Mohon tunggu...
Qur Rohman
Qur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ciptakan rasa senang, pastikan anda bisa

Bismillah namsyi ala barakatillah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akhirnya Semua Sadar, Corona Bukanlah Aib

16 April 2020   06:00 Diperbarui: 16 April 2020   10:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat menjadi perbincangan hangat, dan menyadari bahwa pasien virus corona baik PDP maupun ODP bisa diumumkan kepada publik.

Beberapa hari lalu ,saya sempat menulis "Menjadi Aibkah Bagi Keluarga jika Privasi Penderita Corona disebarluaskan Kepada Khalayak Umum,".

Hal itu dinyatakan Presiden Jokowi pada pertama kali tepatnya 2 Maret 2020, saat warga negara kita dinyatakan positif corona, dilansir detik.com. ia mengatakan ada dua pasien positif, ibu (64) dan anak (31).

Meskipun hal tersebut disesalkan ketua RT setempat. Adalah Teguh Prawiro, selaku Ketua RT Sukamaja.

Awalnya ia mengetahui bahwa salah satu warga ada yang positif corona. Meskipun dia mengetahui hal tersebut dari media massa bukan dari aparatur pemerintah, sebagaimana dilansir wartaekonomi.co.id.

Setelah kejadian tersebut, pertanggal 10 Maret, WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia menyurati presiden Jokowi agar mengumumkan virus corona sebagai darurat nasional. Surat ini dikirim Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir m.detik.com.

Dalam surat berisi lima poin, yang salah satu mendidik dan menginformasikan kepada publik serta keterlibatan aktif dari masyarakat.

Toh, walaupun begitu tanggal 13 Maret, presiden Jokowi masih enggan menyebarluaskan lagi privasi korban corona secara vulgar mengenai tempat dan data kronologi korban, yang pada saat itu penderita corona meningkat drastis.

Hal ini tentu saja dengan dalih agar tidak menimbulkan kegaduhan publik meskipun ia ingin membuka data pasien kepada publik.

Alasan lainnya adalah pemerintah menjaga privasi pasien. Sebab, jika data penderita tersebut diumumkan, maka citra pasien akan dinilai buruk dimata masyarakat, dilansir tirto.id.

Seiring berjalannya waktu akhirnya semua sadar bahwa pasien corona virus bukanlah aib lagi. Lagi-lagi dalam hal ini jokowi lewat siaran persnya meminta agar data pasien baik PDP maupun yang positif diumumkann ke publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun