Mohon tunggu...
Qurrota Ayun
Qurrota Ayun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Saya seorang mahasiswa dari Universitas maulana malik ibrahim Malang yang memiliki hobi healing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Naik Ekonomi Sulit

17 September 2022   13:13 Diperbarui: 17 September 2022   13:22 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Opini Kenaikan BBM

Kabar yang sedang menjadi perbincangan masyarakat sekarang, ialah mengenai Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan harga kenaikan bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022), sejak pukul 14.30 WIB. Kenaikkan harga BBM ini mencakup BBM jenis pertalite, solar, maupun pertamax.Harga BBM pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan harga solar, dari sebelumnya Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 perliter, dan untuk pertamax dari Rp 12. 500 menjadi Rp 14.500 perliter. Hal ini akan membuat lunturnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah tentang mensejahterakan rakyat. Tapi justru pemerintah membuat masyarakat kebingungan akan hal ini. Kenaikan Harga BBM subsidi dinilai dapat membebani masyarakat di tengah kondisi perekonomian belum membaik pasca pandemi Covid-19. Setelah pengumuman kenaikan harga tersebut, beragam penolakan datang dari berbagai elemen masyarakat, kritikan bahkan kecaman keras pun dilontarkan kepada pemerintah yang dinilai semakin memiskinkan rakyat salah satunya dari kalangan mahasiswa yang melakukan aksi demo. Atribut spanduk dan baliho dengan berbagai tulisan yang menyatakan penolakan atas kenaikan BBM menyertai aksi ini. Dalam orasinya, perwakilan mahasiswa memberikan pernyataan sikapnya. Pertama menolak kenaikan harga BBM, kedua pemberantasan mafia migas dan pertambangan, ketiga penolakan kenaikan tarif dasar listrik, keempat penundaan proyek Program Strategis Nasional (PSN) yang tidak berpihak pada rakyat, kelima pembubaran lembaga negara yang tidak berfungsi maksimal dan membebani APBN, serta keenam merealokasi anggaran untuk mendukung subsidi BBM. Demonstrasi yang sedang berlangsung saat ini bukanlah tanpa alasan. Karena kenaikan BBM dinilai akan membawa dampak yang sangat luas kepada ekonomi masyarakat. Selain akan menyebabkan tingginya inflasi, juga akan meningkatkan angka kemiskinan.Tentu dengan naiknya harga BBM, maka harga-harga kebutuhan di sektor pangan, dan sektor lainnya juga turut naik. Contohnya beberapa hari lalu cabai rawit merah, cabai hijau, bawang putih, dan bawang merah juga mengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut disebabkan karena alat transportasi angkutan sembako yang umumnya menggunakan bahan bakar jenis solar. Sementara solar bersubsidi juga naik sebaiknya pemerintah mempertimbangkan atau meninjau kembali kenaikan harga BBM, terutama BBM jenis solar karena sangat memberatkan rakyat.Ya kalau bisa ditinjau kembali, bila perlu dibatalkan. Tapi yang penting itu BBM jenis Solar bersubsidi, karena dampak sangat panjang. Menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dikhawatirkan akan menggerek tingginya inflasi hingga akhir tahun sehingga berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi. Pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, masyarakat kemungkinan akan lebih fokus mengutamakan pemenuhan kebutuhan yang krusial, yakni kebutuhan primer. Terkait dengan keinginan, umumnya merupakan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat tersier atau lebih mengarah kepada pemenuhan penghargaan serta aktualiasi diri. Kebutuhan tersier dapat dipenuhi jika kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.Hal-hal yang pada dua dekade lalu kita anggap sebagai sebuah kebutuhan sekunder, saat ini dapat bergeser menjadi kebutuhan primer karena adanya tuntutan jaman. Adanya perubahan perilaku di masyarakat terkait bagaimana antar warga saling terhubung, dapat mempengaruhi terbentuknya pergeseran ini.

Ketika konsumen membeli sebuah produk, kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang saat ini agak sulit atau bahkan tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, kita memerlukan sepeda motor sebagai alat transportasi karena dianggap sebagai moda transportasi yang efisien.

Dengan dana di bawah Rp 20 juta rupiah, ada beberapa jenis merek dan model yang dapat dipilih, baik dalam kondisi baru maupun kondisi bekas. Cara berpikir yang paling umum diterapkan adalah dengan dana yang ada, kita dihadapkan pada berbagai pilihan. Adanya sepeda motor yang dapat dipilih untuk dibeli, menandakan bahwa kebutuhan dapat terpenuhi.Selanjutnya, ketika konsumen menilai, mencari informasi serta mencocokkan pada preferensi pribadi, karakteristik pribadi, aspek keinginan dapat mendominasi. Contoh tersebut menandakan bahwa pada era saat ini, perbedaan antara kebutuhan dan keinginan semakin menipis. Tetapi ada juga dampak positif dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yaitu mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan. Menurut data dalam website Badan Pusat Statistik, di Indonesia penambahan jumlah kendaraan pribadi seperti motor dan mobil semakin meningkat setiap tahunnya. Hal Ini yang menyebabkan kemacetan tidak kunjung membaik. Tetapi dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengurangi kemacetan di jalan -- jalan, selain itu juga akan mengurangi polusi udara Kenaikan harga BBM membuat masyarakat berhemat dan lebih memilih naik transporatasi umum atau nebeng ketimbang membawa kendaraan pribadinya. Hal ini yang menyebabkan pengurangan jumlah transportasi sehingga dapat mengurangi polusi udara, Dan juga mendorong kreativitas dan inovasi kenaikan harga BBM mendorong masyarakat lebih berpikir kreatif dan inovatif untuk menghindari penggunaan BBM yang berlebihan seperti menciptakan transportasi ramah lingkungan. Salah satu contohnya seperti produksi mobil listrik.

 Jadi, kita sebagai warga yang terkena dampak dari akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tentu kita dituntut agar semakin cerdas menentukan hal apa yang krusial dan hal apa yang tidak krusial sehingga kita dapat memilih dengan tepat ketika kita memerlukan membeli suatu barang dan juga kita harus mengurangi pengeluaran konsumtif dengan cara melatih diri kita untuk membiasakan hidup dengan hemat. Selain itu kita juga harus lebih sering menggunakan transportasi non BBM misalnya bersepeda atau berjalan kaki selain dapat menghemat pengeluaran itu juga akan membuat tubuh kita menjadi sehat dan bugar. Dan usahakan mengurangi kegiatan di luar rumah untuk urusan yang tidak penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun