Mohon tunggu...
Qurmasiana
Qurmasiana Mohon Tunggu... Penulis - Living with your life

Qurmasiana wants to live with your life. Sharing life that is beneficial for all Indonesian people with Kompasiana. For all the people of Indonesia. With Qurmasiana, "Living with your life".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meskipun Fisik Tak Sempurna, Abah Zaenudin Selalu Solat Berjamaah Dari Masjid Ke Masjid

22 Juni 2019   15:02 Diperbarui: 22 Juni 2019   15:53 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Muhammad Zaenudin. Atau bisa juga dipanggil Abah Zaenudin. Sebagian besar orang-orang memanggilnya dengan sebutan Ki Njen. Beliau adalah sesepuh yang terkenal di beberapa kampung yang terletak di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Tepatnya di dekat kawasan wisata Gunung Bunder Kabupaten Bogor. Penulis pertama kali bertemu dengan beliau, saat akan mendirikan solat Zuhur berjamaah di Masjid Al-Awwal yang terletak di Kampung Cibening 2 Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Saat penulis akan memasuki area wudlu, penulis melihat beliau sedang wudlu yang wudlunya dibantu oleh seorang Ustaz di masjid tersebut. Atau dengan kalimat mudahnya adalah beliau dibantu diwudlukan oleh seorang Ustaz yang bernama Ustaz Samsul. Setelah selesai diwudlukan, oleh Ustaz Samsul beliau dibopong masuk ke dalam masjid.

Melihat peristiwa tersebut, terbesit rasa penasaran ingin tahu di hati penulis tentang siapakah orang tua sepuh tersebut. Hingga akhirnya penulis mendirikan solat berjajar satu shaf di samping kanan beliau. Selesai solat penulis mencoba bersalaman dengan beliau, namun jemari tangan beliau tidak bisa menggenggam layaknya orang bersalaman bersalaman. Hal ini dikarenakan beliau mengalami kelumpuhan kaki dan tangan yang dialaminya sejak lahir. Selesai berzikir dan berdoa bersama, beliau dibopong kembali oleh Ustaz Samsul ke luar ruangan solat dan didudukan di area pelataran depan ruangan solat masjid. Tepatnya disandarkan di tembok sebelah pintu masuk  ruangan solat. Setelah itu, pulanglah penulis kerumah namun rasa penasaran tentang siapa beliau sebenarnya masihlah tetap ada. Dan rasa penasaran itu tetap ada hingga memasuki waktu ashar.

Ketika akan memasuki waktu ashar, penulis mencoba berangkat ke masjid 15 menit lebih awal. Saat itulah penulis mendapati beliau masih duduk di teras pelataran depan ruangan solat masjid. Saat penulis datang, belum ada jamaah lain yang datang. Saat itulah penulis menawarkan bantuan kepadanya untuk berwudlu. Penulis bopong beliau hingga di area wudlu. Dan penulis dudukan di gazeboh yang ada di depan keran wudlu. Dan saat itulah penulis dapati bahwa beliau benar-benar tidak bisa berwudlu sendiri. Jemari tangannya sudah tidak berfungsi untuk memegang, kakinya pun benar-benar tidak bisa digerakkan. Sehingga jika berwudlupun harus diwudlukan. Dan setelah selesai diwudlukan, penulispun membopongnya ke dalam masjid. Dan ada satu hal yang menurut penulis adalah suatu keajaiban ketika saat membopong beliau. Yaitu penulis tidak merasakan berat seperti beratnya membopong orang dewasa. Konon kata orang-orang di sini, jika yang menolong itu benar-benar ikhlas dan ridlo, maka yang menolongpun tidak akan terasa berat saat membopongnya. Namun jika yang menolong itu tidak ikhlas dan ridlo, maka yang menolongpun akan merasakan berat saat membopongnya.

Singkat kisah, tibalah di ujung mendekati waktu solat maghrib. Penulis mencoba membantu beliau kembali untuk berwudlu. Namun sebelum berwudlu, penulis mulai berkenalan dan berbicara dengan beliau. Ternyata beliau memiliki ilmu agama yang sangat bagus. Sejak kecil beliau selalu melaksanakan solat berjamaah di masjid. Meskipun beliau menyadari memiliki kekurangan fisik, beliau yakin dengan Allah SWT bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat. Bagi beliau kekurangan fisik tidak menjadi alasan untuk menggugurkan kewajiban solat berjamaah 5 waktunya di Masjid. Bagi beliau, solat berjamaah 5 waktu di masjid adalah kewajiban yang harus di jaga hingga di ujung waktu kehidupannya. Bagi beliau, tak mengapa hidup di dunia penuh ketidaksempurnaan. Toh dunia hanyalah alam semu yang bersifat sementara. Karena alam hidup yang sesungguhnya adalah alam akhirat. Yaitu alam syurga yang akan menyempurnakan hidupnya kelak.

Meskipun begitu, beliau tidak sombong dengan segala amal ibadahnya. Karena bagi beliau yang patut sombong hanyalah Allah semata. Dan beliau tidak merasa suci atas segala amal ibadahnya, karena bagi beliau kesucian hanyalah milik Sang Maha Suci yaitu Allah Ajja Wajalla. Beliau berpesan kepada penulis, jika ingin hidup bahagia dan di cintai Allah peganglah 5 prinsip.

  • Yakinlah dengan Allah SWT, karena Allah adalah Zat Maha Suci yang menciptakan alam semesta ini.
  • Iyyakana'budu wa iyya kanasta'iin. Sembahlah Allah dulu kemudian Dia akan menolongmu.
  • Jangan sombong atas segala apapun yang diberikan Allah termasuk menyombongi ibadahmu.
  • Jangan merasa suci dengan segala amal ibadahmu
  • Ingat 5 perkara sebelum datang 5 perkara

Subhanallaah..termenung hati penulis saat mendengar ucapannya. Penulis merasa malu kepadanya. Penulis yang diberikan fisik sempurna oleh Allah SWT masih suka lalai untuk mengingatNya. Sedangkan beliau yang memiliki fisik yang jauh dari kata sempurna, bisa selalu tepat waktu dalam beribadah kepada Allah SWT. Bahkan beliau selalu bisa mendirikan solat berjamaah 5 waktu di Masjid. Bahkan beliau pernah sampai ke Banten. Hal ini sungguh-sungguh menjadi penyemangat buat penulis agar selalu termotivasi melaksanakan solat berjamaah 5 waktu di Masjid. Subhanallaah...Sungguh suatu pembelajaran hidup yang sangat nyata untuk Penulis. Bahkan tidak hanya untuk penulis sendiri, namun untuk semuanya. Semoga Allah SWT selalu melindungi beliau..aamiin.

Dan bagi siapapun, yang bertemu dengan beliau di Masjid manapun, karena beliau sukanya solat berjamaah 5 waktu dengan berkeliling dari Masjid ke Masjid, maka janganlah sungkan-sungkan untuk membantu beliau mewudlukannya. Karena beliau adalah manusia yang sangat dikasihi oleh Allah SWT. Tidak perlu kwatir, karena balasannya Insa Allah adalah doa beliau dan tentunya Insa Allah akan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.  aamiin


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun