Dikalangan remaja saat ini, terutama mereka yang baru memasuki remaja awal seringkali mengalami masalah dengan pola tidur. Apalagi remaja yang sudah terjun dan bermain dengan yang namanya asmara, maka tidak menutup kemungkinan untuk mengalami stres. Bukan hanya asmara saja akan tetapi mata pelajaran, keluarga, teman sepermainan and so on juga mampu menjadi sumber dari stres. Stres terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara perubahan lingkungan dengan ought self, dengan diri kita maka terjadilah yang namanya stres. Terkadang dalam aktifitas sehari-hari kita yang dapat dikatakan monoton juga mampu menjadi stressor-stressor akan munculnya stres. Mungkin selama ini kita mengetahui bahwa ketika kita tidak mampu untuk memulai tidur berarti kita mengalami stres atau dalam ilmu psikologi dinamakan dengan insomnia. Namun dalam buku psikologi abnormal karangan Jeffrey S.Nevid,dkk mengatakan bahwa tidur adalah peralihan perilaku dari stres.
Hmmm masa iya kita yang sering tidur malah dikatakan stres???
Perlu kita ketahui makna dari stres itu sendiri menunjukkan adanya  tekanan atau tuntutan yang dialami individu/organisme agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri. apabila tekanan atau tuntutan tersebut terus diberikan maka bukan hanya stres yang terjadi akan tetapi akan mengalami depresi. Faktor-faktor yang menyebabkan stres sangatlah beragam mulai dari faktor sosial, lingkungan maupun faktor internal. Sebagian dari kita menganggap stres merupakan hal yang sepele, kenapa sepele karena stres terjadi dibawah alam sadar kita, yang mana hal tersebut tidak pernah kita rasakan dalam keadaan sadar.  Dan kita sering mengatakan bahwa stres terjadi di daerah kognitif kita, pusat terjadinya stres hanya dikepala tepatnya di otak kita.
Namun, secara ilmiah menurut buku psikologi abnormal karangan Jeffrey S.Nevid,dkk, pusat stres bukan hanya otak kita namun stres terjadi diseluruh tubuh kita, ada titik-titik tertentu yang menjadi penyebab stres, untuk lebih jelasnya agar dikaji dalam ilmu kedokteran, hehehe
Ada beberapa cara untuk meminimalisir stres, salah satunya yaitu dengan tidur. Tidur adalah salah satu peralihan perilaku kita ketika mengalami stres. Daripada kita stres, banyak fikiran banyak beban maka kita lebih memilih untuk tidur. Naaaah, tidur yang seperti itulah yang dinamakan tidur ketika mengalami stres. Karena dalam proses tidur neuron-neuron dalam otak kita ikut tenang, aktivasi neuron tidak bergerak dengan cepat seperti kalanya saaat kita aktivitas. Untuk itu tidur sangatlah diperlukan bagi manusia, agar mampu merepres atau meminimalisir tegangan-tegangan yang terjadi di otak kita. Selain tidur ada juga cara yang mampu untuk meminimalisir stres yaitu dengan mendengarkan music yang melow, atau bisa juga dengan music kesukaan tetapi yang tidak berunsur rock karena music sebagai bentuk relaksasi dan  merefresh tegangan yang terjadi di otak kita.
Nah bagi teman-teman semuanya terutama kalangan remaja yang pada masa-masa perkembangan produktif ini maka perlu adanya kesadaran diri untuk tetap menjaga kondisi kita baik itu secara fisik maupun secara psikis. Karena efek dari pada masalah yaitu konflik, setelah konflik maka terjadilah  frustasi, setelah frustasi maka akan mengalami stres, kemudian naik satu tingkat menjadi depresi, mau naik satu tingkat lagi yaaa menjadi gangguan kejiwaan. Dilihat dari hirarki atau tingkatan-tingkatan dari pada stres, stres termasuk dalam kategori yang tinggi juga yaa, stres sudah mendekati tingkatn akut, karena setelah stres akan mengalami depresi. Nah lo sereeem kaaan. Makanya teman-teman kalau mempunyai suatu masalah, sekecil apapun masalahnya sebaiknya segera untuk diselesaikan dan juga perlu adanya teman sebagai tempat pekepasan emosi. Preventif lebih baik daripada kuratif, Mencegah lebih baik daripada mengobati.  That right and keep spirit guys :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H