Pandemi Covid-19 yang terjadi awal tahun 2020 hingga sekarang membawa dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan perekonomian masyarakat Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 paling besar dirasakan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain destinasi wisata, desa-desa wisata di Indonesia juga menjadi salah satu yang terdampak akibat pandemi tersebut. Desa wisata menjadi sepi pengunjung dan yang yang tadinya banyak turis berdatangan sekarang hampir tidak ada.
Untuk memanfaatkan kembali potensi desa yang meredup akibat Covid-19, Universitas Diponegoro bersama Exovillage membuat program Kuliah Kerja Tematik bertemakan "Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDG's". Exovillage adalah sebuah platform yang mendorong perkembangan era digitalisasi pariwisata, ekonomi kreatif UMKM, dan budaya di pedesaan dengan pendekatan teknologi 4.0. ExoVillage memberi kemudahan dalam memperkenalkan potensi-potensi desa mereka kepada masyarakat luas dengan lebih efisien dan efektif.Â
Melalui program ini, saya Qurrotu Aini dengan teman saya Dea Natalia Sihaloho, Farahdina Khairani Azzahra, Soima Desy Arumsari, Ilham Alva Nazali, dan Muhammad Faisal Anggoro sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro ikut berpartisipasi aktif dalam program KKN Tematik ini. Kami memilih Desa Candirejo sebagai desa tujuan kami sebagai upaya mendorong potensi Desa Candirejo agar lebih terekspos lagi untuk kedepannya.
Desa Candirejo adalah desa yang terletak di Sangen, Candirejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Desa Candirejo terletak 3 km ke arah tenggara dari pusat peradaban dunia Candi Borobudur. Desa Candirejo diresmikan menjadi desa wisata oleh Bapak I Gede Ardika selaku Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 19 April 2003.Â
Baru-baru ini Desa Candirejo juga dinobatkan sebagai desa wisata berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Beragam potensi desa tersedia di Desa Candirejo mulai dari pariwisata, home industry UMKM, dan kesenian tradisional. Potensi pariwisata seperti Balkondes Candirejo, Watu Kendil, Ladon Little Island, Tempuran, dan Tuk Air Asin. Produk UMKM Home Industry di Desa Candirejo yang juga memiliki kekhasan yaitu Mangut Beong, slondok, keripik tempe, keripik pisang, dan seni pahat. Di sana, masih kental juga budaya berupa pagelaran tari, gamelan, dan juga acara keagamaan lain.
Dalam menjalankan kegiatan KKN Tematik ini, ada empat program yang diangkat yaitu Pertama, program identifikasi desa berupa memetakan potensi-potensi yang ada di Desa Candirejo. Kedua, program pemberdayaan masyarakat, berupa memberdayakan masyarakat desa dengan tujuan meningkatkan skill masyarakat agar bisa mempromosikan desanya. Ketiga, program literasi digital berupa program yang bekerja sama dengan kader dari Desa Candirejo dengan diberikan pelatihan oleh tim Exovillage dan tim KKN.Â
Nantinya kader tersebut dapat mempromosikan potensi wisata desa dengan menggunakan platform ExoVillage dan melanjutkan program - program yang sudah dibuat oleh mahasiswa sebelumnya. Program yang terakhir yaitu roadmap berupa pembuatan rancangan pengembangan wisata desa masa mendatang oleh mahasiswa sebagai upaya dalam pengembangan potensi di sektor pariwisata.