Zaman yang semakin maju membawa banyak perubahan, mulai dari krisisnya orang yang tidak sadar akan pentingnya shalat, mereka mengira bahwa Shalat adalah aktivitas membuang waktu, dan bukanlah hal yang penting. Padahal, shalat yang konsinten akan memberikan ketenangan hati dan stabilitas mental.
Jika kita lihat, konsisten dalam pengertian umum adalah kemampuan untuk bertindak secara teratur, stabil, dan berkelanjutan, Didalam Islam konsistensi dalam beribadah adalah perjalanan spiritual, yang mebutuhkan keteraturan, stabilitas dan keberkelanjutan, untuk menggapai ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah SWT.
Ibadah Shalat merupakan kewajiban fundamental, artinya shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang diamalkan dalam lima kali sehari semalam, tidak dapat ditinggalkan oleh semua umat Islam yang sudah baligh dan berakal. Selain itu, Shalat adalah sarana melatih disiplin dan konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Terdapat pada surat Al- Baqarah (2: 238)
Artinya : Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wus.) Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.
Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga seluruh waktu shalat dengan disiplin dan perhatian khusus, terutama pada Shalat Wustha. Menurut pendapat yang masyhur, salat Wus adalah salat Ashar.
Yaitu shalat yang berada di tengah kesibukan sehari-hari. Dan juga pembahasan Khusyuk dalam shalat, menjadi sebuah kunci. Dimana shalat yang dilakukan dengan hati yang tenang (khusyuk) dan penuh perhatian akan membawa ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Allah.
Beberapa hal untuk mengatasi tantangan kontemporer:
- Manajemen Waktu: Ayat ini mengingatkan kita untuk mengatur jadwal harian dengan baik, sehingga semua shalat dapat ditunaikan tepat waktu.
- Kualitas Ibadah: Khusyuk dalam shalat membutuhkan usaha untuk mengurangi gangguan, baik dari teknologi maupun kesibukan lainnya, agar shalat dapat dilakukan dengan konsentrasi penuh.
- Prioritas: Shalat wustha, sebagai contoh, mengajarkan kita untuk memberi prioritas pada ibadah meskipun berada di tengah kegiatan sehari-hari yang padat.
Dalam konteks tantangan kontemporer, ayat ini tentu relevan, sebagi pengingat kita untuk tetap berdisiplin dan menjaga kualitas ibadah meskipun dihadapkan pada berbagai gangguan dan kesibukan. Memahami dan mengamalkan ayat ini dapat membantu seorang Muslim untuk mempertahankan keseimbangan antara kewajiban spiritual dan tantangan dunia modern.
Referensi
Saiful Hadi El-Sutha, Shalat Samudra Hikmah, , Cet 1 Jakarta, penerbit wahyu Qolbu,2016 hal 4
Ovi Armylia, "Pengamalan Ibadah Shalat Wajib pada Remaja di Desa Rajabasa Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur," Skripsi, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H