Mohon tunggu...
Qurrota AyunAlkhansa
Qurrota AyunAlkhansa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa S1 Universitas Airlangga jurusan Kesehatan Masyarakat. Menaruh minat pada kesehatan dan gaya hidup. Sedang mencoba hal baru untuk meng-explore bakat dalam diri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Banyak Orang Melakukan Diet yang Salah, Apakah Kamu Salah Satunya?

11 Mei 2023   07:55 Diperbarui: 11 Mei 2023   07:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada dasarnya, diet adalah mengatur pola, cara, dan jenis makanan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai dan menjaga berat badan agar tetap terkontrol.

Menurut Andea (2010), jenis-jenis diet yang sering terjadi terbagi menjadi dua, yaitu diet sehat dan diet tidak sehat. Diet sehat adalah penurunan berat badan yang dapat dilakukan dengan mengubah perilaku menjadi lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengonsumsi makanan rendah kalori atau rendah lemak, serta melakukan aktivitas fisik secara wajar. Sedangkan, diet tidak sehat adalah penurunan berat badan dengan melakukan perilaku yang bisa membahayakan kesehatan, seperti melewatkan waktu makan dengan sengaja, memuntahkan makanan dari dalam tubuh dengan sengaja, menggunakan obat-obat pelangsing, dan sebagainya.

Jika kita melihat kondisi masyarakat saat ini, terdapat kebiasaan saat pandemi yang masih dilakukan hingga sekarang. Efek pandemi covid yang mengharuskan kita di rumah saja membuat kebiasaan baru bagi masyarakat, yaitu jarang bergerak, apalagi untuk berolahraga. Banyak orang lebih memilih untuk duduk di depan hp atau laptop selama berjam-jam dari pada berolahraga. Hal tersebut menyebabkan kalori dari makanan yang dikonsumsi masyarakat yang masuk ke dalam tubuh tidak sebanding dengan kalori yang dikeluarkan. Sehingga kalori tersebut menumpuk dan berubah menjadi lemak yang pada akhirnya akan membuat tubuh kelebihan berat badan atau obesitas.

Namun, penampilan tubuh merupakan hal yang sering diamati oleh masyarakat. Seperti terdapat stigma negatif dan diskriminasi dari masyarakat kepada seseorang yang memiliki berat badan berlebih. Di mana hal tersebut menyebabkan sejumlah orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki keinginan untuk memiliki badan yang ideal.

Hal ini mendorong sebagian masyarakat untuk melakukan diet ketat dan ekstrem untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Padahal, hal tersebut belum tentu aman bagi kesehatan. Saat berat badan turun terlalu cepat, kemungkinan yang hilang bukan lemak, melainkan air. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan. Penurunan berat badan yang drastis juga bisa menyebabkan masalah rambut dan kulit, depresi, mudah lelah, kekurangan gizi, gangguan menstruasi, metabolism tubuh terganggu, dan kehilangan massa otot.

Usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan tanpa diet ketat adalah sebagai berikut:

Defisit kalori adalah salah satu cara menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori harian. Sehingga, kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak lebih banyak dari kalori yang dibakar oleh tubuh. Kamu dapat melakukan defisit kalori dengan memakan lebih sedikit kalori, memperbanyak olahraga, atau kombinasi keduanya.

Salah satu cara dalam melakukan defisit kalori adalah mengubah apa yang dimakan dan diminum setiap hari. Kamu harus fokus pada makanan yang kaya akan nutrisi, tetapi rendah kalori. Kamu juga harus mengurangi jumlah karbohidrat dan gula, serta memperbanyak konsumsi protein. Dalam satu piring makan, kamu bisa membaginya menjadi 50% berisi protein, 20% karbohidrat, dan 30% dari sayuran.

Kamu bisa mengurangi jumlah kalori makanan dalam sehari secara perlahan. Seperti dengan mengurangi 500 kalori terlebih dahulu, kemudian konsisten melakukannya dalam seminggu. Minggu selanjutnya, kamu bisa mengurangi kebutuhan kalori kembali.

  • Intermittent Fasting

Intermittent fasting adalah mengatur pola makan dengan cara berpuasa atau memberi jeda waktu untuk bisa mengonsumsi makanan. Umumnya, IF ini dilakukan dalam waktu 16 jam berpuasa dan 8 jam untuk mengonsumsi makanan. Kamu bisa memilih sendiri waktu yang tepat untuk mulai berpuasa dan mengakhirinya. Seperti dengan berpuasa mulai pukul 18.00-10.00, kemudian bisa makan saat pukul 10.00-18.00.

Akan tetapi, bukan berarti kamu bisa bebas makan apa saja di saat jam boleh makan. Kamu tetap harus menjaga pola makan agar diet dapat berjalan lancar. Kamu tetap bisa mengonsumsi air atau minuman lain yang tidak mengandung kalori saat waktunya berpuasa.

  • Menjadikan Olahraga Sebagai Kebutuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun