Tak habis-habis nya banjir melanda ibu kota jakarta. Seakan fenomena banjir adalah hal yang biasa disaksikan warga sekitar. Selasa menjadi hari penting, dimana  banjir kali ini menggenangi seluruh wilayah jabodetabek.
Senin malam (25/2) hujan besar mulai mengguyur kawasan ibu kota. Tepat ketika orang-orang bangun pagi (selasa) halaman rumah yang tadinya tanah berubah menjadi genangan air.
Hari itu (selasa) merupakan hari terparah dibandingkan hari sebelumnya. Banjir yang melanda sebagian besar wilayah jakarta nyaris tak bergerak. Banjir kali ini berhasil menggenangi kawasan perkantoran, tol, rumah sakit hingga sekolah.
Selain itu ya pastinya kawasan rumah warga. Kondisi ini membuat PT. PLN, penyedia layanan listrik menonakifkan gardunya. Sebanyak 326 gardu dinonaktifkan karena takut mengakibatkan bencana tambahan. di lansir dari suara.com.
Bahkan dari bahagianya, si banjir merembet hingga ke istana negara dan bundaran HI.
Lantas apa solusi yang dapat kita perbuat.
Nyatanya ditengah keadaan genting seperti ini, Gubernur Anies menuai banyak komentar tak sedap. Tak sedikit dari mereka menyalahkan kinerja gubernur. Bukannya mencari solusi ataupun jalan keluar. ingat, Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Bukan malah asik-asikan membully.
Rupanya jauh-jauh hari pak anies sudah menyiapkan formula tuk mengatasi banjir. Formula naturalisasi, formula membangun kolam retansi dan waduk, formula tanggul di pesisir utara, hingga formula resapan air.
Namanya juga formula kadang berhasil kadang tidak. Sama seperti periode sebelumnya para gubernur sudah menyiapkan formula tuk mengatasi banjir. Namun, banjir ibu kota masih ngeyel menerobos berbagai formula tersebut.
Seperti biasanya, kalau ada terobosan lalu gagal maka, siap-siaplah si empunya bakal banjir juga oleh komentator-komentator tak diundang.
Emang sih melakukan sesuatu yang tak harus berpendidikan itu ada empat: mencaci, mengomentari, membully, marah-marah sendiri. Tidak usah lulus SMA anak kecil aja sudah pasti tau lakukan ini. Hehehe.