Mohon tunggu...
QUROTA AYUNNINA
QUROTA AYUNNINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - qurotaayunnina

Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapkah Calon Guru Menerapkan Strategi Pembelajaran Contextual Teacher Learning (CTL) pada Siswa di SD?

29 Juni 2021   16:19 Diperbarui: 29 Juni 2021   16:32 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan mulai diberikan kepada anak usia dini. Hal ini terlihat bahwa pendidikan sangat berperan penting bagi setiap anak. Tanpa diberikan pendidikan, seorang anak akan mengalami perubahan-perubahan yang negatif. Dengan begitu tidak hanya guru yang berperan, tetapi orangtua juga ikut andil dalam setiap perjalanan yang dialami oleh anak. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran yang sangat penting. Tak hanya berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu nya saja, banyak sekali peran guru dalam proses pembelajaran. Disinilah guru harus siap dan mempunyai ide-ide baru untuk diterapkan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan kata lain guru harus menguasai strategi-strategi pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik.

Lalu apakah guru siap dan dapat menguasai strategi-strategi pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didiknya? Salah satunya adalah pembelajaran kontekstual. Penasaran kan apa itu pembelajaran kontekstual? Nah, jadi pembelajaran kontekstual adalah suatu proses belajar mengajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari. Hal ini sejalan dengan menurut Johnson (dalam Kadir, 2013: 25) mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses Pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

Dalam pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (AuthenticAssessment). Artinya dengan adanya komponen-komponen tersebut diharapkan guru mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran kontekstual dan peserta didik dapat menerimanya dengan baik dan tepat. Menurut Kunandar (dalam Kadir, 2013: 25) ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain:

  1. Adanya kerjasama antara semua pihak
  2. Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem
  3. Bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
  4. Saling menunjang
  5. Menyenangkan, tidak membosankan
  6. Belajar dengan bergairah

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pembelajaran kontekstual ini, meliputi: adanya umpan balik, penggunaan berbagai alat bantu, belajar kelompok, model demokrasi, peningkatan pemahaman siswa, evaluasi berdasarkan penilaian autentik, pembelajaran diformat berdasarkan tempat dan waktu yang tersedia, dan informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual, menurut (Rusman, 2010, 199-200) dalam (Nasution, 2017: 118-119) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru:

  1. Mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
  2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang akan diajarkan
  3. Mengembangkankan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
  4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya
  5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasim model, bahkan media yang sebenarnya.
  6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

DAFTAR RUJUKAN

Kadir, Abdul. (2013). Konsep Pembelajaran Kontekstual di Sekolah. Dinamika Ilmu. Vol. (3). Halm 17-38.

Nasution, W. N. (2017). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.

Undang-Undang Replublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun