Kesehatan di dalam diri kita, sangatlah penting untuk dijaga. Selain itu, dengan menjaga kesehatan  sebaik mungkin dapat membuat tubuh terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menjaga kesehatan mental. Untuk menjaga kesehatan mental itu sendiri harus langsung dilakukan oleh yang bersangkutan, bukan orang lain, karena kitalah yang akan merasakan secara langsung dampak dari kesehatan mental itu sendiri.
Kita semua tahu bahwa saat ini kita berada dalam situasi darurat yaitu pandemi Covid-19 dan pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat pada tgl 3 Juli - 26 Juli 2021. Â Aturan itu berisi himbauan untuk membatasi kegiatan masyarakat terutama agar tidak berkerumun di warung-warung, di hajatan, di rumah-rumah , juga sekolah. Yang semula berancang-ancang untuk mulai melakukan pembelajaran , bahkan liburan , kini harus menyimpan niatnya kembali.Â
Berbagai ketakutan pun muncul, mulai dari ketakutan akan cerita hidup di masa depan, hingga pertanyaan-pertanyaan sederhana namun masuk ke dalam hati dan pikiran, seperti:
1.Kamu kapan lulus? Perasaan teman-teman seangkatanmu udah pakai toga semua, kamu sering nggak kuliah ya? Keseringan main nih
2.Kamu kapan kerja? Sepertinya teman-temanmu sudah bisa memiliki aset masing-masing, lha kamu kapan?
3.Kamu kapan menikah? Tuh mantan kamu udah lamaran, nggak mau nyusul apa?
4.Kenapa belum menikah? Kamu sih pilih-pilih banget, mangkanya jangan pilih-pilih tau
5.Kamu kapan punya baby? Jangan ditunda-tunda, nggak baik lho
Pertanyaan di atas bagaikan vonis yang serta merta dituduhkan tanpa adanya sebuah bukti yang jelas. Hanya senyum yang bisa dilontarkan, karena di dunia yang sedang tidak pasti ini, pertanyaan tersebut pastinya sulit untuk dijawab. Seakan-akan semuanya menghantam dengan begitu keras, terlebih lagi dengan melihat keadaan saat ini dimana kebahagiaan dan kesedihan terasa begitu berdampingan. Sedangkan bagi yang memberikan pertanyaan akan hadir dengan wujud tanpa dosa.
Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya Mental Breakdown pada masyarakat, khususnya di masa pandemic seperti saat ini. Dilansir dari healthline.com bahwa mental breakdown merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode tekanan mental yang intens. Mental breakdown sendiri bukanlah istilah medis, dan sering dipakai sebagai pola perilaku yang dapat mengganggu aktivitas keseharian seseorang. Selain itu, mental breakdown juga merupakan kondisi kesehatan mental yang disebabkan stres secara berlebihan.Â
Diberlakukan laginya aturan pemerintah untuk berdiam diri di rumah (PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dapat menyebabkan seseorang mengalami stres. Pasalnya, lingkungan yang terlihat hanya itu-itu saja. Tidak sampai di situ, belakangan ini banyak kabar duka yang bertebaran di jagat media sosial, mulai dari angka kenaikan kasus Covid-19 hingga banyak nyawa bertumbangan yang disiarkan selama PPKM Darurat ini. Dengan situasi yang mencekam seperti hari ini, Mental Breakdown terasa semakin dekat dekat.
Maka dari itu, ada beberapa tips yang mampu membangkitkan seseorang untuk berdiri kembali ketika berada pada fase-down, seperti:
1.Mengelola ketenangan jiwaKetika kamu berada pada fase-down, menenangkan diri tidaklah semudah itu, bagaikan menaiki anak tangga namun tiba-tiba terjatuh, akan ada sensasi berupa rasa sakit. Begitulah dengan seseorang yang berada di fase-down, dirinya harus mampu menenangkan diri, dan membuat pikirannya menjadi lebih tenang. Bisa melakukan meditasi, ibadah, atau konsultasi kepada psikolog.
2.Support System
Dukungan dari orang-orang sekitar dan orang-orang tercinta sangatlah penting. Mendapatkan support system berupa semangat mampu memberikan daya dukung yang luar biasa. Misalnya semangat dan kasih saying dari orangtua, pasangan , maupun anak.
3.Positive Feeling dengan penerimaan diri
Tidak semua hal bis akita kendalikan. Maka saat kita berfokus pada hal yang bisa kita kendalikan, segalanya akan terasa lebih ringan. Begitu juga saat merasa sedih , duka, atau Lelah. Rasakan perasaan itu dan temukan solusinya dalam ketenangan. Semakin kita melawan perasaan itu, semakin lelah jiwa kita. Maka dari itu, dalam menghadapi segala sesuatu kamu harus bisa berpikir positif, bahwasanya akan ada hikmah dibalik setiap kejadian yang ada di dalam hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis panduan bagi masyarakat dunia untuk bersama – sama menjaga kesehatan mental. Beberapa diantaranya adalah dengan menimbulkan empati antar sesame khususnya bagi orang yang terinfeksi covid-19. Selain itu juga menghilangkan stigma negative terhadap pasien covid-19. Â