Work For Home (wfh) merupakan solusi atas masalah yang terjadi baru-baru ini. Langkah ini dipilih karena dinilai efisien. Efisiensi waktu, tempat dan biaya. Langkah ini diambil akibat pandemi covid-19 yang semakin menghawatirkan.
Corona Virus Desaise 2019 menganjurkan kita agar lebih banyak menyendiri. Maksudnya tidak mengadakan acara besar yang mengundang banyak massa, perkawinan, akses lalu lalang manusia ditutup. Hingga sistem pendidikan dan pemerintahan dilakukan dengan via daring (online).
Selain itu, juga disarankan mengkonsumsi banyak vitamin c, banyak makan, banyak minum, banyak makan telur, dan terakhir minum susu.
Tujuannya satu agar sistem imun kita kuat. Sebab, jika tubuh kekurangan imun dimungkinkan virus corona cepat menyerang daya tahan tubuh kita, kata ahli virus, Zank Hongkwen.
Jika semua dilakukan via online, pantaskah petani melakukan pekerjaan sistem daring juga. Mengairi sawah via online, menanam benih juga begitu, menyiangi padi via daring. Ini mungkin hal aneh, namun itulah kenyataannya.
Belum lagi ketika panen, ingin menyiangi padi tak cukup hanya satu orang. Pastinya mengumpulkan massa. Masyarakat kita kalangan bawah, bukan seperti mereka yang kaya menggunakan alat berat, semacam traktor.
Pemerintah harus mengerti. Indonesia adalah negara Agraria. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Di daerah manapun itu, semua serba tani. Semua pasti ada sawahnya baik kota apalagi desa.
Mengumpulkan massa ketika menyiangi sawah sudah membudaya di negeri ini. Sangat sulit menerapkan social discanting ala intruksi itu.
Pantaskah kita menyuruh petani melakukan pekerjaan via daring. Jawabannya jelas tak mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H