyanyikan Ponpes Al-Zaytun: Sarat Yahudi", Dalam konferensi tersebut LBM NU JABAR menegaskan bahwa secara historis lirik lagu tersebut kental dengan agama Yahudi, baik dari segi kemunculan dan penggunaannya, bukan tanpa alasan LBM NU JABAR mengharamkan lagu tersebut, menurut LBM NU JABAR lagu tersebut menyerupai dan mensyiarkan tradisi agama lain. Hal ini juga yang membuat LBM PWNU JABAR resmi menyepakati bahwa Ma'had Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Sebelumnya lagu ini viral  usai dinyanyikan oleh pendiri Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, yang digunakan sebagai salam khas bangsa Yahudi.Â
Alasan lain lagu Havenu Shalom Aleichem haram untuk dinyanyikan "yang pertama karena lagu tersebut menyerupai dan mensyiarkan tradisi agama lain Islam, yang kedua mengajarkan doktrin yang dapat berpotensi menghilangkan konstitusi syariat perihal Fiqih yakni dengan pengucapan salam kepada nonmuslim". Ucap Salah Satu Perwakilan LBM PWNU JABAR dalam Konferensi Pers.